Aku dah update yha
Jangan lupa voment nyaAuthorPOV
Apartement
"Kar, Minggu depan dia ngajakin aku lihat patung Ashima di Yunan." Asma bercerita pada sahabatnya (Sekar).
"Kamu jadi dia ajakin ke Yunan." kata Sekar lalu diangguki oleh Asma dan Sekar mulai teriak gak jelas (alaynya kumat) lalu meminum air putih yang ada didepannya.
"Gini ya , Ma, ini, ini udah jelas banget. SANGAT JELAS BANGET. Kalo ChungChung itu udah nganggep kamu adalah Ashimanya dia. Dan yang kedua, pasti dia udah pengen meminta kamu untuk menatap masa depan. Dan menurut aku, dia bakal ngajakin kamu nikah, dia bakalan ngelamar kamu ( jeda ) tapi kamu harus yakinin dia dulu sih, kalau dia mau mualaf, ya! Oke! Aku ambilin kamu minum dulu." kata Sekar panjang kali lebar sampai Asma bingung mendengarkan perkataan sahabatnya yang belum tentu benar.
Saat Sekar sedang mengambilkan minum untuk Asma, ada seseorang yang mengetuk pintu apartement tersebut.
"Ma, kayanya itu mas Ridwan deh. Tolong bukain dong, Ma!" kata Sekar dengan manjanya pada Asma.
"Ya." jawab Asma.
Lalu Asma langsung menuju ke pintu apartement dan membukakan pintu untuk tamu tersebut.
Dan setelah membukanya ia melihat tubuh seorang pria yang membelakanginya. Karena mendengar bunyi pintu terbeku pria tersebut membalikkan badannya dan membuat Asma terkejut.
"Assalamualaikum, Asma." salam pria tersebut yang ternyata adalah Dewa (orang yang sudah menghianati kepercayaan Asma padanya).
"Siapa, Ma?" tanya Sekar dari dalam apartement lalu ikut keluar menemui tamu tersebut.
Setelah mengetahui siapa tamu teesebut Sekar langsung menarik Asma untuk masuk ke dalam dan menutup pintunya.
"Ngapain sih, ngapain? Dia dateng kesini! Ma, Dewa itu nggak penting banget. Kenapa dia dateng ke Beijing. Kalian berdua dah putus, Ma. Kamu udah move on. Kamu harus inget, kamu udah ada ChungChung." kata Sekar.
Asma seperti tak terima dengan perkataan Sekar ia akhirnya memaksa ingin keluar tapi dengan cepat ia dicegah oleh Sekar.
"Ma, Ma, nggak usah keluar! Kamu mau sakit hati lagi?" kata Sekar dengan nada kasihan pada Asma sahabatnya.
"Sekar kamu emang sahabatku yang paling baik. Tapi jarak Jakarta-Beijing itu nggak deket. Jadi aku harus hargain pengorbanannya dateng kesini." jelas Asma menenangkan Sekar yang sedikit emosi.
Mendengar perkataan Asma Sekar menggelengkan kepalanya gar Asma tidak keluar untuk menemui Dewa. Namun Asma memberinya pengertian lalu ia menyetujuinya. Dan Asma keluar menemui Dewa.

ŞİMDİ OKUDUĞUN
Assalamualaikum Beijing
RomantizmCerita ini ditulis karena aku terinspirasi dengan ceritanya. Cerita ini aku cover dari filmnya yha.