Bagian 17 - Kepedaran

3.1K 188 2
                                    

Rambut pirang gelap ikalnya telah digunting tapi ia masih menjaga kumis tipis diatas bibirnya. Itu seolah terlihat segala hal tentangnya menjadi asing, kecuali mata biru laut itu.

"Darren, apakah itu engkau?" senyumku selagi memegang pagar besi. "Bagaimana kau tahu dimana aku berada?"

"Kau meremehkanku." suaranya lebih berat sejak terakhir kali aku melihatnya. "Aku pasti tahu."

"Kau lebih tinggi." komenku.

"Kau saja yang menciut." ujung bibirnya mengerucut.

Aku terkekeh akan responnya selagi aku menekan keinginanku untuk memberinya pelukan. Ketidakhadiran yang jelas membuat hatiku semakin menyayanginya. Aku sungguh mengomeli pagar yang menjadi penghalang.

"Aku datang untuk melihatmu karena kau tak dapat membalas surat pada kami. Bagaimana keadaanmu, Lia?" Darren membawa tangannya padaku dan kami saling berpegangan melewati pagar besi. "Apa yang telah mereka lakukan padamu?"

"Aku tak apa, Darren. Terjadi pasang surut disana-sini tapi tak ada hal besar yang terjadi."

"Tak ada yang besar? Maksudku kau belum dijadikan..." ia berhenti sejenak.

"Tidak." Aku meyakinkannya.

"Apakah sekarang dirumah ada orang?" ia menyender, suaranya hampir tak berbisik selagi ia melihat ke mansion.

"Tidak, hanya aku dan pembantu." ujarku.

"Bajingan itu belum membuatmu tidur dengannya?" ia kembali ke topik sebelumnya.

Aku menemukan diriku memincingkan mata akan pilihan katanya selagi aku menggeleng. "Ini rumit, tapi semuanya baik saja. Bukan sesuatu yang perlu kucemaskan."

"Aku tak mengerti. Itu bagus, Lia. Tapi mengapa ia merelakannmu?" Alisnya mengerut bingung.

"Baiklah, ternyata ia tak seperti orang lain disekitarnya." aku mengangkat bahu.

"Lalu mengapa ia masih menahanmu disini?" Tangannya mengencang disekitarku.

"Kontraknya, masih terhubung."

"Itu omong-kosong." decak Darren. "Ia dapat menyelesaikannya jika ia mau."

"Tak semudah itu. Harry mengalami masalah keluarga yang rumit dan-"

"Dan apa hubungan masalah keluarganya denganmu? Apakah maksudmu ternyata kau... menolongnya?" tanyanya. "Aku tak tahu apa yang ia ucapkan padamu tapi kau tak perlu berhutang-budi apapun pada manwhore itu."

manwhore ~> seperti pelacur namun ditujukan kepada pria

"Jangan sebut dia itu. Aku tahu apa yang harus kulakukan." bantahku sebelum berpikir.

"Mengapa kau melindunginya?" suara Darren melembut, serta cengkeraman ia ditanganku. Harry adalah Harry."

"Aku-tidak! Kau tak akan paham." aku mengistirahatkan keningku di pagar besi.

"Apa yang tak kupahami? Kau tahu kau dapat memberitahuku segalanya, Lia. Apa yang merasuki dirimu?" tangan Darren jatuh ke saku celananya.

"Kau pergi, Darren. Dalam waktu yang lama. Aku tahu kau berusaha untuk mencoba, dan aku menghargai itu tapi kumohon jangan berprasangka buruk. Banyak hal yang berubah dan-"

"Juga dirimu." ia sedikit menggeleng. "Itu apa yang kau coba katakan padaku, kan? Lia... pria Harry yang kau tinggali ini... ia benar-benar monster. Mereka semua juga. Jangan tertipu, jangan mudah dimanipulasi. Dan kumohon jangan beritahu aku kalau kau punya perasaan padanya."

Baby Doll (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang