TigaPuluhDua

3K 220 16
                                    

"Om wijaya."

Diandra PoV

Sebenarnya keluargaku sedang berkunjung kerumah nando untuk meminta maaf atas perbuatan abang dan juga kakakku hari ini tapi karna jadwal kuliahku juga sekolah bian yang bersamaan jadi aku memutuskan untuk menyusul mereka setelah kami berdua selesai.

Sebelum kesana kami berdua mampir terlebih dahulu ke toko sekaligus cafe milik tante lena, cheesecake disana membuatku langsung jatuh cinta sampai si pemilik cafe yang tak lain tante lena mengenalku karna menjadi langganan tetap disana. Sepanjang perjalanan kesana bian tak berhenti mengoceh menceritakan banyak hal tentang apa yang ada difikirannya dan yang membuatku tercengang dia menanyakan mengapa lampu lalu lintas tidak berwarna biru saja seperti warna kesukaannya, oh Tuhan anak siapa si itu thor?

'Engga mau ngakuin die, banyak yang mau ngakuin loh benerkan readers? Termasuk gue wkwkwkkw." ~author
'Hehehehe jangan ah, ngga sudi gue anak gue diakuin tante-tante cabe cem kalian haha.' ~diandra
'Aihsss minta di sundut rudal kayaknya nih.' ~authorsenyumdevil
'✌✌ kaboooorrrrrr.' ~ diandra

Back to the topic

Tling

Lonceng pada pintu yang ku buka berbunyi, kami berdua memasuki toko kue langgananku dan menghampiri wanita yang sudah sangat kuhafal perawakannya meski tak melihat wajahnya.

"Hai tante, apa kabar?" Sapaku dan dia menoleh kaget melihatku berdiri dihadapannya terdiam sebentar lalu memelukku yang masih menggendong bian tentunya.

"Oh Tuhan nak, kamu apa kabar sayang lama tak jumpa. Mau pesan yang seperti dulu ya. Eh siapa laki tampan ini?" tanyanya yang kujawab anggukan, tante lena menjawil pipi gembul bian setelah melepas pelukannya dariku.

"Acu ian oma, umulku empat aun."jawab bian saat tahu pertanyaan itu untuknya.

"Ya Tuhan kamu bikin gemas oma aja sayang."gemas tante lena lalu menuliskan pesananku yang sudah ia fahami.

"Aku pesennya 3 box ya tan, buat keluarga juga soalnya hihi. Kalau bisa yang baru keluar dari oven hehe."kataku sambil tersenyum saat pesanan itu hampir selesai ditulis.

Tling
Ku dengar suara lonceng pada pintu berbunyi yang berarti ada pelanggan yang baru masuk atau keluar.

"Beres, kita duduk disana dulu ya sambil nunggu pesenan kamu." Aku mengangguk sebagai jawaban lalu berbalik tetapi alangkah terkejutnya saat aku melihat orang yang kini berjarak hanya lima langkah dariku dan sama-sama ikut terdiam kaget melihatku.

"Om wijaya.." gumamku, jadi lonceng tadi berbunyi karna om wijaya masuk, ya Allah apa yang harus aku lakukan.

"Eh kamu sudah datang jay, kakak kira abis makan siang janjian sama kliennya?" Tunggu tante lena kenal om wijaya dan tadi tante nyebut dirinya apa "kakak", jangan bilang mereka saudara.

"Aku kebetulan abis ketemu klienku dekat sini ka jadi yaa sekalian kesini aja daripada nanti harus bolak balik lagi kan."jawab om wijaya.

"Ooo gitu. Ya ampun tante sampe lupa kamu disini sayang, oh ya kenalin ini adik tante namanya om jaya dan jay ini langganan tetapku sekaligus sudah kuanggap putriku sendiri namanya diandra."ucap tante memperkenalkan kami berdua.

"Hai om apa kabar."sapaku tersenyum lalu menyalami tangannya dan diterima dengan baik sambil mengelus rambutku seperti kebiasaannya dulu kepadaku.

"Alhamdulillah om baik, kamu sendiri bagaimana kabarnya dan keluarga kamu setelah berusaha menjatuhkan keluarga om." DEG aku mematung hatiku yang tadinya menghangat mendapatkan perlakuan tadi menjadi beku seketika tak terasa airmataku menetes tanpa permisi.

My Protective BrothersWhere stories live. Discover now