He's Back.

473 37 5
                                    

Naruto termenung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naruto termenung. Matanya menerawang hampa pada dinding sel berkarat nan dingin yang mengurungnya. Menunduk, ia tersenyum masam saat melihat kedua tangan mungilnya yang kini terborgol. Nada gemerencing yang diciptakan dari borgol itu menambah miris gelak tawa masam yang terlontar dari bibir mungilnya yang kering.

"Sial. Ternyata untuk membedakan mana kawan dan lawan sulit juga, ya," gumamnya seraya meringis.

"Hei, apa kabar kau? masih hidup, ya?" uratnya seketika menegang saat ia mendengar suara itu. Sebuah suara penuh nada hardikan yang sangat dibencinya.

"Cih, berdoalah semoga kau tidak mendahuluiku ke liang lahat, gadis jalang!" hardik balik Naruto seraya meludah jijik ke arah Ino.

Meringis geli, Ino menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, "Oh, untuk apa aku melakukannya jika aku sendiri tahu jika kau yang akan mati hari ini juga?"

"Apa? kau mengira aku akan mati semudah itu? cih, kiss my ass, bitch," seru Naruto pada lawan bicaranya yang tampak tidak menghiraukannya dan lebih memilih untuk berbicara dengan seseorang yang tidak bisa dilihat oleh Naruto. Orang itu tertutupi oleh pilar.

"Hei, apa kau mendengarkanku? aku sedang berbicara denganmu, bukan dengan angin!" teriak gadis itu lagi, namun Ino sama sekali tidak mengindahkan umpatan demi umpatan yang Naruto lontarkan khusus untuknya.

"Buat dirimu senyaman mungkin di sini, Naruto. Karena hingga bulan purnama berikutnya tiba, tempat itu akan menjadi tempat tinggalmu. Itupun jika kau masih menjadi manusia dan bukannya berubah menjadi tikus." Ino terdiam, tampak mendengarkan sesuatu entah apa pun itu yang dibisikkan oleh bayangan di sebelahnya.

"Dan satu hal lagi. Ada kabar baik untukmu, pecundang. Berkat kau, kini Kerajaan Sasuke-mu itu berada di ambang kehancuran. Ribuan pasukan Yakuza telah menyerang Kerajaan itu. Tinggal menghitung waktu hingga kita mendengar pengumuman akan runtuhnya clan Uchiha." Selesai dengan pidato perpisahannya, gadis berbaju ungu itu pergi meninggalkan Naruto sendirian.

"Sial! ini semua salahmu Naruto! coba kalau kau tidak marah pada Sasuke, coba kalau kau tidak kabur dari istananya, pasti Clan Uchiha dan Yakuza tidak akan menabuh genderang perang! ribuan nyawa pasti tidak akan melayang. Seharusnya kau tidak egois, bodoh!" rutuk Naruto pada dirinya sendiri.

Berdiri, Naruto mencengkram kuat jeruji besi yang menyekapnya seraya menatap hampa. Menunduk, ia menyandarkan kepalanya pada besi dingin itu. Tanpa sadar, cairan panas mulai membasahi pipinya.

"Jika Kau mendengarku, tolong putar kembali waktu ini. Kembalikan semuanya seperti sedia kala," ia terhenti sejenak karena sesegukannya yang kian menjadi.

"Tolong kembalikan Sasuke-ku."

🕊️🕊️🕊️

Tak perlu waktu lama bagi Sasuke untuk menemukan tempat persembunyian Ino. Gadis itu terlalu bodoh dalam hal bersembunyi. Ia pasti akan memilih tempat yang jaraknya tidak jauh dari titik onar yang diciptakannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Lovely DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang