Driller

86 7 2
                                    

Seorang pria berwajah kejam itu berjalan untuk memasuki sebuah ruangan. Ruangan itu gelap, ketika pria itu membuka pintu nya, barulah cahaya menyinari ruangan itu, walau cahaya nya tertutup badan kekar pria tersebut.

"Kenapa gelap?" Pria itu bertanya sambil berjalan masuk.

Seseorang yang duduk di pojok ruangan tersebut menyeringai kecil.

"Aku.. Menyukai kegelapan." Ucap pria setengah baya di depannya. Panggil saja ia Mr.Ray. Ia memakai kacamata hitam, wajahnya pun tak terlihat jelas karena minim nya pencahayaan.

" Terserah, mana bayaranku?" tanya pria itu To The Point.

"Ah,benar.. Bagaimana caramu membunuhnya? Pisau? Gas?" tanya nya sambil memberikan pria tersebut sebuah koper. Pria itu menerimanya dengan sedikit kasar.

"Kamu tidak korupsi kan? Aku dengar dari berita, kamu adalah orang yang seperti itu." bukannya menjawab pertanyaan Mr. Ray, pria itu malah bertanya sinis. Pria itu membuka koper tersebut dan melihat-lihat ragu.

"Haah... Baiklah..." Mr. Ray memberikan beberapa lembar uang kepada pria itu.

"Padahal cuma 5 lembar, huh." gumam Mr. Ray. Tentu saja pria di hadapannya mendengar perkataannya.

"Well, semuanya harus sesuai dengan rencana dan peraturan. Seorang Driller tidak akan menerima kecurangan dalam bentuk apapun." Ucap pria itu dengan dingin dan melangkah keluar dari ruangan tersebut.

Pria itu sering memanggil dirinya dengan sebutan Driller, seorang pembunuh bayaran yang sampai sekarang belum diketahui identitas aslinya. Pada kehidupan kesehariannya pun, ia menggunakan nama samaran. Delwyn Hendriksen. Ia sangat terkenal di dunianya karena kehebatannya dalam hal memanipulasi data. Sebagai seorang pembunuh bayaran, ia juga terkenal pintar dan licik. Ia selalu menyelesaikan misi dengan sukses, mulus, dan tentu saja bersih!. Untuk menutupi asal muasal kekayaannya sebagai pembunuh bayaran, Driller membangun bisnis perhotelan. Walau Driller tidak terlalu terkenal, tapi ia tetap di kenal sebagai pengusaha muda yang sukses membangun usaha nya sendiri sejak berumur 23 tahun. Dan itu 4 tahun yang lalu.

Untuk saat ini,  mari kita memanggilnya Delwyn. Nama yang sering disebut orang-orang saat memanggilnya.

Delwyn mengendarai mobilnya dengan santai. Tentu saja ia sangat puas dengan pekerjaan nya baru-baru ini. Membunuh seorang pembunuh. Menarik. Dan tentu saja Delwyn berhasil membunuhnya.

Karena tidak ada misi, pada siang hari yang panas ini Delwyn ingin mengunjungi hotelnya dan mengurus beberapa hal disana.

Telpon Delwyn berdering. Delwyn menyeringai ketika melihat nama yang terpampang di ponselnya.

"Ada misi baru?" Pertanyaan itu langsung mencelos ketika Delwyn mengangkat telepon tersebut.

"haha, to the point seperti biasa, Huh? Benar, ada misi baru untuk nanti sore." Ucap seseorang yang tersambung di seberang sana.

"Shit! Kenapa tiba-tiba?" Delwyn menggeram tidak suka, ia selalu memerlukan waktu untuk membunuh dan menyusun strategi. Katakanlah ia seorang yang sangat perfeksionis.

"Bayarannya banyak, aku tak bisa menolaknya. Dan seperti biasa ya, aku akan menerima 10% dari bayaranmu."  Dillan, pria itulah informan sekaligus orang yang mempromosikan Delwyn sebagai pembunuh bayaran. Ia akan mencari atau menerima misi pembunuhan dari seseorang, menginformasikannya kepada Delwyn, dan mendapatkan bayaran dari pekerjaan itu.

DIAWhere stories live. Discover now