Prolog

4.7K 274 12
                                    

Selamat Datang ke cerita baru yang tak terduga-duga ini! Sebenarnya dari awal nuna mau publish cerita yang lain... eh mendadak dapet anugrah dan langsung dapat ide buat cerita ini.

Ini pertama kalinya nuna nulis cerita dengan genre Fantasy, semoga kalian suka ya...
Cerita ini murni dari ide nuna dan tidak mengopy pihak mana pun. Mohon bantuannya jika mencium bau-bau pelagiat... ILY guys!

Happy Reading!
Sorry for typo!

-

(11 November 2002)

Seorang pria sedang mondar mandir di depan ruangan bersalin, raut kecemasan tercetak jelas di wajahnya.

Di sisi lain tampak seorang wanita tua yang terduduk sambil mengangkat sebelah kakinya bak ia sang penguasa disana, dan jangan lupakan anak lelaki yang terduduk disampingnya. Anak lelaki itu tampak bingung melihat sang ayah yang terus berjalan kesana kemari, dan wanita tua itu malah asik mengupil sambil tersenyum penuh arti.

"Oekk... Oekk..." Tangis bayi terdengar jelas dari dalam ruang bersalin itu. Sang pria tampak mengelus dadanya sambil mengucapkan rasa syukurnya kepada sang pencipta karena buah hatinya lahir sempurna ke dunia.

"Yeah...!" Pekik wanita tua itu senang lalu mengelap jemarinya ke baju anak lelaki disampingnya. Wanita itu berdiri lalu mendekati pria yang sudah menunggu tepat di depan pintu.

Setelah menunggu beberapa lama pintu itu pun terbuka dan menampilkan dokter dengan senyuman bahagia.

Sang dokter yang akan bicara mendadak terhenti saat wanita tua itu menabrak tubuh dokter itu karena sudah tak sabar untuk melihat yang ia tunggu-tunggu.

Wanita tua itu menatap bahagia saat melihat box bayi yang terletak tepat disamping wanita yang tersenyum bahagia.

"Cucuku yang cantik!" Pekik wanita tua itu bahagia, sang pria yang baru saja berdiri disamping wanita tua itu pun ikut tersenyum bahagia.

"Kaifah! Sang penerusku!" Pekik wanita tua itu bahagia, membuat pria dan wanita yang awalnya tersenyum bahagia mendadak memucat.

-

"Ini adalah ulang tahun Ipeh yang kedua, papa sangat bersyukur Ipeh belum menunjukkan hal-hal aneh yang kita khawatikan ma." Ucap pria yang bernama Gerald itu kepada sang istri yang sedang meletakkan lilin berangka 2 di kue tart berbentuk strawberry.

"Kaifah pa, bukan ipeh! Ini sudah 2004 dan kalian dengan jahatnya memanggil putri cantikku itu Ipeh. Ia pasti malu jika remaja nanti, nama teman-temannya pasti keren-keren." Protes wanita yang bernama Bianca.

"Baiklah istri cantikku." Balas Gerald lalu mencium pipi istrinya itu. Dengan nakal Gerald melangkahkan jemarinya di lengan Bianca, membuat wanita itu tersenyum malu lalu menepuk bokong Gerald gemas.

Suasana romantis itu mendadak terhenti saat suara cempreng memekik kuat.

"Jika kau tidak menurunkan Ipeh aku akan menarikmu ke neraka sekarang juga!"

Gerald dan Bianca saling tatap lalu berlari kearah sumber suara. Gerald dan Bianca mematung saat melihat kejadian luar biasa yang ada dihadapan mereka.

'Dug'

Gerald terjatuh pingsan dan Kue tart yang ada pegangan Bianca terjatuh tepat di wajah suaminya yang tampan itu.

Hal yang mereka takuti akhirnya terjadi, keselamatan putri mereka terancam karena menuruni keistimewaan dari ibu Bianca yaitu Daisy, wanita tua yang sedang menatap makhluk tak kasat mata yang sedang bermain-main dengan Ipeh.

Kaifah sedang melayang-layang di udara seolah ada seseorang yang menggendong sambil memain-mainkan balita berumur dua tahun itu.

Bersambung...

Medan, 09 Februari 2018.

Specialis PuellaWhere stories live. Discover now