Chap 7

2.8K 358 23
                                    

Miya mengelap rambutnya dengan telaten. Alucard menatap wajahnya sendiri terpampang di depannya membuatnya geli geli sendiri.

"Kau ngapain sih hingga rambutku basah seperti ini," Ujar Miya menatap Alucard menuntut penjelasan.

Miya jadi nggak mau lagi bertukar tempat jika Alucard seperti ini. Nanti Alucard bisa macam macam dan Miya yang kena getahnya.

"Kau membenciku Miya ?" Tanya Alucard setelah sekian menit terdiam. Miya hendak menjawab 'Iya, tentu saja.' tapi entah mengapa lidahnya kelu.

Miya membuang wajah. "Aku membencimu kalau kau nggak berbuat ulah dan mengangguku. Kau tau ? Aku menderita," Ujarnya lirih sambil menatap ke arah lain. Miya juga sengaja menutupi pembullyan pacar Alucard dengan kata 'Menderita'.

Walau Miya di bully entah kenapa dia enggan membalas mereka. Miya memegang teguh prinsip 'Air tuba di balas air susu', prinsip yang di tanamkan Ibunya sejak kecil.

"Karena Alice dan yang lain kan ?" Tebak Alucard tepat sasaran membuat Miya bungkam.

"Kau di ganggu mereka ?!" Bukan menjawab Miya langsung bertanya.

'Jadi benar ini ulah mereka. Entah mengapa aku tak ingin di kasihani Alucard.' Batinnya sedih.

"Kau tak perlu membalas mereka. Lagi pula itu masalahku, kau cukup diam dan jangan ikut campur," Ujar Miya dingin dan tak main main. Alucard menggelengkan kepalanya menolak perkataan Miya.

"Lagi pula ini semua salahku! Aku yang harus bertanggung jawab Miya!" Alucard tak sadar membentak Miya. Miya terkejut dan ingin menangis.

"Ayo kita kembali ke tubuh masing masing," Ujar gemetar menahan tangis. Alucard mendekati Miya dan siap membenturkan kepala mereka.

Duak

Miya membuka matanya pelan lalu membola.

"T-tak mungkin!" Ujar terkejut. Alucard juga menatap dirinya bingung.

"Kita tak bisa kembali Miya!" Serunya panik. Kini Miya yang membenturkan kepalanya ke kepala Alucard. Tapi hasilnya juga nihil.

15 menit kemudian ...

Miya dan Alucard memasang plester pink ke keningnya masing masing.

"Kalau begini terus kita harus bagaimana Alu ? Aku ada kerja paruh waktu di tokoh Kagura!" Ujar kalut. Dia terus memutar otaknya. Sedangkan Alucard berbaring di atas paha Miya.

Tentu Miya ingin marah tapi-"Ini kan tubuhku Miya! Suka suka aku dong jika aku mau menidurinya." Ujar Alucard membuat Miya pasrah.

"Kau tidak berkerja di Cafe itu ?" Tanya Alucard mengingat ketika ia berkencan dengan Alice tidak sengaja bertemu. Miya menggeleng lemah.

"Aku sudah tidak bekerja lagi di sana. Lagian kalau dengan Kagura, aku bisa menebengnya," Ujar Miya sambil tersenyum.

"Kita bolos ya hari ini," Ujar Miya tersadar setelah bunyi bel masuk jam terakhir.

"Baru sadar. Kemana aja neng ?" Sindir Alucard membuat Miya tertawa.

Kata orang jika ingin membuat seseorang menyukaimu maka buatlah mereka tertawa karena tingkahmu. Tapi, bagi Alucard tidak. Tawa Miya malah membuat dirinya jatuh cinta dan merasakan perasaan aneh ini untuk kedua kalinya.

"Aku membawa motor hari ini. Bagaimana kalau kau mengemudinya ?" Usul Alucard usai tawa Miya.

"Aku tak bisa membawa motor manual," Keluh Miya. Alucard bangkit.

"Nggak papa. Aku hari ini bawa motor Mio ku. Tumben kan ?" Ujarnya membuat Miya kaget. Keberuntungan ini mah.

"Bagus! Tapi ... dimana mana cowok dong yang bawanya. Bukan cewek!" Protes Miya.

Change [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang