Trauma [[Panwink / Guanhoon]]

05 : Guanlin's Ex

°•°•°•°•°

“Serius nih kamu nggak mau ikut?”

Senyuman terbentuk di wajah manis Jihoon, ia membuka seat belt yang ia kenakan lalu merapikan poninya yang sedikit berantakan, “Nggak, acaranya di deket sini kan?” jawab Jihoon, menatap wajah Guanlin yang sedari tadi tampak tegang, entah apa alasannya.

Hari ini reuni itu di adakan, secara keseluruhan tentu saja Guanlin senang. Sudah lama ia tidak bertemu dengan kawan-kawan SMA nya dulu. Tapi disatu sisi... Guanlin ragu. Ada Jieqiong disana.

Dulu, mereka sempat berpacaran walaupun hanya bertahan enam bulan. Namun entah mengapa, karena Jieqiong adalah cinta pertama bagi Guanlin, dan Guanlin juga cinta pertama bagi Jieqiong, enam bulan yang mereka lalui sangat membekas di ingatan bahkan hingga sekarang.

Guanlin masih ingat pelukan Jieqiong pada pinggangnya saat ia bonceng pulang naik sepeda, ia juga masih ingat ciuman pertama mereka di belakang sekolah. Guanlin ingat ia pertama kali bolos hanya untuk menjenguk Jieqiong yang sakit waktu itu, juga genggaman tangan Jieqiong yang menenangkan disaat Guanlin hendak mengikuti olimpiade fisika dulu.

Mereka mungkin memang tidak berjodoh, karena suatu hal. Tapi tidak Guanlin pungkiri, ia sangat mencintai Jieqiong dahulu. Sulit sekali melupakan Jieqiong, Guanlin pernah jatuh di titik terbawah saat putus dengan Jieqiong, ia juga pernah menangis karena gadis pujaan hatinya itu.

Awalnya mereka dekat karena Jieqiong membantu Guanlin beberapa bahasa korea yang tidak bisa ia mengerti. Guanlin bergaul dengan sedikit orang, itupun hanya lelaki ‘tidak berguna’ yang kalau Guanlin minta ajari kosa kata akan lebih memilih pura-pura tuli atau asik main game sendiri. Siapa lagi kalau bukan teman kurang ajarnya; Bae Jinyoung.

Guanlin sulit didekati, namun ia bisa cepat akrab dengan Jieqiong. Mungkin karena mereka mampu berkomunikasi dengan lancar.

Sekali lagi, mereka berpisah bukan atas dasar keinginan mereka sendiri.

Tapi siapa sangka,

Yang terjadi sekarang malah Guanlin tergila-gila pada pujaan setiap orang di kampusnya, hingga bisa menikah meski memang orang itu tidak ‘sempurna’. Lambat laun, Guanlin bisa melupakan siapa itu Zhou Jieqiong. Senyum gadis itu mulai tergantikan dengan senyum Jihoon yang menurut Guanlin jauh lebih manis dari milik siapapun juga.

Pertama kali lihatpun, Guanlin sudah jatuh hati.

Pada istrinya sekarang ini,

Yang sedang ia usak puncak kepalanya, “He'em. Nanti kalo seminarnya udah selesai kamu kabarin aku. Aku jemput,” jawab Guanlin akhirnya, disertai dengan satu helaan napas berat.

Guanlin benar-benar ragu. Ia memang sudah tidak mempunyai perasaan apapun pada Jieqiong. Ia hanya malas jika nanti akan ada kesalah pahaman di antara teman-teman SMAnya. Apalagi sedikit yang tahu Guanlin sudah menikah, lalu mereka akan menjodoh-jodohkannya kembali dengan Jieqiong... Ugh, Guanlin benci.