Chapter 15 (IND)

1K 119 29
                                    

Drrrtt.... Drrrttt...

Off memandang layar ponselnya yang berkedip-kedip dan menampilkan foto Ice disana.

"Bocah ini. Jangan bilang dia ingin mengajak minum-minum lagi," Ucapnya sambil geleng-geleng kepala. Off yang memang masih sibuk mengetik beberapa dokumen di laptopnya itu pun, memutuskan untuk mengabaikan panggilan telepon itu.

15 menit berlalu, ponselnya pun kembali berkedip. Kali ini, foto kekasihnya, Gun yang nampak di layar tersebut. berbeda dengan tadi, Off merasa wajib mengangkat telepon dari orang yang satu ini. Dia tidak mau kerepotan selama seminggu penuh menghadapi rengekan bayi besarnya yang hobi merajuk itu hanya gara-gara dia mengabaikan teleponnya.

"Yup, baby..."

"Papii.. Papiii.." Gun memanggil-manggilnya sambi terisak-isak di ujung telepon. Off yang mendengar itu sangat terkejut.

Dia langsung menegapkan duduknya dan wajahnya berubah tegang, "Baby... ada apa? Kenapa kau menangis?"

"Krist... Krist, Papii..."

"Krist... ada apa dengan Krist?"

"Krist... Krist..." Gun masih terisak-isak, hingga tidak bisa bicara. Off semakin bingung dan panik. Kekasihnya menangis sampai seperti itu sambil menyebutkan nama Krist berkali-kali. Perasaannya semakin tidak enak. "H-Halo... Off, ini aku, Ice." Tiba-tiba, suara di ujung telepon berubah menjadi suara Ice. Ice memutuskan untuk mengambil alih telepon karena Gun yang sudah tidak sanggup untuk bicara.

"Ice.. kau... bagaimana kau bisa bersama Gun? E-Euh.. lupakan... Ada apa dengan Krist? Kenapa Gun menangis seperti itu sambil menyebut nama Krist?"

"Off... Krist... masuk ICU."

"Apa?? Kenapa?? Bagaiman bisa?? Apa yang terjadi Ice??"

"Dia melakukan.. percobaan bunuh diri lagi."

"Shit.." Off hanya bisa merutuk pelan sambil memijit pelipisnya pelan. "Kenapa? Kenapa dia melakukannya lagi?"

"Off, aku tak bisa menjelaskan disini. Tapi.. bisakah kau kesini sekarang? Aku punya sesuatu yang harus ku bicarakan padamu."

"Godt... dimana anak itu?"

"Itulah yang ingin ku bicarakan denganmu. Ku mohon sekarang juga kau kesini ya."

"Oke oke. Aku segera kesana."

Setelah menutup telepon, Off pun langsung bergegas menuju ke rumah sakit, meninggalkan semua pekerjaan yang sedang dikerjakannya di meja Kantornya. Sekarang dia tidak peduli dengan denda yang akan diberikan oleh Kantornya karena dia meninggalkan pekerjaan yang belum selesai, tapi yang paling penting sekarang adalah keadaan Krist... dan juga sepupunya, Godt.

Off mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Dan ketika dia sampai di rumah sakit, dia langsung berlari menuju ke ruang ICU, dimana Ice dan Gun sudah menunggu disana.

Melihat kedatangan Off disana, Gun yang dari tadi hanya duduk diam dengan badan gemetaran, segera berlari kencang ke arah Off dan memeluknya erat.

"Papii... Papii aku takut... aku takut Krist-,"

"Ssstt... tenanglah, Gun." Off mengelus punggung dan kepala Gun untuk membuatnya tenang, walaupun perasaannya sendiri sangat kacau sekarang.

"Tapi Papii.. Krist nya-,"

"Semuanya akan baik-baik saja. Krist sudah sering melewati hal seperti ini. Dan anak itu.. lebih kuat daripada apa yang pernah kita bayangkan. Kau tidak perlu khawatir ya." Ucap Off sambil mencium puncak kepala Gun dengan lembut, membuat Gun semakin mengeratkan pelukannya ke badan Pria yang jauh lebih tinggi darinya ini.

ARE YOU BRAVE ENOUGH? (IND/ENG)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora