delapan belas

4.3K 185 1
                                    

Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Hanya baru beberapa murid yang meninggalkan kelas.

Gibran melirik ke bangku di depannya, di lihatnya laura masih membereskan mejanya.

"Ra gue anter pulang ya" ajak gibran

"Gak usah" jawab laura cuek

"Nanti lo pingsan lagi"

"Gue udah gak papa"

"Tapi lo punya hutang penjelasan sama gue"

"Kapan kapan aja"

"Ya udah kalau lo masih gak mau, gue paksa, gue gendong lo sampai di motor gue" ancam gibran membuat teman sekelas yang belum beranjak dari kursi masing masing jadi riuh,

"Eh biji karet, lo bisa diem gak lo kira ini cerita dongeng" jawab laura

"Ra ayo pulang, papah sama kak azka udah nunggu di parkiran" ajak fadil yang tiba tiba muncul di muka pintu

"Iya kak bentar" seru laura

"Gue udah di jemput, bye pangeran biawak" ledek Laura membuat mereka yang mendengarnya tertawa terbahak bahak

"Kamu buat abang kecewa neng, apa yang kamu lakukan ke aku itu, jahat" ucap gibran so dramatis

"Lebay lo" ledek sivia dan pergi meninggalkan kelas.

Laura dan fadil berjalan menuju parkiran tempat papah dan azka menunggu

"Tumben papah sama kak azka jemput, ada apa emangnya.?" tanya laura

"Kita mau ke dokter ross buat periksa lo" jawab fadil

"Oo, papah udah tau.?" tanya laura

"Iyah, kak azka yang ngasih tau" jawab fadil

"Kemarin kemarin kan gak jadi terus, pumpung papah lagi gak banyak kerja hari ini jadi kita periksanya hari ini" jelas fadil

'papah gak akan tau kalau kak azka gak lakuin kesalahan' batin gibran

flashback on

Azka fadil sedang berada di ruang keluarga mereka sedang asik menonton film action yang laura tidak suka, makanya sekarang dia berada di kamarnya, entah apa yang dia kerjakan di kamarnya.

"Azka fadil lagi apa.?" tanya tuan aldrick

"Nonton pah" jawab fadil

"Rara mana.?" tanya tuan aldrick sambil duduk di sofa

"Di kamarnya.?" jawab azka

Tuan aldrick mengangguk tanda mengerti

"Papah mau ke Singapura untuk urusan kerja" ucap tuan aldrick

"Kapan.?" tanya fadil

"Besok siang" jawan tuan aldrick

"harus besok banget ya pah.?" tanya fadil

"Ya, ini bisnis penting" jawab papahnya fadil itu

"Pentingan mana dengan kita.?" tanya azka

"Kamu ini bicara apa. Tentu kalian" jawab tuan aldrick

"Kalau gitu bisa di tunda dong perginya" ucap azka

"gak bisa, kamu kan udah gede jangan manja gitu. Kamu jaga adik adik kamu dengan baik" kata tuan aldrick pada anak sulungnya itu

"kenapa sekarang papah jadi kurang waktu buat kita sih.?" tanya azka meninggikan volume suaranya

"Papah sibuk buat kalian, supaya kalian gak kekurangan apapun, papah ingin kalian bahagia" jawab tuan aldrick dengan nada suara tak kalah tingginya

Fadil hanya diam mendengarkan perdebatan antara kakak dan papahnya itu

"PAH KITA GAK CUKUP BAHAGIA KALAU YANG JAGA KITA ITU HARTA, KITA BUTUH PAPAH" teriak azka yang sudah lelah karna papahnya tak pernah ingin mengerti anak anaknya

"HARUSNYA KAMU NGERTI PAPAH KERJA BUAT KALIAN" bentak tuan aldrick

"Seenggaknya luangin waktu buat kita pah" ucap azka mulai serak karna menahan tangis

"bukan nya papah gak mau" ucap tuan aldrick juga menurunkan nada suaranya

"Paah_" belum selesai azka bicara tuan aldrick memotongnya

"Sudahlah, papah cape" potong tuan aldrick dan beranjak pergi

"PAPAH GAK TAU KAN KALAU SEKARANG RARA SERING PINGSANKAN" teriak azka yang sudah kehabisan kesabaran menghadapi sikap keras kepala papahnya ini

Tuan aldrick berhenti dan terdiam di tempatnya berdiri, tak tau harus berkata apa

"Kak udahlah tenang" ucap fadil menenangkan azka

"Kenapa papah diem aja, KENAPA PAPAH GAK JAWAB KATA KATA AZKA KAYA TADI." tanya azka

"Papah gak tau kalau penyakit laura kambuh, kenapa kalian baru kasih tau papah" tanya tuan aldrick

"Papah mana tau. KARNA YANG ADA DI PIKIRAN PAPAH HANYA KERJA KERJA DAN KERJA, tadi azka telpon papahkan, TAPI PAPAH GAK ANGKAT ANGKAT, TADI LAURA PINGSAN LAGI PAH" teriak azka sambil menangis

tanpa kata kata tuan aldrick pergi menuju kamar laura dan meninggalkan azka yang sedang menangis dengan adiknya fadil.

Azka menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa sambil memijit keningnya.

"Gak harus marah marah juga kan kak" ucap fadil

"Gue cape dengan sikap papah yang keras kepala dan lebih mementingkan usrusannya"

flashback off

"Kak. Fadil?" panggil laura

"Eh. iyah" jawab fadil

"Kakak jalan sambil ngelamun yah, dari tadi gue ngomong gak di dengerin" ucap laura

"Emang tadi lo ngomong apa.?" tanya fadil

"Gak jadi" jawab laura kesal

"Lah" ucap fadil

"Udah keburu bete duluan" kata laura

Cowok Rese (Tamat)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz