Chapter 1. Min Yoongi, Alpha

538 92 2
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

Badai berusaha menggertak pulau terpencil itu. Ketika malam semakin kelam dia mengganas tanpa rasa bersalah. Beruntung pepohonan tak ada yang tumbang, mungkin karena mereka sudah terlalu tua hingga begitu kuat untuk dirobohkan. Namun sang badai tetap berhasil menakuti pulau bersama sang gemuruh.

Membuat suasana tak jauh-jauh dari kata mencekam serta mengerikan. Sama seperti yang dirasakan oleh seorang pemuda bermarga Park Si Pendatang Baru Pulau Alcazar. Kegugupannya tak kunjung memudar bahkah bertambah-tambah dan kepalanya hanya bisa tertegun memikirkan banyak hal.

Kuda dilecut lagi, si kusir berkumis tak peduli jika air langit menabrak para hewannya bagaikan jarum. Tak peduli pula bagaimana empat pasang tapal kesusahan memacu diri. Jikalau jalanan masihlah tanah maka kereta itu akan terperosok sejak meninggalkan dermaga sunyi tetapi beruntung keluarga Kim tak tanggung-tanggung memfasilitasi properti mereka meskipun itu adalah sebuah pulau kecil untuk para terasing.

Kim memang yang paling tinggi harga dirinya. Meskipun pulau tak layak huni mereka akan sedemikian rupa memberikan polesan yang terbaik. Paving stone yang terbuat dari bebatuan terpilih berujung pada gerbang kastil selebar delapan meter, gerbang kayu yang menjulang tinggi diikuti oleh tembok kokoh yang mengelilingi bangunan berusia ratusan tahun secara elit. Dua daunnya terbuka begitu kusir berperawakan tegap berteriak lantang melawan suara alam.

Memecah lamunan sang penumpang.

Pemuda Park tersadar dari pikiran rumitnya ketika roda kereta akhirnya berhenti dan derit pembukaan gerbang mulai terdengar. Dia yang bersurai kelam itu tumpah ruah rasa gugupnya, meremas kalung bermata lambang keluarga Park yang tersembunyi dibalik kemeja putih yang ditumpuk duffle coat berwarna hitam. Berdoa dengan khidmat hingga perasaannya perlahan-lahan diselimuti ketenangan.

Mengangkat kepala penuh percaya diri, "kau bisa melakukannya, Park Jimin. Kau bisa menjalaninya dengan baik,"gumamnya pada diri sendiri, "pelatihanmu berjalan dengan baik. Kau sudah dididik dengan baik. Benar, semuanya akan baik-baik saja."




**** ****

Embracing The Moon by GantoKim

Chapter 1. Min Yoongi, Alpha

Jimin masih mempertanyakan kenapa takdir benar-benar tidak adil pada dirinya. Dia tidak ingin mengabdi untuk orang yang bahkan tidak pernah dia jumpai secara langsung, seseorang yang bahkan tidak dia ketahui 'ada' sebelum berbicara dengan Min Hojin.

***** *****




Seorang wanita paruh baya dan dua remaja kembar menyambut Jimin dengan senyuman hangat.

Si kembar langsung meraih semua bawaan Jimin -Jimin sempat menolak tetapi si duo berwajah indentik itu dengan halus bersikeras- dan sang wanita mengarahkan Jimin untuk mengikutinya setelah mereka semua saling memperkenalkan diri secara singkat dan begitu sopan. Jimin sungguh terkejut betapa fasihnya mereka berbahasa korea tidak seperti kusir yang bahkan memilih berbahasa inggris setelah dua kalimat saja. Dan mereka bertiga adalah manusia rubah berstatus beta.

Embracing The Moon [SLOWUPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang