Prolog

26 5 2
                                    

Kerrin Aubree Fawke, tersenyum melihat foto masa sekolahnya. Ratusan kenangan terulang di kepalanya. Ia ingat panggilan teman-teman Indonesianya, Rinrin. Mereka ingin memanggil Aubree nama panggilannya, tapi karena kurang fasih dengan pelafalannya mereka sepakat membuat panggilan baru. Katanya tidak asik jika tidak fasih.

Ia ingat perpisahan mereka saat ia kembali pulang ke kampung halaman. Juga sambutan meriah temannya di kampung halaman. Ada suka ada duka, tapi Aubree memilih yang pertama hadir tanpa melupakan yang kedua.

Sekarang mereka sudah meraih kesuksesan masing-masing. Terlihat di group chat yang ribut memamerkan tempat kerja setahun yang lalu, setelah wisuda S1. Dan sekarang ribut memamerkan hasil nya. Ada juga yang menyambung pendidikan, seperti dirinya.

"Mommy? Can I have my ice cream now?" Balita tampan yang berusia 3 tahun menarik-narik celananya.

Aubree tersenyum dan meraih putranya ke dalam gendongan. "Boleh, tapi 1 cup aja ya?"

Balita tadi mengangguk dengan semangat lalu meminta turun. "Daddy! Please get my ice cream now, Mommy said yes." Terdengar teriakan heboh dari arah dapur. Aubree terkekeh dan ikut menyusul ke dapur, bergabung dengan keluarga kecilnya.

"Love, where did you put the ice cream?" Pria tampannya, Daddy dari putranya bertanya sambil membuka semua pintu kulkas.

"Di freezer sayang, yang kedua di laci bawah." Aubree memasang bib di leher putranya, agar tidak belepotan saat makan ice cream.

"Thank you Daddy, thank you Mommy." Ujar putranya kegirangan setelah menerima ice cream rasa vanilla.

"You're welcome honey." Jawab dua sejoli itu kompak. Mereka tertawa mendengar jawaban masing-masing.

"I pink you." Aubree mengucapkan kalimat cintanya melalui gerakan bibir tanpa suara.

"I pink you more." Balas pria pemilik hatinya dengan cara yang sama.

Hi! MateWhere stories live. Discover now