TigaPuluhEmpat

3.4K 205 28
                                    

Diandra Pov

Dua hari berlalu setelah acara mewek-mewekan dirumah papa kemarin sekarang hubungan keluargaku juga keluarga ka nando membaik. Sudah dua hari ini pula ka nando mengantar bahkan menjemput bian ke sekolahnya bersamaku, bian pun semakin lengket dengan lelaki yang ia panggil daddy itu. Tak ada yang lebih membahagiakan bukan saat orang-orang yang kamu sayangi berada disekitarmu membuat cerita hidup yang didalamnya tak hanya airmata tapi juga canda tawa.

"Die, diandra."aku menoleh kearah suara yang memanggilku

"Hai sheil, kenapa? Oh ya dimana mita, fakhri juga vanya?"tanyaku ketika tidak melihat sahabatku yang lainnya.

"Mereka udah dikantin katanya anak lo juga udah dibawa sama gita ke sana, si fakhri tadi yang minta gita ajak bian kesini jadi biar kita bisa makan siang bareng udah lamakan kita ngga makan siang bareng. Abis itu hangout deh kita ngemall, gue mau beliin ponakan gue sepatu kemarin lucu-lucu banget die pasti bian suka. Si vanya, fakhri sama mita juga mau beliin sesuatu katanya buat bian."cerocos sheila tanpa jeda yang membuatku menatapnya bingung

"Udah ngga usah bingung apalagi protes, kita ngga manjain bian ko cuma kan kita juga pengen ngasih sesuatu buat ponakan kita. Jadi jangan halangin kita hari ini okey." Hatiku menghangat mendengar ucapan sheila tentang mereka yang ikut menyanyangi bian sangat tulus.

"Terimakasih."ucapku dengan serak menahan airmata bahagiaku karna mereka. Sheila memelukku erat,

"Jangan pernah nyembunyiin apapun dari kita princess, kita sahabat lo dan gue lebih dari itu nganggep lo, lo tau itu kan?" Aku mengangguk dan sheila tersenyum membuatku ikut tersenyum

"Aihss si duo kembar malah pelukan disini lo berdua, kita tungguin juga daritadi. Anak lo dah kelaperan noh die." Sumpah rasanya pengen banget kasih bogem ke fakhri, ngerusak suasana bangettttt.

Pletak

"Aauuww..ihhs sakit yank. Kenapa dipikul sih eh dipukul maksudnya."ringis fakhri sambil mengusap kepalanya yang terkena pukulan buku yang tebalnya 5cm, jangan dibayangin puyeng loh hihihi.

"Yank yank endasmu peyang. Sumpah ya ri makin kesini makin bolot banget deh lo, ganggu suasana, moment gue sama die lagi bagus-bagusnya tadi lo ancurin gitu aja."ucap sheila menggebu-gebu dan hanya dihadiahi cengiran juga jarinya yang membentuk huruf 'v'.

"Hahaha uluh uluh cini cini bebeb fakhli aku elus kepalanya biar ngga atit agi."ucapku menirukan suara anak kecil dan fakhri pun bersemangat mendekatiku daaannn

Ctakk

Langsung ku sentil dahinya cukup keras dan menarik tangan sheila menuju kantin sambil tertawa puas.

"Wadaaaaawwww diandraaaaaa kampret lo mahh sakittt woiiii hhhssss. Jangan kabur lo duo kembar."teriaknya yang masih dapat aku dan sheila dengar tapi kami terus berjalan sambil tertawa keras membayangkan betapa pusingnya kepala fakhri sekarang hahahaha.

Jahat lo die ~author
Kenapa? Mau nyobain thor? ~Diandra
Hehehe ngga deh makasih sayy, permisi ~author

Hahahaha

"Heh kalian berdua kenapa ketawa-tawa ngga jelas gitu sih?"tanya mita ketika kami telah sampai dimeja yang berisikan mita, vanya, bian, gita juga arkan.

Tunggu arkan?

Hah? Arkan?

Aku langsung menghentikan tawaku ketika melihat arkan duduk disamping gita, pandangan kami berdua bertemu.

"Diandra"

"Arkan"

Ucap kami berbarengan dan arkan pun bangkit dari duduknya.

"Kamu kapan kembali dan apa kabar?" Tanyanya dan ku lihat gita yang tak nyaman di tempat duduknya, aah aku rasa pasti ada sesuatu diantara mereka berdua ditambah tatapan sahabatku yang berubah tegang.

"Aku baik, iya baru beberapa minggu kemarin aku balik. Oh ya git, terimakasih ya sudah bawa anakku kesini, maaf merepotkan."kataku setelah memutuskan kontak mata dengan arkan.

"Anak?" Kami semua menatap arkan yang kaget mendengar ucapanku.

"Iya bian anakku kan, bian sudah kenalan dengan om arkan nak?"tanyaku dan berjalan mendekati bian yang sibuk dengan gambarnya.

"Cudah mommy, adi uga yang antel om alkan. Daddy to nda emput ian ci mommy?"jawabnya sambil mencium punggung tanganku lalu menatapku.

"Daddy mungkin lagi ada kerjaan sayang makanya daddy ngga jemput bian. Nanti bian tanya sendiri sama daddy ya kalau bian ketemu daddy."kataku dan langsung diangguki oleh bian.

"Bian makan dulu ya nak, mommy pesenin soto ayam mau?"tanyaku dan kembali dijawab anggukan oleh bian, aku memanggil ibu kantin dan memesan beberapa makanan untuk kami semua. Arkan tak berhenti menatapku seakan tak percaya jika bian anakku dan aku tak perduli.

Aku membantu bian merapikan alat tulisnya, memasukkan kembali ke dalam tasnya lalu mengajaknya mencuci tangan di wastafel yang tersedia dikantin kampus.

"Hai boy.."teriak seseorang dari arah belakang saat aku dan bian ingin kembali ke meja kami.

"Daddddyyyyyyyyy."teriak bian heboh dan berlari kearah ka nando yang sudah merentangkan tangannya tapi disisi lain semua mata kini menatap kedua laki-laki yang berbeda usia itu dengan pandangan yang berbeda-beda dan aku sungguh tak peduli.

Setelah berpelukan, mereka menghampiriku dengan bian yang berada digendongan ka nando,
"Daddy nda emput ian ci adi, tenapa ian akal ya dad?"tanya bian yang mengalungkan tangannya di leher nando. Ka nando mencium puncak kepalaku dengan tenang tanpa memikirkan ini tempat umum dan mata yang memandang kami dengan bermacam-macam penilaian.

"Jangan mendengarkan atau memikirkan ucapan mereka karna ini hidup kita. Trust me honey."bisik ka nando membuatku langsung menatapnya dan ia langsung tersenyum menarikku ke meja tempat sahabat-sahabatku berada.

"Maaf sayang, daddy tadi ada meeting sama opa dan daddy keav jadi ngga bisa jemput bian deh. Terus tadi bian dijemput sama siapa?"jawab dan tanya ka nando setelah kami sampai lalu duduk berdampingan tapi bian tetap berada dipangkuan ka nando.

"Cama om alkan daddy, tata uncle akhli on alkan acal miss gita. Acalan itu apa ci daddy?" Tanya bian polos, aku dan nando saling menatap bingung menjelaskan seperti apa pada bian. Aku langsung mengalihkan pandanganku kepada fakhri yang ternyata sudah mendapat hukuman dari ketiga sahabatku yang lain.

"Wadaw sakit sheil.."

"Aduhhh ampun mit, van, elah aduh duh perihhh cubitan kalian."

"Ssshhh... badan gue remuk semua ini."

Jangan ngebayangin apa yang terjadi sama fakhri kalian ngga akan kuat, biar fakhri aja hahahaha.

"Sekali lagi lo ngomong aneh-aneh depan anak gue, siap-siap lo hadapin abang-abang gue ya ri."kataku

"Dan gue juga. Inget itu."lanjut nando dengan wajah datar dan dingin.

"Iya iya sorii elahh, muka kalian bisa dikondisikan ngga mau gue semen biar rata sekalian."jawab fakhri dengan tampang watadosnya

Pletak

"Aisssshhh."ringisnya kembali

"Lo yang bayarin semua belanjaan kita ngemall hari ini, gue ngga mau tahu atau gue aduin kelakuan lo hari ini ke ayang dimas biar kelar hidup lo."seru mita setelah mengetok kepala fakhri dengan sendok.

"Hah? Parah lo mit, ngadu-ngaduan macem emak-emak komplek."kesel fakhri yang tidak digubris mita ataupun kami semua.

"Hueft...RIP isi dompet kesayangan gue."lirih fakhri yang masih kami dengar dan berakhir dengan gelak tawa kami semua melihat tatapan kesedihan fakhri hahahaha.

Diandra POV

Tanpa mereka semua sadari ada seseorang yang tersenyum sangat tipis karna melihat bidadarinya telah kembali dan tertawa lepas.

*****
Aku datang lagiiiii...
Gimana sama part yang ini??
Semoga kalian suka ya dan ngga ada yang niat untuk copy paste sebagian atau seluruh cerita karna ini real pemikiran dan imajinasi aku sendiri.

Jadi alangkah lebih baik memberi dukungan daripada memplagiat.
Yuk, tinggalkan jejak.

Happy reading

My Protective BrothersWhere stories live. Discover now