something odd

419 49 19
                                    

Biru di langit semakin memudar, rona jingga kini mengambil alih untuk tampil menunjukkan keindahannya bagi para pemujanya. Disaat-saat waktu seperti ini, matahati yang bersiap meninggalkan tugasnya seolah olah tengah menyeringai melihat wajah kusut para pekerja yang terjebak macet dan tak lagi memperdulikan indahnya langit jingga.

Beruntungnya bagi sasuke karena terjebak di Uchiha asylum yang jauh dari suasana bising kota. Di sekeliling bangunan ini hanya ada pohon, pohon dan pohon. Tak ada kota besar penuh sesak dan polusi yang seolah mencekik. Ayahnya,  Fugaku memang tak pernah salah dalam menentukan suatu hal.

"Baiklah semuanya, mari kita mulai"

Musik senam yang sering sasuke dengar ketika sd membawa memori masa lalu yang menyenangkan, sekaligus memecahkan kesunyian asylum ini. Ia menoleh ke jendela besar sebelah timur ruangannya, berhenti dengan kegiatannya yang tanpa sadar mengagumi langit yang sedang menyambut datangnya rembulan. Di atas sebuah mimbar, seorang wanita dengan pakaian warna ceria yang ketat tampak mengayomi peserta senamnya. Sasuke baru tahu jika ada jadwal senam untuk para pasien di asylum ini.

Kakinya kemudian mendekat ke jendela yang langsung menghadap taman uchiha asylum, tempat berlangsungnya senam sore. Dalam hati ia menggeleng tak paham, orang macam apa yang menyusun jadwal senam saat sore menjelang malam? Berbeda dengan jogging, jogging di sore hari sudah lumrah. Tapi ini senam, Bahkan kata senam sore terasa asing di lidahnya saat ia menyebutkannya.

Memilih tak peduli dengan alasan dibalik terciptanya senam sore di uchiha asylum, dokter muda itu kemudian meneliti peserta senam. Wanita yang menjadi tentor senam itu tampak tengah menahan kekesalannya melihat para pasien yang bergerak tak sesuai arahannya. Memang apa yang dia diharapkan? Para pasien rumah sakit jiwa yang dengan kompak menggerakkan tubuhnya seperti pesenam profesional? kalau begitu si tentor lah yang gila.

"Hei! Kalian tidak bisa mengikuti ku dengan benar apa!? Bahkan anak sd melakukannya lebih baik dari pada kalian!"

Sasuke kembali menggeleng tak habis pikir, ah...ia rasa wanita itu benar-benar ikut-ikutan gila. Para pasien mana peduli dengan ocehannya, mereka masih menggerakkan tubuh sesuka hati.

Sasuke melanjutkan observasinya terhada para pasien. ada yang melompat tak tentu arah, berbaring di rumput, menangis lalu tertawa, berbicara dengan bonekanya, berputar dengan kencang yang barakhir dengan memuntahkan isi perutnya dan menari seperti tengah berada di club malam, untuk yang satu ini entah mengapa sasuke bisa menebak alasan dibalik hilangnya kewarasannya.

Pria dengan jabatan tertinggi di uchiha asylum ini menatap bosan, ia sudah biasa melihat pemandangan aneh yang menurut beberapa orang lucu ini, jadi hal itu tak lagi bisa membuat ujung bibirnya tertarik ke atas.

Namun, saat matanya singgah ke sosok mungil nan manis yang menggerakkan anggota tubuhnya dengan canggung mengikuti irama musik, kedua ujung bibirnya dengan mudahnya  tertarik membentuk senyuman. Ia tanpa sadar semakin mendekatkan wajahnya ke jendela berlapis kaca tebal itu, seolah olah gadis itu adalah magnet dan ia adalah besi yang akan segera menempel ke magnetnya jika saja tak ada kaca yang menjadi penghalangnya kini.

Ia terus fokus menatap gadis yang telah mencuri hatinya tanpa berkedip, caranya menggerakkan kedua tangannya ke atas dengan canggung, matanya yang fokus dengan arahan tentor senamnya, dan wajahnya yang bersemu karena tawa yang ia ciptakan saat melihat gerakan gerakan aneh teman sesama pasiennya.

"Dia...indah"
Ucapan dalam bentuk bisikan itu terucap begitu saja dari bibirnya. Sasuke yakin saat ini matanya tengah berbinar melihat semua keindahan yang sederhana itu.

Bagaimana mungkin gadis polos sepertinya mampu membuat sasuke tergerak untuk menyerangnya dengan pelukan dan ciuman hanya karena melihat tingkahnya yang manis dan lucu?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 10, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

NyctophobiaWhere stories live. Discover now