Chapter 2. Park Jimin, Omega

554 105 22
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

Park Jimin memanglah anak yang penurut dan baik hati namun untuk kali ini reaksi tenangnya justru membuat Nyonya Park benar-benar heran. Pasalnya apa yang tengah diberitahukan kepada Jimin adalah sesuatu yang seharusnya membuat remaja laki-laki berumur 15 tahun itu benar-benar menyesal dilahirkan sebagai keluarga Park, atau setidaknya membuatnya berkecil hati dan merasa sedih. Tapi nyatanya senyuman mulai terukir di wajah manis Jimin.

"Jimin, apa kau mengerti dengan yang Eomma katakan?"

Jimin mengangguk-angguk cepat. Bahkan pemuda yang satu bulan lagi akan memasuki sekolah menengah atas itu kini tersenyum dengan senang, "aku mengerti Eomma,"ucapnya memegang tangan sang ibu yang terkepal erat di atas meja makan, "lagipula sejak Chanyeol-hyung masuk SMA aku sudah mulai awam dengan hal ini."

"Kita ditakdirkan untuk melayani keluarga terpandang, Jiminie."

"Un. Aku senang jika aku bisa melayani mereka."

Reaksi yang diberikan Jimin bukanlah reaksi dari seorang remaja normal di zaman modern ini. Bahkan Chanyeol, kakak tertua Jimin jauh lebih mendekati 'wajar' meskipun tetap terhitung berlebihan karena sempat kabur beberapa hari dari rumah begitu mendengar dia musti di sekolahkan di sekolah khusus werewolf Jurusan Pelayan Pribadi. Hingga kinipun Chanyeol yang sudah duduk di tingkat tiga masih terlihat enggan menjalani kehidupan sekolahnya.

"Jiminie, apa kau paham bahwa mulai sekarang kehidupanmu akan dipersiapkan untuk terikat dengan orang lain. Menjadi pelayan sama saja memberikan segenap jiwa dan raga kita kepada sang majikan. Segala-galanya harus kita pertaruhkan demi sang majikan, Jimin."

"Aku mengerti Eomma,"ulang Jimin tetap tersenyum. Lalu dia mulai menjelaskan perlahan-lahan bahwa sebenarnya sejak kecil dia memiliki seorang idola yang merupakan salah seorang anggota keluarga terpandang. Mendengar penuturan Jimin, Park Gain akhirnya mengerti kenapa anak bungsunya tersebut menerima kabar ini dengan senang hati.

Kemudian beberapa hari setelahnya senyuman Jimin kian bertahan ketika sepasang tungkainya melangkahkan kaki memasuki gerbang Busan WereWolf Academy.




***** *****

Embracing The Moon by GantoKim

Chapter 2. Park Jimin

Keluarga Min tidak memiliki urusan apa-apa dengan keluarga Park. Keluarga Park tidak memiliki hutang budi serta kewajiban melayani keluarga Min. Pastilah ada hal yang tidak biasa dibalik kedatangan Min Hojin.

***** *****




Sebentar lagi senja akan benar-benar digeser oleh malam. Membuat para lampu jalan mulai berpendar terang menjalankan tugas mereka, di mana untuk sekarang salah satu tugas itu adalah menerpa bergantian siluet yang tengah berlari kencang menyusuri trotoar kota. Menciptakan bayang yang seolah-olah kesulitan untuk mengejar empunya sendiri. Pasalnya sepasang kaki pendek itu benar-benar dipacu oleh sang pemilik yang tak ayal tersenyum sumringah dibalik peluh yang mulai membanjiri.

Embracing The Moon [SLOWUPDATE]Where stories live. Discover now