Hari mulai beranjak siang, perkenalan siswa yang berjumlah 24 orang dalam satu kelas ternyata memakan banyak waktu. Untuk hari pertama sekolah, Kim Sunggyu selaku wali kelas tak akan memberikan pelajaran lebih dulu, tetapi Sunggyu akan membuat struktur organisasi kelas. Pemilihannya akan dilakukan secara demokratis dengan suara terbanyak.
"Cha, silahkan kalian mencalonkan dua atau tiga kandidat untuk menjadi ketua kelas," kata Sunggyu. Dia menyapu pandangan ke seluruh siswa berharap ada yang mencalonkan diri atau mencalonkan orang lain.
Seorang siswi mengangkat tangannya di bangku paling depan. "Saya mencalonkan Bong Jaehyun sebagai ketua kelas, Pak."
Dia Choi Yoojung, satu SMP dengan Jaehyun, tak heran dia mencalonkan temannya. Selain itu, Jaehyun juga mantan wakil ketua kelas saat SMP dulu.
Sunggyu menuliskan nama Jaehyun di papan tulis. Tak berapa lama, Jibeom mengangkat tangannya, "Saya ingin mencalonkan Joochan, Pak."
Jiebom adalah teman satu SMP Joochan di Hanlim Middle School. Walaupun di sana Joochan tidak menjadi ketua kelas, tapi karena Joochan pintar Jadi Jibeom ingin mencalonkan Joochan.
"Bagus! Kita butuh satu orang lagi, apa ada yang berminat?" kata Sunggyu.
Sunggyu menuliskan nama Joochan di papan tulis sambil menunggu ada siswa yang mencalonkan lagi. Namun ternyata tak ada siswa lain yang berminat menjadi ketua kelas. Maklum saja, jika menjadi ketua kelas siswa tersebut akan mengemban tugas yang cukup berat. Si ketua kelas akan sering bolak-balik ruang guru untuk mengumpulkan tugas kelasnya, belum lagi jika kelas ribut maka ketua kelaslah yang bertanggung jawab membuatnya menjadi kondusif. Tak heran, menjadi ketua kelas adalah posisi yang sangat dihindari.
Kelas berakhir dengan dua calon ketua kelas. Saatnya siswa memilih siapa yang pantas menjadi ketua kelas mereka. Masing-masing siswa menuliskan pilihannya di kertas berukuran kecil yang kemudian digulung, ada juga yang melipat kertas tersebut. Siswa yang duduk paling depan bertugas mengumpulkan semua suara yang berjumlah 24 orang.
Sunggyu membuka gulungan suara itu satu persatu, sementara seorang siswa kebagian menulis suara di papan tulis.
"Joochan!" suara pertama yang dibuka ternyata untuk Joochan. Sementara Joochan harap-harap cemas di tempatnya. Joochan sendiri tak begitu ingin menjadi ketua kelas, dia hanya ingin menjadi siswa biasa saja.
Sunggyu kembali membuka gulungan kedua. "Jaehyun!" ucap Sunggyu lantang. Kini poin Jaehyun dan Joochan satu sama. Masih ada 22 suara lagi yang belum dibuka.
***
Akhirnya semua suara telah terbuka dan seluruh siswa harus menerima hasilnya. Hasilnya adalah 10:14, dan ternyata Jaehyun yang mendapatkan suara lebih banyak. Soyoon bernapas lega karena Joochan tidak terpilih menjadi ketua kelas karena Soyoon tahu kalau Joochan pasti tak menginginkan posisi tersebut.
Aku sudah memberikan suara untuk Jaehyun, maaf Joochan-ah karena aku tak memilihmu. Kutahu kau pasti tak ingin terbebani menjadi ketua kelas kan?
Setelah memilih ketua kelas, Sunggyu menyuruh murid-muridnya untuk menyusun jadawaal piket kelas. Sunggyu tak perlu ikut ambil bagian dalam jadwal piket tersebut karena itu sudah menjadi tanggung jawab ketua kelas sekarang.
Waktu istirahat tiba, Sunggyu keluar dari kelas dengan ekspresi senang. Murid barunya kali ini tak membuatnya jengkel seperti murid kelas XII yang dulu dia tangani. Seluruh siswa berhambur ke luar untuk makan siang.
"Soyoon-ah, ayo kita ke kantin!" ajak Arin. Gadis itu mengeluarkan kotak makan siang dari dalam tasnya.
"Ne, kajja," balas Soyoon.
ESTÁS LEYENDO
Teens of Love [Golden Child Fanfiction]
FanficHanya kisah masa remaja yang penuh warna, penuh rasa.