Chapter 15

36 4 0
                                    

Devian tersadar ketika merasakan pergerakan pada genggamannya--Maura tersadar.

"Maura !?" Devian dengan cepat memanggil dokter.

Devian terus memanggil dokter dan melarang Maura yang berusaha mengatakan sesuatu. Maura yang melihat itupun hatinya merasa tercubit. Ia merasa terharu juga sedih karena membuat Devian tampak kacau. Kemudian Devian mengelus lembut rambutnya dan pergi mengikuti dokter untuk membicarakan keadaannya.

"Maafkan aku, Maura."

"Untuk ?," Ucap Maura lemah.

"Aku sudah mencelakaimu dan aku tak tau kalau kau mengidap leukimia," Ucap devian penuh penyesalan namun membuat Maura terkejut.

"Leukimia ?".

"Kau tak tau itu ?"

Tak lama Maura menangis merutuki hidupnya yang tak pernah beruntung, seolah kehidupannya runtuh dengan cepat. Maura kehilangan kontrol, nafasnya meningkat cepat membuatnya sesak, kepalanya merasa pusing. Itu membuat Devian panik dan segera memanggil dokter. Maura terus mengeluh bahwa hidupnya tak lama lagi membuat Devian memeluknya dengan sayang.

"Tidak, berhenti katakan itu. Kita akan mencari cara oke. Aku ada untukmu." Devian terus memberi pengertian namun Maura terus menyangkal, Ia merasa putus asa, dan kehilangan semangat hidupnya.

"Berhenti berpikir itu, Maura. Kau akan tetap hidup !?"

Kemudian Maura mulai melemah membuat Devian memeluknya dengan tangisan yang tak bisa di tahan lagi dan Maura membalas pelukannya sebelum kehilangan kesadarannya.
****
"Mengapa kau kemari Mr. Hart?" Ucap Siska Canggung.

Christian menjelaskan bahwa Ia ingin menemuinya untuk melihat keadaannya namun Siska membantah dan memintanya untuk berhenti menemuinya. Namun, Christian bersikeras akan menemuinya, mengatakan bahwa Ia mencintai Siska dan akan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah terjadi.

"Kumohon, aku akan melakukan apapun untukmu. Bahkan akan membantumu mendapatkan Devian jika itu maumu."

"Tidak !? Aku tak lagi pantas untuknya."

"Tidak jangan katakan itu, Siska. Aku akan berusaha memperbaiki segalanya. Kumohon percayalah padaku."

Setelah pembicaraan panjang akhirnya Siska menyetujui Christian tetap disampingnya membantunya mendapatkan Devian. Untuk rencana pertama, Christian meminta Siska membawakan makanan untuk Devian. Siska mengantarkan makanan tersebut ditemani Christian yang berusaha menguatkan Siska.  

Tok...tok....tok
Devian dan Maura melirik kearah pintu melihat kedatangan Siska dan Christian. Devian merasa terkejut dan panik, Ia takut keadaan Maura memburuk.

"Bukankah kau wanita yang itu pesta itu ?" tanya Maura semabri menatapa Siska dan Devian bergantian.

"Ya, aku tunangan Devian," Siska menjawabnya dengan angkuh. Melihat itu Devian merasa kesal dan tak sanggup menatap Maura.

"Kita harus bicara, Siska." Debian menarik paksa Siska yang terua memberontak.

"Tunggu, aku ingin bicara dengan mu, Dev."

"Apa !? Aku tunangannya. Hargai itu."

"Siska !?" bentak Devian.

Christian kemudian menarik Siska, memohon pengertiannya. Christian berusaha menenangkan Siska sementara ditempat lain, Devian bahkan tak bisa menatap Maura. Maura meminta Debian mendekat dan duduk disampingnya dengan lembut.
****
"Apa dia tunanganmu, Dev ?" tanya Maura ragu.

"Ya, dia tunangan ku," Ucap devian tertunduk malu. Ia merasa menjadi pria yang benar benar tak pantas berada diantar dua wanita yang sangat baik. Kekecewaan tergambar pada raut wajah Maura.

"Tapi--" Maura mengisyaratkan untuk tidak menjelaskan apapun. Ia merasa begitu sakit, hingga tak mampu meski hanya untuk mendengarkan penjelasan singkatnya. Kemudian Maura menatap lama Devian yang tertunduk.

"Maafkan aku yang terlalu lancang mencintaimu, Dev. Aku terlalu lancang untuk itu bukan ? Kita bertemu dalam situasi yang buruk namun perasaan ini berkata lain." Pengakuan Maura kali ini membuat Devian terkejut, "Maafkan aku, Maura."

"Apakah kau mencintainya ?" tanya Maura dengan perasaan yang berkecambuk.

Lama Devian menimang, lalu Ia memilih untuk menceritakan segalanya mengenai Siska, Flora, dan perasaannya.
Ada perasaan kecewa yang Maura simpan terdengar dari nadanya ketika Ia meminta Devian memanggilkan Siska.

"Aku begitu egois, bukan ?"

"Tidak, Maura" ucap Devian kembali menghampiri Siska sembari mengelus rambutnya dengan lembut dan tersenyum.

Man From The DarknessWhere stories live. Discover now