Mianhae (Chapter 12)

603 113 10
                                    

     Usai turun dari bis Yoona segera menghampiri pos satpam yang berada disamping gerbang sekolah. Disana ia bertanya mengenai Somi yang setelah itu diberi arah jalan menuju kelas Somi. Ketika kelasnya mulai tampak, si satpam kembali ke pos sedangkan Yoona lanjut melangkah menuju kelas itu. Tampak seorang siswi didalam sana.
     “Anda mencari siapa?” tegur siswi itu yang baru saja menutup buku yang tadinya sedang dia baca.
     “Kau mengenal Somi?” tanya Yoona.
     “Tentu saja. Dia temanku. Kami sekelas.”
     “Lalu, dimana dia sekarang? Kenapa dikelas ini hanya dirimu seorang?”
     “Kalau tidak salah dia permisi pergi bersama pamannya.”
     “Paman?” Yoona diam sejenak. “bukankah ini jam belajar? Kenapa dia bisa pergi begitu saja?”
     “Kami sedang melangsungkan pertandingan antar kelas.” Yoona baru menyadari itu. Aa, pantas saja dihalaman sekolah sangat ramai.
     “Apa dia membawa tasnya?”
     “Itu. Tasnya masih ada dimejanya.” Dan Yoona sudah berjalan cepat menuju meja yang siswi itu katakan milik Somi. Tangannya merogoh asal tas itu dan ia pun menemukan sebuah ponsel. Entah mengapa ia merasa harus mengambil ponsel itu. Dengan rasa cemas yang masih tertinggal, Yoona melangkah menuju gerbang sekolah.

     Tepat disaat Yoona keluar dari kelas, bel istirahat berbunyi dan tampaklah rombongan anak labil yang berlarian keluar dari kelas mereka. Tak suka dengan situasi itu, Yoona percepat langkahnya. Ketika itu matanya terpaku pada satu tontonan—yang berada diluar gerbang sekolah yang terbuka lebar. Terlihat Somi sedang keluar dari mobil sedan berwarna hitam. Somi menunduk hormat kepada pria tua yang ada didalam sedan itu. Sayangnya Yoona tidak bisa melihat wajah pria tua itu.

          Usai kepergian sedan itu, Yoona segera berlari menghampiri Somi. Ia bahkan tidak menyadari Kim Jongin yang sedang menyapanya dari halaman kantor. Tampak olehnya Somi yang sedang termenung mengamati kepergi sedan itu. Bahkan tak menyadari kehadiran Yoona disampingnya. Raut wajah Somi terlihat berbeda. Seakan tengah menyimpan sesuatu.
     “Apa yang sedang kau pikirkan?” tegur Yoona.
     “Eonni?” Tentu dia kaget dengan keberadaan Yoona disana.
     “Mobil itu. Siapa yang ada didalam sana?”
     “Waeyo?” Somi menyahut datar.
     “Siapa pria yang ada didalam mobil itu?!!” bentak Yoona akhirnya. Membuat Somi terdiam saking kagetnya. Lama terdiam, ekspresi wajah Somi mulai mengalami perubahan. Seperti apa? Seperti sedang kesal.
     “Eonni, kau tidak pernah membentakku.” Ucapnya dengan nada datar yang cukup asing untuk Yoona.
     “Mian, aku hanya—“ sebuah mobil berhenti tepat di hadapan mereka dan tampaklah Sehun yang baru saja keluar dari dalam mobil itu.
     “Oppa, kenapa kau kesini?” tanya Somi lagi-lagi merasa bingung dengan kehadiran mereka di sekolahnya.
     “Aku mau menjemputnya. Kau masuklah. Aa, sepulang sekolah jangan pergi kemana-mana dan langsung pulang kerumah. Kalau perlu naik taksi saja.” dan Sehun langsung menarik tangan Yoona lalu memaksa Yoona memasuki mobilnya. Usai itu mobil itu melesat kencang pergi dari sana.
     “Ada apa dengannya? Padahal aku ingin menyampaikan kabar gembira.” Batin Jongin yang sedang mengamati kepergian Yoona dari halaman kantornya.

--

     “Kenapa kau meninggalkan rumah? Bagaimana dengan ibumu? Kau tidak—“
     “Tidak bisakah untuk tenang lebih dulu?”
     “Ini bukan masalah biasa—“
     “Aku tahu.” Sehun tatap Yoona sejenak sebelum kembali fokus menyetir. “Polisi sudah mulai berpatroli. Jadi kondisi sudah aman.”
     “Lalu bagaimana—“
     “Kekacauan dirumah juga sudah beres.”sela Sehun cepat. “polisi sudah mendapatkan informasi mengenai mereka berkat cctv yang ada dirumah.” Sehun terlihat sangat tenang dan itu mencurigakan untuk Yoona.
     “Kau mengenal mereka?” tebak Yoona.
     “Sepanjang perjalanan karir ayahku ia habiskan untuk menangkap mereka. Salah satu mavia terkejam di negeri ini. Tapi sayangnya umur ayahku tidak sepanjang itu dan menangkap mereka tidak semudah itu.” tepat ketika itu Sehun arahkan mobilnya kesebuah jalan yang akan menghantarkan mereka pinggiran Sungai Han.
     Mata Yoona bergetar pelan ketika suatu pemikiran menghampirinya. Dilihatnya Sehun yang tengah serius memarkirkan mobil. Pemikiran itu sungguh menyesakkan untuknya yang pada akhirnya tidak sanggup ia simpan.
     “Apa semua ini ada hubungannya denganku?” Sehun yang baru saja mematikan mesin mobil langsung menoleh padanya. Tampaklah wajah lesu Yoona yang seakan sudah sangat kelelahan dengan kehidupannya. Sehun palingkan wajahnya. Ia tidak bisa terus menatap wajah itu. Sesuatu mendadak memacu emosinya. Sehun menjadi sangat emosional. Nafasnya terasa berat dan garis wajahnya tak lagi mampu menutupi kondisi hatinya.
     “Keluarlah. Kau harus merasakan sejuknya udara disini.” Seperti kilat ia keluar dari sana lalu berjalan mendekati tepi sungai.

Mianhae (COMPLETE)Where stories live. Discover now