Chapter 1.2 : BARN

197 24 10
                                    

●○●○

Taehyung keluar dari kamar, ia sudah menghirup aroma wangi dari arah dapur, disana ada Jungkook yang sedang memasukkan beberapa bekal kedalam tas. Melihat itu, Taehyung pun mengerutkan alisnya. " Kau akan pergi?"

Jungkook menghentikan aktivitasnya sebentar, kemudian melihat Taehyung dan mengangguk. "Ya, aku sudah menyiapkanmu makanan, itu semua cukup sampai makan malam."

"kau akan pergi kemana? Taehyung mendekati Jungkook dan duduk dikursi dekat Jungkook. Ia meneliti balutan pakaian yang dipakai Jungkook, sudah rapi seperti ia sudah bangun pagi-pagi sekali untuk mempersiapkan itu semua.

"Bertamasya, bersama Taehwan dan temanku." Jawab Jungkook.

"Kau akan pergi, padahal aku baru saja tiba kemarin sore."

Jungkook mengernyitkan alisnya. "memang kenapa?"

"Aku disini belum ada dua puluh empat jam, kau tidak menghargaiku yang sudah jauh-jauh kesini. Kau tidak boleh pergi."

"Kenapa aku harus mendengarkanmu? Jadi maksudmu aku harus membatalkan janjiku karena kau tiba dinegara ini dengan mendadak sedangkan aku sudah membuat janji sebulan yang lalu, tentu aku akan mendahulukan janjiku terlebih dahulu." Jungkook tidak mau kalah, dia tidak mau lagi menjadi seseorang yang terus menuruti perintah Taehyung.

"Dasar keras kepala!" Taehyung geram dia mengepalkan tangannya dan ingin sekali melampiaskan kekesalannya.

"Kau juga keras kepala, seharusnya aku seperti ini dari dulu."

"sialan. Kau harus mendengarkan aku. Titik."

"Untuk apa? Apa hakmu melarangku?"

" Aku ini-" ucapan Taehyung terhenti dikala lidahnya terasa kelu untuk melanjutkan kalimatnya. Suami, rasanya sulit mengucapkan kata itu.

"Apa? Kau ini apa?"

"Lupakan." Taehyung membalikkan badannya dan pergi menuju ruang keluarga.

Jungkook menghela nafas. "Berdebat dengannya selalu membuang waktuku." Gumamnya. Manik mata Jungkook menangkap sosok kecil yang berdiri dan diam disana sambil menatap kecewa kepada dirinya. Jungkook mengerti, putranya itu paling tidak suka melihat kedua orangtuanya bertengkar. " Maafkan, appa"

Taehwan berjalan mendekati Jungkook, ia duduk di kursi dan meletakkan kepalanya dimeja makan. Ia melihat banyak makanan lezat sudah tersaji didepannya, dan perutnya langsung meminta untuk segera diisi.

"kau lapar?" Taehwan mengangguk. " Baiklah, kau harus mengisi perut kecilmu sebelum kita berangkat."

Taehwan menegakkan badannya, lalu appa nya dengan sigap menaruh sepiring nasi dengan lauk didepannya, dan dengan lahap ia memakan sarapannya. Jungkook mendengar samar-samar Taehyung seperti sedang berbicara, dan suara itu semakin lama-semakin terdengar jelas, dan ternyata Taehyung datang dengan telepon genggam di tempelkan ditelinga kirinya.

"Aku baik-baik saja eomma, tanpa kurang suatu apapun." Ucap Taehyung. Mendengar yang diucapkan Taehyung membuat Jungkook mengerti dengan siapa pemuda itu berbicara. Taehyung melihat keaarah Jungkook dengan Taehwan yang sedang asik makan kemudian menggangguk. "Tunggu." Ucapnya lagi, Taehyung mematikan sambungan telepon dan menghubungi kembali eommanya dengan fitur yang lebih canggih seperti Video call. Kemudian layar telepon genggam Taehyung berubah menjadi wajah seseorang yang sudah lama tidak dilihat Jungkook.

"Eomma!" panggil Jungkook dan dengan cepat panggilannya direspons. " Jungkook apa itu suaramu? Taehyung! Segera berikan telepon genggammu kepada Jungkook, eomma merindukannya." Taehyung memutar bola matanya dan segera memberikannya kepada Jungkook, perintah sang ratu harus segera dituruti.

Pretty Lies : FamilieDove le storie prendono vita. Scoprilo ora