empat puluh satu

3.2K 135 1
                                    

"Ra lo mau kemana.?" tanya gibran saat bertemu laura di gerbang sekolah.

"Pulang" jawab laura berjalan menuju halte

"Bareng gue yu" ajak gibran yang menggunakan motor ninja biru kesayangannya

"Gak usah, Gue udah pesen go car" tolak Laura halus

"Lo cancel aja, gue udah janji mau jagain lo sama kakak lo" bujuk gibran.

"tapi_" belum selesai laura bicara di potong gibran

"Sekalian lo temenin gue ya" potingnya

"Kemana.?" tanya laura

"Udah ikut aja" paksa gibran

Laura menghela napas berat, ya gini sipat gibran, suka seenaknya sendiri.
Laura mengotak atik handphone nya sebelum menganghukan kepala ke gibran.

Laura naik ke motor gibran dan mereka pun pergi dari halte itu.

____

"Ngapain lo ngajak gue kesini..?" tanya laura saat mereka sampai di pantai pinggiran kota.

Gibran menarik lengan laura menuju kursi yang berada di bawah pohon rindang.

Gibran dan laura duduk berdampingan di sana

"Dulu waktu kecil gue sering kesini" lirih gibran memandang lurus ke arah laut yang memantulkan cahaya langit yang mulai menguning.

"Oyah. Sama siapa.?" tanya laura

"Sama keluarga gue" jawab Gibran

Laura mengangguk

"orang tua gue dulu ketemu di sini, di tempat yang kita dudukin sekarang, itu hari dimana bokap gue jatuh cinta, dan di tempat ini juga bokap gue ngelamar nyokap gue" tutur gibran

Laura hanya mangut mangut  mendengarkan cerita gibran

"Dulu gue pernah bikin janji sama abang gue" sambung Gibran

"Janji.?" ulang laura bertanya

"Iyah janji, dulu kita pernah janji bakalan bawa cinta pertama dan ngelamar cinta trakhir kita di sini, abang gue udah nepatin janji, dia udah bawa cinta pertamanya kesini dan sekarang giliran gue" tutur gibran beralih menatap laura

Laura yang merasa di tatap melirik kearah Gibran yang sedang menatapnya

"Kenapa lo liat gue.?" tanya laura aneh

Gibran hanya membalas Dengan tersenyum manis pada Laura

Laura mengernyit kan dahi tak mengerti

"Terus siapa cinta pertama lo yang udah lo bawa kesini.?" tanya laura

"Lo" jawab gibran singkat padat jelas.

"Gu-gue" tunjuk laura pada dirinya sendiri

Gibran mengangguk meng iyahkan.

"Ra gue beneran suka sama lo, dari dulu gue bertingkah koyol dan selalu Gangguin lo gue cuma mau di perhatiin lo" ucap gibran menyatakan perasaannya.

"Gue kira lo udah gila" gumam laura

"Ra gue serius suka sama lo" ucap Gibran memegang bahu Laura meyakinkan.

"Lo sakit ya" laura menempelkan punggung tangannya di kening Gibran

Gibran menggapai tangan Laura dan menempelkannya di pipi dan memejamkan matanya, lalu menurunkan tangan laura kedadanya atau lebih tepatnya ke Jantungnya yang berdetak lebih kencang dari biasanya.

"Jantung gue selalu berdebaran kalau deket sama lo" ucapnya

Laura menarik tangannya Kembali.

"Kita 2 bulan lagi akan lulus, harusnya lo pokus ke nilai akhirnya, bukan ke gue, lagi pula gue bakalan pergi 2 bulan setelahnya nyusul kak fadil kuliah di canada gue juga belum yakin sama lo" tukas laura

"Ya udah kalau gitu kasih gue waktu 4 bulan itu buat bikin lo yakin sama gue" pinta gibran

"Hah, lo beneran gak sehat" cibir laura

"Gue serius ra, kalau lo udah yakin gue bakal bawa lo kesini lagi buat menuhin janji gue ke abang gue" ucap Gibran

"ok, gue setuju" ucap Laura menyetujui permintaan gibran.

____


"Kakak kira lo gakan pulang de" tegur azka yang berada di ambang pintu kamar Laura

"Kak ngagetin gue aja lo" ucap laura terkejut karna sedang pokus  memandangi dirinya di cermin.

"Kaget.? Sejak kapan lo jadi kagetan kaya gini.?" tanya azka duduk di tempat tidur laura

"gue tuh manusia bukannya manekkin. Dari dulu juga suka kagetan" jawab Laura menyusul kakaknya duduk di tepi ranjang tidurnya.

"Lo udah ngobrol sama fadil hari ini.?" tanya azka mengalihkan pembicaraan

"Nggak, bahkan udah 3 hari ini kak fadil gak ngabarin gue" Jawab laura

Azka merebahkan tubuhnya di sana dengan kaki menggantung.

"kak hp lo bunyi tuh" kata laura saat mendengar suara dering dari kamar azka yang bersebelahan dengan kamarnya.

"Ni hp gue" azka mengangkat handphone nya

"Lah. Tuh ada yang bunyi dari kamar lo, laptop lo kali" ujar laura

"Lu ambil gih. Lagi pw ni" pinta azka.

Laura mendengus tak berniat untuk menolak tapi berat juga untuk beranjak dari tempatnya saat ini.

Sampai pada akhirnya laura mengalah dan pergi dari kamarnya untuk mengambil laptop azka di kamarnya.

Laura kembali dengan berlari lalu meloncat ke kasurnya menyentak azka yang baru saja menutup matanya.

"Lo apa apaan sih.?" tegur azka kesal karna laura mengganggu waktu santainya.

"Kak fadil vc" seru laura senang

"Beneran" azka mengganti posisinya jadi tengkurep menghadap laptop

Laura menekan jawab di layar laptop azka dan langsung menampilkan fadil di sebrang sana.

"Hai. Apa kabar kalian.?" tanya fadil dapa kedua sodara tersayangnya.

"gue kira lo udah lupa sama kita" gerutu Laura

"Ya gue sibuk disini. Sorry. Eh lo jadikan nyusul gue kesini.?" tanya fadil pada laura

"Jadi dong" jawab laura pasti

"Bentar lagi Kalian ninggalin gue sendiri disini" ucap azka di sedih sedih kan

"Ya elah lo kak. Dulu juga lo tinggal disini sendiri" ucap fadil

azka hanya menyengir kuda.

"Ra lo nanti bakalan ninggalin suami loh dong. Gimana.?" goda fadil

"Suami Gue.?" ulang laura bingung

"Si gibran siapa lagi" keletuk azka menimpali

"Ya udah gue tinggal aja. Dia punya keluarga ini" ucap laura rada sinis

"Ya elah. Gue canda"

Mereka melanjutkan canda guraunya sampai malam.

Cowok Rese (Tamat)Where stories live. Discover now