The Transmigator ( S.A.S )

6.5K 406 13
                                    

°Π__Π°

Di sebuah hutan yang luas, dimana tak terdapat cahaya matahari maupun cahaya bulan bersinar, seorang gadis kecil berusia 13 tahun terkapar tak sadarkan diri dengan luka di tubuhnya tampak mengenaskan. Gadis itu mengenakan yukata berwarna biru laut dengan jubah putih yang kini sudah lusuh, kotor, dan robek.

Kelopak mata itu perlahan terbuka menampakkan mata sebiru langit sejernih air. Mengerjapkan mata, gadis kecil itu tersadar bahwa ia sendirian, di hutan. Gadis kecil itu mendudukkan dirinya sambil meringis menahan rasa sakitnya sambil memegangi lengannya yang terluka. Tubuhnya terasa mati rasa hingga ia sulit menggerakkan tubuhnya. Ah, sepertinya ia terluka sangat parah.

Menghirup nafas panjang dan membuangnya perlahan sambil memejamkan matanya berharap rasa sakitnya berkurang. Setelah berulang kali melakukan itu, ia membuka matanya dan melihat sekelilingnya dan berkeringat dingin.

"Ini.. Di mana?"

Seingatnya ia sedang menjalankan misi dan meninggal karena kesalahan yang terjadi saat misi berlangsung. Dan sekarang, ia berada di hutan dan ia sendirian. Dan juga, hutan ini sangat gelap.

Gadis itu merasakan keanehan pada tubuhnya. Ia lalu ia menunduk dan melihat bahwa kakinya mengecil, begitu juga dengan anggota tubuh yang lainnya. Ini bukan tubuhnya yang asli! Ini adalah tubuh orang lain!

Ia berpikir sejenak dan menyadari bahwa pakaian yang ia kenakan merupakan pakaian jaman dulu, bukan pakaian misinya.

Setelah menganalisa,  ia akhirnya mengerti bahwa ia tidak mati, namun jiwanya beralih ke tubuh orang lain di masa lalu.

Dari ingatan yang masih tersimpan, ia mengetahui beberapa hal. Seperti namanya, Naruto.

Ya, hanya Naruto.

Mirip sekali, bukan?

Dari ingatannya juga, ia tahu bahwa tubuh gadis kecil ini sangat lemah dan tidak bisa menampung chakra. Ia hanya seorang gadis lemah yang tidak memiliki identitas khusus. Tak memiliki orang tua ataupun hanya sekedar kerabat dekat. Ia hanya seorang diri. Diusir dari desa tempat ia bertahan hidup karena dianggap sampah dan aib desa secara kejam dan itu berhasil merenggut nyawanya. Namun, karena jiwanya telah menempati tubuh gadis kecil ini, maka ia pastikan bahwa mereka akan menyesali perbuatan mereka.

Ia kemudian meneliti sekitarnya kemudian ia menemukan bahwa di dekatnya, sebuah pedang panjang berwarna merah tergeletak.

"Bukankan ini adalah pedang yang aku ambil?" tanyanya pada diri sendiri dan mengambil pedang itu.

Ia kembali meneliti pedang itu dan tak melewatkan apapun.

"Tidak salah lagi, ini memang pedangnya. Tapi... Bagaimana bisa berada di sini?" ia mengernyit bingung.

"Atau, pedang ini yang membuat jiwaku terdampar di tubuh gadis ini? Masuk akal."

Ia mengangkat bahu tak peduli. Toh, ia juga bersyukur karena diberikan kesempatan kedua untuk hidup.

Ia kemudian bangkit dan merapihkan penampilannya dan berjalan ke tempat di mana ia mendengar suara riak air. Ia harus membersihkan tubuhnya, terlebih ia sedang terluka.

Walaupun kesulitan, ia tak berhenti dan terus menahan rasa sakitnya.

Dalam hati ia mengutuk.

'Ck, mengapa tubuh ini lemah sekali sih?!'

Ia sempat berfikir, mengapa harus ia yang berpindah jiwa.

Kehidupannya biasa-biasa saja, amalnya juga kurang baik, jarang ke kuil, dan yang terpenting, ia adalah seorang pembunuh.

The Transmigator ( S.A.S )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang