Chapter [4]

3K 451 42
                                    


Namjoon diam karena bingung dengan situasi saat ini. Bahkan rasanya dia mendadak menjadi bodoh karena membiarkan Yoongi pergi begitu saja dan meninggalkannya dengan seorang pemuda asing tanpa penjelasan apapun. Oke, mungkin sedikit dia bisa menangkap pertengkaran ini melibatkan masa lalu Yoongi dan dia juga sedikit mengerti karena Yoongi sangat terbuka padanya. Dia tahu Yoongi di usir dari rumah, dia tahu bagaimana sejarah Yoongi hingga sampai menjadi sulung keluarga Park. Tapi walaupun dia tahu nyatanya dia tidak begitu siap menyaksikan ini secara langsung. Saat mendengar cerita dari Yoongi dia akan menyimpan segumpal rasa kesal kepada keluarga lelaki itu karena memperlakukan Yoongi begitu buruk,

Tapi..

Tubuh kaku itu menggoyahkan Namjoon. Rasa kesalnya pun hilang menjadi begitu iba saat melihat bagaimana penampilan Jungkook. Namjoon bisa menduga jika adik Yoongi itu memiliki kehidupan yang kurang baik. Setelah menghela napas memecah keheningan akhirnya Namjoon menghampiri Jungkook.

"Menyerahlah." Dia berkata begitu tulus dengan maksud tak ingin jika Jungkook terluka lebih dari ini. Namun sepertinya perkataannya malah dia tangkap berbeda oleh Jungkook. Dia bisa melihat pemuda itu langsung menatapnya dingin, "Aku berkata seperti ini karena aku peduli padamu."

Lalu Jungkook membuang muka. Pemuda itu masih berusaha mengendalikan diri. Berdecih dalam hati karena merasa omongan Namjoon tentang peduli padanya terdengar seperti omong kosong. Jika kakaknya bahkan bisa mengkhianatinya, bahkan tidak peduli padanya lalu bagaimana dengan orang lain? Dia telah hidup dengan banyak omong kosong selama ini jadi untuk apa dia harus merasa tersentuh dengan omongan Namjoon? Di mata Jungkook semua orang kini terlihat sama, terlihat begitu menakutkan untuk di percaya.

Tak mendapat respon apapun lagi selain diam, akhirnya Namjoon memutuskan untuk menyerah. Lelaki itu menepuk bahu Jungkook lembut, "Tunggu di sini, aku akan mengambil kunci mobil."

Melesat tanpa menunggu jawaban apapun dan Jungkook di tinggalkan begitu saja dengan kehampaan juga otak yang terus memutar segala perkataan Yoongi seperti kaset rusak dengan suara melengking menyakitkan. Yoongi memintanya untuk pulang, Yoongi memintanya untuk kembali pada orangtua mereka dan Jungkook bahkan tidak di beri kesempatan untuk sekedar menjelaskan jika kedua orangtua mereka kini sudah jadi abu, jadi entah kenapa segala perkataan Yoongi tentang orangtua mereka malah seperti menyulut Jungkook pada memori-memori menyakitkan.

Tidak ada hari yang benar-benar membuatnya nyaman yang bisa Ayah dan Ibunya beri sejak Yoongi pergi. Dia di minta mengerti, di minta menurut dan di minta lebih maju hingga tumbuh menjadi semakin pendiam karena Jungkook tahu pendapatnya bukan lah hal yang baik untuk di keluarkan. Bahkan hingga akhir hayat, Jungkook harus di beri hal nyata ketika sampai mereka memutuskan untuk menyerah pun, mereka seolah-olah mewariskan rasa sakit yang harus Jungkook terima seumur hidup. Itu tidak akan hilang, bahkan jika Jungkook benar-benar mati, kenyataan itu tetap akan abadi bersamanya.

Rumah berantakan, tangisan ibunya dan teriakan ayah bercampur seperti iringan saat-saat dimana Jungkook benar-benar tidak berdaya, hampir menyerah. Sakit karena melihat ayah ibunya sekarat juga sakit atas perlakuan mereka. Jika bukan karena Somi mungkin dia tidak akan bisa tumbuh hingga saat ini. Lalu sekarang dia menghadapi taraf paling menyakitkan sepanjang hidupnya ketika Yoongi, kakak yang selama ini selalu tersimpan begitu apik seolah harapan air di gurun pasir hanyalah fatamorgana saja, membuat Jungkook berpikir seharusnya dia mati saja malam itu, seharusnya Somi membiarkannya mati.

"Ya, harusnya begitu." Bibirnya bergetar parah saat bergumam.

Memejamkan mata hingga lelehan air matanya jatuh. Kilasan-kilasan yang saat ini tengah dia sesali muncul seperti film sampai membuat dahinya mengerut.

"Dengar ayah Jungkook!"

Mata ayah yang sudah merah dengan rahang mengeras dan terlihat semakin asing di matanya. Lantas Jungkook menggeleng brutal saat di minta untuk mendengar. Dia bahkan telah mengerti maksud ayahnya jadi dia tidak ingin mendengar, tapi ayah terus memaksa bahkan hingga melotot, "Menurut Jungkook. Jangan seperti Yoongi!"

Betelgeuse |BTS [√]Where stories live. Discover now