Chapter 2 : Cemburu

27 2 1
                                    



"Maaf telah membuatmu khawatir Sakura." Ino mengangkat badannya bersandar pada tepi ranjang.

Sakura segera duduk disamping Ino, siang tadi setelah Sai membawa Ino ke ruang UKS, ternyata pengurus UKS sedang tidak ditempat. Oleh karena itu Sai langsung berinisiatif membawa Ino pulang. Sakura yang mencemaskan keadaan sahabat barunya pun bertanya alamat rumah Ino kepada Wali Kelasnya. Sasuke entah kenapa sedang tidak ingin mengunjungi Ino sekarang. Sedang Sai, dia sendiri sudah pulang untuk membersihkan diri. "Sudah sudah, kau istirahat saja Ino."

"Aku sudah tidak apa-apa Sakura. Aku hanya sedikit anemia. Memang jika sedang bulanan aku sering terkena anemia, hanya saja biasanya tidak seperti ini." Ino mengusap tengkuknya.

Sakura tersenyum memaklumi, "Tidak apa-apa Ino. Tapi jujur aku tadi sedikit kaget dan panik, yahh karena sebelumnya aku belum pernah melihat orang pingsan di hadapanku."

Ino merapikan ikatan rambutnya yang tampak berantakan, "Aku mengerti Sakura, aku sendiri juga tidak menyangka kalau akan pingsan. Hehehehe...."

Sakura memutar kepalanya menatap sekeliling kamar Ino. Terdapat rak kayu yang penuh dengan tumpukan novel remaja. Di sebelah rak kayu terdapat meja kecil berisi bingkai-bingkai foto. Ada foto Ino bersama kedua orang tuanya, Ino yang sedang bermain di pantai, Ino yang sedang memakai seragam SMP nya dan masih banyak lagi. Sakura mengernyitkan alisnya menatap foto Ino bersama dua orang pemuda, pemuda yang juga ia kenal, Sai dan Sasuke.

Ada banyak foto mereka bertiga, dimulai dari SD hingga SMA. Sakura mengamati foto tersebut dari kejauhan. "Ino, kau berteman dengan Sai dan Sasuke dari kecil?"

Ino menatap deretan bingkai foto yang ditatap Sakura, tersenyum kecil "Iya, kami bertiga bersahabat sejak kecil, tapi sekarang berempat denganmu Sakura."

Sakura tersenyum senang, "Kau pun sahabatku Ino."

Ino mengangguk semangat, "Sedari dulu aku ingin memiliki sahabat perempuan, sedari dulu mereka tidak mau berteman denganku."

Sakura menautkan alisnya. Ino mendesah lelah, "Mereka selalu menganggap aku ini gadis manja yang selalu dikelilingi pangeran-pangeran tampan. Aku tau mereka hanya tidak suka melihat aku dekat-dekat dengan Sai maupun Sasuke. Begitu-begitu mereka berdua memiliki banyak fans di sekolah kami dulu. Hehehehe..." Ino cekikikan.

Sakura tidak heran, dengan wajah di atas rata-rata milik Sai dan Sasuke tentu mereka berdua akan memiliki banyak fans.

"Hanya saja entah mengapa mereka selalu dekat-dekat denganku. Mereka sahabatku sejak kecil, sewaktu kecil aku sering dijahili oleh teman-temanku dan mereka berdua selalu melindungiku. Jadi kemungkinan kebiasaan tersebut berlanjut sampai sekarang." Kenang Ino.

"Kau merasa nyaman dengan mereka?"

Ino mengangguk mantap, "Tentu saja. Aku bahkan sangat menyayangi mereka."

"Seperti sahabat?"

"Ehh? Tentu saja.."

Sakura memutar matanya gemas, "Innooo, tidakkah kau lihat maksud lain dari mereka? Aku saja yang baru mengenal kalian beberapa hari bisa melihat dengan jelas."

Ino menatap Sakura dengan mulut ternganga, "Aaa.. Ituu.. Apa maksudmu Sakura?"

"Haahhh Inooo, sudah jelas Sai dan Sasuke menganggap dirimu lebih dari seorang sahabat. Tak bisakah kau lihat itu?" Sakura mencubit pipi putih Ino dengan gemas.

"Aduuhhh sakit Saku.." Ino mengelus-elus pipinya yang memerah akibat cubitan Sakura. "Aku bukannya tidak merasa Sakura. Hanya saja aku tidak berani berharap. Aku juga takut jika nantinya aku akan menyakiti salah satu dari mereka. Aku tidak bisa Sakura."

Undecided of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang