01 : Partner In Everything's

5.5K 898 503
                                    

Tolong jangan jadi silent reader, karena kamu menghancurkan mood saya:)))

Tolong jangan jadi silent reader, karena kamu menghancurkan mood saya:)))

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

⚫⚪⚫⚪

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

⚫⚪⚫⚪

One a day in April, 2014

Setahu Guanlin, pria dengan kemeja pink yang sedang duduk di kursi pojok dekat jendela perpustakaan kampus adalah orang paling sempurna yang penah ia temui dalam 22 tahun hidupnya.

Tidak pernah Guanlin menemui orang dengan bibir merah merekah, lucu, menggemaskan, manis, pintar dan disukai semua orang seperti mahasiswa berbagai jurusan. Aura Jihoon selalu positif, ia memberi banyak keceriaan untuk semua orang. Termasuk untuk Guanlin, meski hanya bisa menatapnya dari jauh.

"Gila, Tuhan sekaya apa ya bisa menciptakan makhluk kaya Jihoon."

Samuel yang sudah terlalu muak mendengar kalimat itu setiap hari hanya mendengus kesal, ia heran melihat sahabat sejak kecilnya yang sangat tergila-gila oleh most wanted satu penjuru kampus ini. Ya memang Samuel akui, tidak ada orang yang tidak menyukai Jihoon. Tapi sahabatnya ini terlalu... menggila.

Lihat saja kartu perpustakaan yang ia genggam erat itu, Jihoon memang sering disuruh untuk mengembalikan kartu perpustakaan para mahasiswa dan saat itulah Samuel bisa lihat wajah Guanlin yang memerah ketika Jihoon mendekat dengan senyumnya, lalu bertanya, "Lai Guanlin, ya? Nih, kartu perpusnya." dan pergi, kembali duduk di spot favorit si manis meninggalkan Guanlin yang hampir saja mimisan.

"Kartu perpus lo simpen di tas juga gak akan hilang, kali."

"Gak akan gua membiarkan tas gua nyentuh kartu perpus yang habis dipegang Jihoon iniㅡ"

Walah, GENDENG!

"ㅡberuntung banget, orang-orang yang diberi kesempatan untuk dekat dengan Jihoon. Seandainya gua bisa, langsung gua lamar boleh kali, ya."

Bosan, Samuel tidak tahu untuk apa ia mengikuti langkah kaki Guanlin yang sama sekali tidak berniat membaca buku apapun di dalam perpustakaan, selain untuk menatap Jihoon. Padahal Samuel tahu ia akan merasa mual mendengar pujian demi pujian yang keluar dari belah bibir Guanlin untuk Jihoon. "Ya lo lamar dia, yang ada dia enek, gak akan tuh dia mau nerima lo."

Trauma [[Panwink / Guanhoon]]Onde histórias criam vida. Descubra agora