Kedua

59 10 3
                                    

Note: maaf karena lupa kasih a/n di chapter sebelumnya, jadi 'Cepan' adalah seseorang yang ditunjuk oleh sang tetua untuk menjadi wali para Tentastic. Di sini setiap Tentastic punya Cepan masing-masing satu. Tugas para Cepan adalah melatih para Tentastic untuk menguasi pusaka mereka. Dan tentu melindung para Tentastic juga.
'Pusaka' sendiri adalah kekuatan khusus yang akan dimiliki oleh para Tentastic. Masing-masing Tentastic akan punya satu Pusaka khusus, dan akan menguasai kekuatan minor lainnya, seperti telekinesis.

Dan sekali lagi cerita ini berdasarkan Novel I Am Number Four, saya hanya merubah karakter dan cerita sesuai versi saya.
Sekian dan Happy Reading.

Warning: Typo, 4193 words.

Enjoy~~~~

.
.
.

Aku adalah si kunci kedua. Kami bersepuluh turun ke bumi untuk mendapatkan pusaka kami.
Kami berpisah dan berpencar sejak awal tiba dibumi. Tempat pertama yang aku singgahi adalah korea.

Selama hampir 5 tahun aku dan cepanku tinggal disana, kami berakhir harus pindah karena mendapat kabar kalau bangsa Jager sudah tiba dibumi dan sedang mencari kami bersepuluh. Entah sudah berapa tempat yang aku singgahi, untuk terus menghindar dari bangsa jager.

Mereka hanya bisa membunuh kami secara berurutan, dari si kunci pertama hingga kunci kesepuluh. Kami dilindungi oleh mantra Universe saat meninggalkan Pentagon planet kami oleh sang tetua.
Kami tidak boleh bertemu karena jika satu dari kami bertemu dengan kunci yang lain mantra pelindung akan patah, dan itu membuat kami bisa dibunuh secara acak.
Karena itu juga aku tidak tahu dimana dan seperti apa rupa dari sembilan kunci lainnya.

Kenangan dari Pentagon yang ku ingat hanyalah kekacauan dan serangan besar saat itu, juga kenangan saat aku terpilih menjadi satu dari sepuluh kunci yang bisa menyelamatkan pentagon. Aku bahkan tidak ingat kenangan dengan ayah dan ibuku, tapi aku masih bersyukur bisa mengingat wajah mereka meski samar-samar.

Kemarin adalah tanda pertama yang aku dapatkan setelah sepuluh tahun berada dibumi. Yang mana artinya si kunci pertama sudah mati ditangan bangsa jegar.
Yang artinya juga, giliranku untuk dibunuh sudah tiba.

Jujur saja aku merasa takut, terlebih saat kemarin tanda itu muncul secara tiba-tiba. Menimbulkan rasa sakit yang sangat luar biasa.
Aku sedang berbincang santai dengan teman-temanku disebuah kedai kopi dan tanda itu muncul begitu saja, mengeluarkan cahaya kemerahan yang cukup menarik perhatian orang. Aku sontak berlari keluar kedai, tergopoh-gopoh menuju rumah, menemui Seo Eunkwang cepanku.

Aku tidak peduli lagi dengan tatapan heran dan takut para pejalan kaki yang melihatku, satu dari mereka berniat menolongku tapi berakhir terlempar jauh membentur etalase toko. Aku terkejut karena tidak bisa mengendalikan kekuatanku, menatap keseliling dimana orang-orang menatapku ketakutan.

Aku menggeleng keras berusaha mengabaikan mereka dan menahan rasa sakit yang entah kenapa semakin terasa mengerogoti sekujur tubuhku. Rasanya seperti terbakar.

Aku tiba dirumah dengan keadaan yang sangat kacau, seketika tumbang dihadapan Eunkwang yang sedang membersihkan pedangnya diruang tengah.

Seharian itu aku berbaring diatas ranjang setelah mendapat sebuah ramuan dari Eunkwang. Rasa sakitnya tidak menghilang begitu saja setelah aku meminumnya, butuh waktu sekitar 3 jam hingga rasa sakitnya benar-benar hilang. Dan sebuah tanda merah kehitaman melingkar dengan angka satu didalamnya tercetak jelas dilengan kiriku, yang artinya si kunci pertama benar-benar sudah lenyap ditangan bangsa jegar.
Kini adalah giliranku, si kunci nomor dua.

.....

"Hui."

"Lee Hui."

Aku tersentak, mengalihkan pandangku dari tanda dilengan kiriku menatap Eunkwang dikursi kemudi.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Jul 25, 2020 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

TENtastic Of PENTAGON [HIATUS]Onde histórias criam vida. Descubra agora