Part 3 - Berakhir

133 10 0
                                    

Akhirnya Dewa memilih untuk mengikuti kemauan mama nya yang keras kepala karena bagi Dewa menolak hanya membuang-buang energi saja, karena sifat mama nya yang keras kepala membuat Dewa lunak dan memilih untuk mengalah.

Dewa memutuskan untuk menerima perjodohan itu dan memutuskan hubungannya dengan Silvi. Dan Dewa sudah menerima Risiko dari keputusan nya ini, Risiko untuk kehilangan Silvi dan menyesal memilih keputusan yang sangat bodoh baginya tetapi semua ini ia lakukan hanya semata-mata  ingin membuat mama nya senang.

Dewa tidak menghubungi Silvi sejak kejadian kemarin. Silvi pikir Dewa marah karena tidak sopan pergi tanpa pamitan, tetapi yang seharusnya marah adalah dirinya karena diperlalukan tidak baik kemarin?

Pikiran Silvi semakin kacau memikirkan Dewa yang hilang tanpa kabar. Silvi mencoba menghubungi Dewa sebanyak 30 kali tetapi tidak ada jawaban.

Ting!

Bunyi ponsel itu sontak membuat Silvi segera membukanya. Yang ia harapkan adalah pesan dari Dewa. Ternyata yang Silvi harapkan datang juga. Dewa mengirimkan pesan singkat. Silvi segera membuka pesan singkat itu.

Dewa
Aku lagi sibuk! Jangan hubungi aku terus.

Pesan singkat itu seketika membuat hati Silvi terasa teriris-iris baru kali ini ia diperlakukan dingin seperti itu oleh Dewa.

“Kenapa Dewa berubah” suara hati Silvi

Entah rasa sakit apa yang dirasakan Silvi sampai-sampai air matanya jatuh ataukah Silvi terlihat sangat lebay? Oh tidak. Silvi hanya merasa sudah tidak penting bagI Dewa dan hal itu membuat air matanya menetes tidak bisa tertahan.

Silvi
Kamu sibuk apa Wa ? Aku khawatir sama kamu. Jaga kesehatan ya jangan cape-cape.

Dewa
Aku nggak kenapa-kenapa.
Kamu nggak perlu khawatir aku bisa jaga diri dan kesehatan aku sendiri.

Lagi-lagi sikap dingin Dewa membuat Silvi tidak merasa berharga baginya. Hati Silvi terasa tercabik-cabik. Ia bingung harus bagaimana dan salah ia apa sampai-sampai Dewa berubah.

Silvin pun berniat untuk menanyakan Dewa tentang sikap dinginnya.
Silvi menemui Dewa di sebuah Cafe dekat kawasan sekolahnya. Dengan mata yang lembam dan muka yang berantakan ia menunggu Dewa selama 1 jam lebih. Dewa memang benar-benar keterlaluan.

Sebenarnya Dewa sudah datang lebih awal dari Silvi tetapi Dewa memilih untuk memperlambat kehadirannya karena ia ingin Silvi membencinya dan melupakannya agar nanti jika Dewa sudah dijodohkan dengan cewek lain Silvi tidak merasakan patah hati yang begitu hebat.

Tetapi Dewa juga tidak tahu perlakuannya terhadap Silvi sekarang sudah membuat hati Silvi terasa teriris-iris dan tidak merasa penting bagi hidupnya.

Silvi sudah menunggu Dewa selama 2 jam ia tidak mengurungkan diri untuk pergi dan akhirnya Dewa tidak tega melihat Silvi yang sudah kelelahan menunggu nya. Dewa pun muncul dari tempat persembunyiannya.

“Dewa.” Sapa Silvi dengan wajah ceria.

Tetapi Dewa membalas dengan eskpresi datar.

“Kamu kenapa Wa? Kamu udah bosen? Udah ada yang baru? Atau udah nggak sayang sama aku.” Aku udah nggak penting ya?” Tanya Silvi dengan banyak pertanyaan.

“Baru aja dateng udah ditanyain banyak pertanyaan!” ucap dewa dengan ketus.”aku tuh sibuk! Apa harus ngeladenin pertanyaan nggak penting itu.” Ucap Dewa dengan penuh tekanan.

“Oh berarti aku udah nggak penting ya Wa.” Ucap Silvi dengan air mata yang menetes.

“Yasudah sana! Cari cowok lain yang sayang sama kamu, aku sih udah nggak sayang.” Ucap Dewa dengan perasaan sakit dan air mata yang tertahan.

Sepasang bola mata Silvi semakin banyak mengeluarkan tetesan Air. Ia pun berlari pergi meninggalkan Dewa dengan perasaan kecewa dan rasa sakit.

Dilubuk hati Dewa yang paling dalam ia juga merasa sakit dengan berpura-pura tidak perduli dan berpura-pura baik-baik saja memutuskan itu semua. Air mata Dewa sudah tidak bisa dibendung lagi.

Perasaan Silvi terhadap Dewa sekarang berubah menjadi rasa benci. Ia memutuskan untuk pindah ke Bandung tinggal bersama nenek nya dan meninggalkan semua kenangannya bersama Dewa. Dan Dewa harus menuruti apa kata Mama nya untuk bertunangan dengan Nata orang yang tidak ia cintai.

Hari ini Dewa dan Nata dipertemukan. Mereka berdua saling berkenalan dan mengobrol, tetapi saat mereka berdua sedang asik berbincang di suana cafe yang tidak terlalu ramai seorang cowok datang menghampiri Dewa dan memukulnya.

Dewa bingung kenapa cowok itu datang dan memukulnya habis-habisan.

“Lo jangan berani-berani lagi deketin cewek gue!” bentak cowok itu.
Dewa hanya terdiam sambil meringis kesakitan akibat pukulan itu.

“maaf Dewa, ini pacar gue. Dan gue nggak bisa nerima perjodohan ini karena gue cinta banget sama dia. Karena nggak ada hal yang lebih penting dari hubungan yang udah gue rajut selama 2 tahun dan gue akan pertahanin itu semua walaupun orang tua gue nggak setuju sekalipun ,karena jika gue nggak pertahanin hubungan ini gue bakal harus siap untuk kehilangan dia selamanya dan belum tentu bisa mendapatkan kesempatan kedua.” Ucap Nata panjang lebar.

Nata dan cowok itu pun pergi meninggalkan Dewa sendiri. Entah Dewa menangis karena luka nya itu atau karena ucapan Nata yang membuat ia tersadar bahwa kehilangan orang yang kita cintai itu hal yang paling menyakitkan dan belum tentu orang yang kita tinggal bisa nerima kita lagi untuk kesempatan kedua.

Dewa pun bergegas pergi ke rumah Silvi untuk menjelaskan semua kejadian yang membuat Dewa harus berpura-pura ketus dan dingin. Dengan kecepatan Dewa melajukan motor nya agar cepat sampai ketempat tujuan.

Sesampainya di depan gerbang rumah Silvi. Dewa memencet bel berkali-kali dengan perasaan yang berantakan dan dengan muka yang pernuh luka, mata nya begitu lembam karena air mata terus menetes. Dibuka kan lah pintu gerbang itu.

“Bi ada Silvi nya?” tanya Dewa langsung kepada asisten rumah tangga yang bekerja dirumah Silvi.

“Non Silvi nya sudah pindah ke bandung kemarin, sekarang dia tinggal disana dan bersekolah disana.”

“oh yasudah bi kalo gitu makasih informasinya.”

Asisten rumah tangga itu pun menutup kembali pintu gerbang. Perasaan Dewa sekarang sudah benar-benar hancur tidak ada lagi harapan baginya. Ia harus kehilangan Silvi selamanya. Dewa sangat menyesal berbuat seperti itu pada Silvi.

Am I still in your heart? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang