Prolog

270 29 7
                                    


Seseorang berlari, Kim Seok Jin –nama orang itu- berlari seperti dikejar sesuatu. Ia tidak percaya pada apa yang baru saja ia lihat, ia pikir semua akan berjalan dengan baik, tapi dugaannya salah. Kotak tipis dalam genggamannya menjadi bukti bahwa cepat atau lambat, hal ini akan terjadi.

Tapi, ini terlalu cepat.

"Ada yang tahu hal ini selain kita?" tanyanya begitu sampai disuatu ruangan tempat berkumpulnya dua keluarga, atau mungkin bisa dikatakan tiga keluarga. Semua dalam ruangan menatap nanar pada Seokjin, salah satu orang terpercaya keluarga Kim.

"Aku tidak mengerti, apa maksudmu?"

"Seseorang telah menyebarkan berita tentang pernikahan Taehyung dengan Jungkook, sekarang sudah menjadi trending topic di Korea Selatan." Ucapnya dengan nafas yang terengah-engah, lari dari lapangan parkir sampai keruangan yang berada dilantai lima ini membuatnya harus menguras banyak tenaga.

"Apa?"

Jungkook menatap Taehyung –pria yang duduk didepannya- dengan tatapan khawatir sekaligus takut. Ia ingin mengaku bahwa ia sempat memberitahu seseorang tentang hal ini, tapi ia terlalu takut, jadi dia hanya bisa menunduk sambil mendekati eomma nya, seakan mengerti, wanita paruh baya itu langsung mendekap anaknya dan berpikir bahwa anaknya sedang khawatir tanpa tahu bahwa orang dalam dekapannya sedang takut, bahkan semakin takut begitu melihat Taehyung menggebrakkan meja dan keluar dari ruangan.

" Hyung." Panggilnya lirih.

Sementara itu, Kim Seokjin yang ikut keluar ruangan bersama Kim Taehyung hanya bisa mengacak rambutnya, frustasi.

Ada nada panggilan dari kotak tipis yang ia genggam sedari tadi, layar yang sebelumnya menampilkan berita Korea Selatan tentang seorang aktor yang menikah dengan seorang pemuda, kini berganti dengan terteranya nama seseorang dan dengan gambar telepon menandakan bahwa ada panggilan masuk. Tanpa pikir panjang ia menerima panggilan itu.

" Tunggu sebentar, Tuan! Anda tidak bisa memutuskan kontrak begitu saja. Hallo? Tuan? Anda masih disana?" Seokjin melihat layar ponselnya dan menggeram kesal begitu layar ponselnya kembali dengan memuat sebuah berita. " Sial!"

Tak berapa lama, ponselnya kembali bergetar, nama orang yang berbeda.

" Ya? Tidak! Anda gila! Taehyung pemeran utamanya, tidak mungkin pemerannya diganti, tuan—" Seokjin menatap ponselnya dan rasanya dia ingin sekali melempar benda itu kalau saja ia tidak ingat kalau ponsel mahal itu masih harus dicicil dua bulan lagi.

" Satu persatu kontrak akan diputus, kau kehilangan pekerjaan. Bahkan penggemarmu bisa saja menghilang, siapa orang bodoh yang akan tetap menjadi penggemarmu jika sudah mengetahui bahwa idola nya gay." Seokjin menatap Taehyung yang masih saja berdiri ditempat dengan pandangan mata yang kosong. Sedetik kemudian pandangan matanya tidak lagi kosong, kini menampilkan tatapan tajam yang mengarah pada Seokjin.

" Kau!" Gumamnya, lalu berjalan mendekati Seokjin, Taehyung mencengkram kerah leher baju Seokjin. " Kau pasti yang sudah membeberkannya ke publik, dibayar berapa, hah?" geram Taehyung marah. Seokjin pasti tersangka utamanya.

" Gila!" Seokjin tak segan lagi menjaga tata kramanya, tidak peduli Tehyung adalah teman kerjanya. " Jika aku membeberkannya berarti sama saja aku kehilangan pekerjaanku dalam jangka waktu yang lama, ingat kau adalah mesin uangku, tanpa kau pasti aku tidak bisa mendapatkan uang, tidak mungkin aku merusak mesin uangku sendiri, bodoh!" Seokjin membalas mencengkram kerah baju Taehyung, dia juga kesal dan marah, ditambah Taehyung menuduhnya sembarangan.

Taehyung berteriak lalu melayangkan bogem mentah ke pipinya. Taehyung kalap, dengan brutal ia menjatuhkan Seokjin dan tetap memukulnya bertubi-tubi, mesin uang katanya?

Pretty Lies : FamilieWhere stories live. Discover now