9th

1.8K 228 10
                                    

"Beep...beep..." ponsel milik Sehun berbunyi keras sehingga membuat Yoona terbangun. Mata Yoona bertemu dengan mata hazel Sehun yang masih intens menatapnya.

"Maaf ada sesuatu di dahimu." Sehun berpura-pura membersihkan dahi Yoona. "Nah sudah hilang rupanya." "Sehun-ah..."

"Hmmmm?"

"Ponselmu berbunyi."

"Mwo?"

"Ponselmu berbunyi, kau mau mengangkatnya tidak?"

"Ah ne aku akan mengangkat teleponnya." Sehun menjauh dari Yoona untuk mengangkat telepon dari seseorang.

~~~

"Aish apa yang sedang bocah ini lakukan? Ini sangat penting tapi dia sulit untuk dihubungi." desa Chanyeol kesal karena Sehun sulit untuk dihubungi. "Sudahlah...kau membuang waktu kalau dia tak bisa dihubungi."

"Jongin-ah ini penting untuk Sehun."

"Arra, tapi untuk apa kita berdiri lama disini kalau kau hanya menelepon saja?"

"Ye?"

"Chanyeol-ah aku rasa Sehun tidak harus tahu sekarang, ini hari peringatan kematian orang tuanya. Suasana hatinya pasti sedang kacau, kau beri tahu dia besok saja di sekolah." kata Jongin, "Sejak kapan otakmu bekerja dengan baik? Ya kau benar juga, aku akan menundanya sampai besok."

"Dan satu lagi, kau yang simpan robotnya di rumahmu ya Chanyeol."

"Kenapa harus aku? Kau saja, rumahku penuh."

"Yak...yak...tidak bisa, aku akan menghancurkan barang bukti kalau aku yang menyimpannya. Kau ingat, aku pernah menghancurkan gitarmu dulu. Kau mau barang ini rusak karenaku?"

"Ya ya ya aku mengalah." Chanyeol mendengus karena Jongin membuatnya kesal. "Berdebat denganmu tidak akan pernah menyelesaikan masalah."

~~~

Kereta berhenti di stasiun, Sehun, Yoona, dan Olive satu persatu turun dari kereta. "Sepertinya kita harus berpisah disini Olive, sampai jumpa lagi ya." Kata Sehun ramah, "Ne, oppa kita harus sering bertemu karena aku sayang oppa." kata Olive manja, "Ne, mari kita bertemu lain waktu." Sehun melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan.

"Sehun-ah tunggu!" cegah Yoona.

"Ne?"

"Aku pinjam sebentar!" Sehun memberikan ponsel miliknya pada Yoona, kemudian ia memasukkan nomor ponsel miliknya di ponsel Sehun. "Itu nomorku, jika kau dalam kesulitan hubungi aku ne!" Yoona mengembalikan ponsel milik Sehun. "Ne, gomapseumnida." pucuk dicinta ulam pun tiba, tanpa harus meminta nomor ponsel Yoona, Sehun mendapatkannya langsung. Rasa bahagia Sehun tahan untuk menjaga imagenya yang cuek itu. "Jaga dirimu baik-baik Sehun-ah." Yoona menepuk bahu Sehun sebelum pergi.

"Sungguh ini perasaan yang konyol untukku."

~~~

Malam semakin larut, Yoona keluar dari kamar setelah menceritakan dongeng sebelum tidur untuk Olive. Yeoja itu berkutat dengan berkas dan laptopnya.

Tak sengaja ia membuka folder yang berisi koleksi foto lamanya. Semua kenangannya dengan Donghae ada disana. Dari mulai zaman mereka masih pacaran di bangku SMA sampai kehadiran Olive melengkapi keluarga kecilnya. Memori pernikahannya kembali terlintas di pikirannya, hari bahagia saat dirinya berjalan ke altar pernikahan dan mengikat janji suci. Air mata menjadi pertanda rindu membasahi pipinya, ia pun mengusapnya sebelum semakin terbawa suasana. "Aku tidak punya waktu untuk menangis."

Be My Daddy (YOONHUN) Where stories live. Discover now