Chapter [3]

3.6K 511 87
                                    

Ada banyak pertanyaan dalam benak Jungkook. Kendati harinya terasa pahit, dia tetap menanam subur janji Yoongi hingga sekarang. Jadi alih-alih dia merasa pantas mendendam karena keadaan yang buruk dia tetap mengedepankan penjelasan. Dia ingin mendengarkan itu dari mulut Yoongi.

Kakaknya hidup dengan baik. Itu fakta yang sekarang dia tahu. Sedangkan hidupnya terlalu sibuk bekerja untuk membayar hutang lalu setelah orangtuanya meninggal dia bahkan hanya tidur 2 jam sehari, jadi apa yang bisa dia harapkan untuk tahu tentang Yoongi yang nyatanya telah lama wara-wiri di TV? Sumpah, Jungkook tidak ada waktu untuk itu.

Sejak kepergian Yoongi kehidupan nya terlalu kontras. Kehangatan yang di paksakan, ayah yang menjadi keras terutama pada dirinya karena dia menjadi anak laki-laki satunya saat itu. Lalu ibu yang diam-diam menangis dan adiknya yang setiap saat berusaha tegar walau Jungkook tahu jika Somi sangat merindukan Yoongi. Semuanya tidak baik-baik saja namun di bungkus topeng seolah-olah kepergian Yoongi bukanlah masalah besar. Dia memikul harapan  orangtuanya menggantikan Yoongi. Hingga usianya beranjak 16 tahun, keluarganya di tipu oleh Paman nya sendiri sampai terlilit hutang yang begitu banyak bersamaan dengan kondisi jantung Somi yang semakin memburuk. Merelaka kedai untuk di jual dan Jungkook juga harus rela  bekerja serabuta dari pada melanjutkan sekolah. Karena dia telah menjadi harapan keluarga, dia harus berkorban untuk itu. Karena dia adalah kakak Somi jadi dia harus mengalah untuk lebih mementingkan pendidikan adiknya.

Dia telah menepati janji pada Yoongi untuk menjaga Somi, juga menepati harapan orangtuanya, kendati mereka memilih untuk pergi dan menyerah.

Jungkook ingin sekali menyerah, tapi..

Jika janji harus di tepati. Kalau tidak Hyung bukan laki-lakilaki-laki sejati.

Kata-katanya dulu pada Yoongi selalu menjadi acuan. Jeon Jungkook telah lama ingin menjadi terlihat di mata Yoongi. Pribadinya dan Yoongi sama-sama pendiam membuat mereka kurang akrab sedari kecil. Mereka akan berinteraksi seperlunya dan jauh di dalam hatinya, dia begitu memimpikan bagaimana Yoongi memperlakukannya sama dengan Somi. Dan sekarang ketika dia telah dewasa, dia membawa janji menjaga Somi seperti yang Yoongi minta. Jungkook akan menjadi laki-laki saat bertemu dengan Yoongi.

Harusnya Yoongi bangga, kan?

Di dalam kereta terakhir malam ini menuju Seoul tanpa persiapan apapun. Dia meminjam uang pada Daniel sembari membawa keyakinan. Daniel hanya mengarahkan Jungkook untuk mendatangi ArkJ Entertainment tempat dimana Yoongi bekerja karena Daniel juga tidak tahu menahu alamat rumah Yoongi.  Tidak mungkin juga bagi Jungkook menghubungi Yoongi karena jelas-jelas Yoongi menghindarinya.

Tepat tengah malam dia sampai. Mencari penginapan kecil untuk semalam hanya untuk menghabiskan malam tanpa tidur. Ini adalah malam keduanya tanpa memejamkan mata setelah bertemu dengan Yoongi. Dia tidak mengantuk sama sekali sekalipun tubuhnya benar-benar lelah dan ingin tidur, tapi isi kepalanya hanya tentang Yoongi. Menjadikan pemuda itu mau tak mau seperti memaksa dirinya sendiri untuk berdiri di depan gedung Agensi saat pagi menjelang.

"Aku ingin bertemu Jeon--" Kemudian memejamkan mata ketika sadar dirinya keliru, "Park Yoongi."

Wanita reseptionis menatap agak sanksi, terlebih melihat bagaimana Jungkook dengan rambut ikal panjang, wajah kusut dengan mata panda.

"Maaf, apa anda sudah memiliki janji?" Wanita itu tetap bertanya sopan kendati ada tatapan tak suka.

Jungkook mendadak linglung. Janji? Apa harus berjanjian untuk bertemu orang lain? Dia tidak tahu menahu bagaimana kebijakan di sebuah gedung Agensi.

Betelgeuse |BTS [√]Where stories live. Discover now