Mianhae (Chapter 1)

3.3K 273 30
                                    


     "Sijak!" seru seorang ayahnya kepadanya.

     "Ne!" jawab gadis berparas cantik itu.

     Rambut panjangnya diikat dengan pita berwarna hitam. Seakan ingin disamakan dengan sabuknya yang sudah berwarna hitam. Dobok (seragam tae kwon do) yang dipakainya terlihat cocok dengannya. Disempatkannya untuk mengencangkan kembali sabuk hitamnya. Setelah itu menatap sang Ayah yang sudah siap untuk menahan setiap pukulan yang ia berikan.

     "Oen! (kiri), oreon! (kanan)" teriak ayahnya dengan keras.

     "Aak! Aak! Aak....!" dengan semangat gadis itu mengikuti instruksi sang Ayah. Melayangkan pukulannya kekiri dan kekanan.

     "Chi Jireugi! (Pukulan Dari Bawah Keatas)"

     "Aak!"

     "Dolryeo Jireugi ! (Pukulan Mengait)"

     "Aak!"

     "Momtong Jireugi! (Pukulan Mengarah ke Tengah), 

      Are Jireugi! (Pukulan ke Bawah), 

      Eolgol Jirugi! (Pukulan ke Atas), 

      Oreon Jireugi! (Pukulan Dengan Tangan Kanan Yang Dilakukan Sambil Menendang) "

     "Aak...!"

     "Kalryeo! (stop)" ucapnya menghentikan gerakan sang putri. Semenit kemudian ia kembali memberikan perintah. "keysok! (lanjutkan)"

     "Ne!"


     Sinar bintang yang berkelip selalu menjadi tontonan yang menarik. Cahayanya menyelip dari sela-sela kegelapan. Selalu menyentuh hati siapa pun yang menyaksikannya. Berkatnya juga seorang gadis merasa hidupnya begitu sempurna. Walau kedua orangtuanya tidak memberikannya seorang kakak ataupun adik, itu tidak membuatnya kesepian. Banyaknya bintang dilangit selalu berhasil menyingkirkan rasa sepinya.

     Seperti yang sedang ia lakukan saat ini. Menyendiri di atas atap rumahnya. Berbaring diatas lesehan yang terbuat dari kayu. Menatap langit yang sedang mempertontonkan keindahannya. Lantas tanpa paksaan senyuman pun terlihat, kebahagiaannya semakin terasa sempurna.

     "Yoona-a.. Sedang apa kau disini?" ibunya datang menghampirinya dengan membawakan segelas susu hangat dan beberapa makanan ringan lainnya.

     "Aku hanya sedang bersantai.. "

     "Bangunlah, eomma bawakan susu untukmu. Kau pasti kelelahan setelah berlatih dengan appa." Yoona segera membenarkan posisinya dan dengan semangat menghabiskan susu buatan ibunya. 

     "Apa kau tahu? Walau kau merasa bahagia disaat melihat bintang, bukan berarti kebahagiaanmu hanya sampai disitu saja. Kau harus berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan lainnya." ujarIbunya sembari mengelus rambut anak satu-satunya itu. Kenapa ia mengatakan itu? Karena putri satu-satunya itu beranggapan bahwa ia hanya perlu melihat bintang untuk merasa bahagia. Tentu itu pemikiran yang salah.

     "Ne.."

     "Sebaiknya kau tidur, besok kau harus ke sekolah."

     "Kenapa aku harus sekolah? Aku sudah cukup pintar."

     "Aish kau ini, sudah tidur sana! Appa akan marah jika melihatmu duduk disini."

     "Hmm, baiklah." bersamaan dengan ibunya, mereka masuk kedalam rumah.

Mianhae (COMPLETE)Where stories live. Discover now