Chapter 3 ( Bahasa )

6.3K 487 75
                                    

AUTHOR POV

Maaf ya kalau cerita ini kepending lama, soalnya saya pindah kantor baru jadi masih beradaptasi dengan pekerjaan baru. Jadi akhirnya buat chpatet ini agar gak kelamaan nunggunya. Maaf cuma chapter pendek.

Untuk komentar kalian akan saya balas satu per satu ketika saya free.

Thanks atas kesabaranya.

Lazy writer.

"Arthit..... Arthit...... oi.... Arthit jawab aku.." teriak Knot yang sudah habis kesabarannya dengan pria yng sedang duduk ngambek diruangan tamunya. Arthit hanya meliri Knot sekilas sebelum melanjutkan acara ngambeknya.

"Kau ini kenapa sih ? Apa masih marah sama Kong ? Setiap kau ngambek selalu kabur kerumahku." Kata Knot kesal karena Arthit masih diam.

"Aku lagi memikirkan mau membatalkan pernikahanku dengannya?"

"Whattt ?? But why ?

Arthit terdiam kembali. Ragu untuj mengungkapan hal yang sebenarnya.

"Kenapa Arthit ?" Kata Knot yang menaikan nada suaranya.

Arthit mash tediam.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Sampai 10 detik berlalupun, Arthit masih mengunci rapat mulutnya. Melihat Arthit terdiam tak mau membuka suara, Knot beranjak mau pergi meninggalkan Arthit.

"Dia..." Akhirnya Arthit membuka suara walau cuma satu kata.

"Dia kenapa ?"

"Dia...."

"Dia kenapa Arthit ?" Kata Knot yang benar-benar sudah tak sabar menghadapi child Arthit mode on.

"Dia mengeluarkannya didalam Knot..."

"Mengeluarkan apa ?"

"Itu..."

"Itu apa sih ? Ngomong yang jelas jangan setengah-setengah." Makin lama semakin kesal, rasanya Knot mau lempar aja si Arthit ke kandang singa.

"Diamengeluarkanspermanyadidalam." Kata Arthit nyambung terus tak berhenti kayak kereta express.

"Hah ? Bisa kau bicara pelan-pelan Arthit ?

"Dia. Mengeluarkan. Sprema. Di. Dalam." Arthit yang kesal menekankan intonasi setiap kata-katanya.

"Ooo... trus masalahnya apa ?"

"Kau gila Knot ? Kau kan tahu aku habis operasi pencangkokan rahim 4 bulan yang lalu. Kalau aku hamil bagaimana ? "

"Kau sudah memberitahu dia ?" Tanya Knot yang dijawab sama Arthit dengan mengelengkan kepalanya.

"Bukankah dia selalu pakai kondom ?"

"Itu dia, akhir-akhir ini dia selalu lupa membelinya. Dia ingat membeli lube tapi dia lupa membeli kondom. Dasar monster mesum."

"Teruss ?"

"Aku sudah memperingatinya jangan didalam tapi dia tak mendengarkanku Knot. Sudah kupukul juga tetap saja tidak ada efek jeranya."

"Sudah, maafkan saja . Ini kan pertama kalinya. Lagipula apa kau tak ingat perkataan P'Beam, ini masih tahap percobaan. Belum tentu berhasil. Jangan berpikiran buruk."

"Ini bukan pertama kalinya. Ini sudah ketiga kalinya. Aku tak mau memaafkannya."

"Trus kamu mau sampai kapan disini ?"

"Apa ? Kau mengusirku Knot. Jadi kau sudah tak peduli padaku ?" Arthit berpura-pura menangis. " Kau jahat.." dan sekarang ia menangis beneran.

Knot menghela nafas, sejak operasi itu Arthit memang agak menjadi sedikit berbeda. Menjadi lebih sensitive dari yang sebelumnya, juga terdapat sedikit sifat-sifat wanita didalamnya. Salah satunya sekarang, mudah tersingung dan mudah menangis.

"Bukan Arthit, mana mungkin aku tak peduli denganmu. Kau sudah ku anggap adikku." Knot membelai kepala Arthit. " Masalahnya kakak iparmu mau datang, dan kau juga tahu bahwa kakak iparmu itu berteman baik dengan suamimu."

"Si reseh Tew."

"Eitss Arthit, aku akan marah kalau kau bilang seperti itu kepadanya."

Arthit hanya tersenyum dan melakukan gerakan mengunci di depan mulutnya. Arthit tak mau cari masalah dengan Knot.

"Tapi aku mau menginap disini." Kata Arthit membujuk Knot.

"Disini cuma ada satu kamar, memangnya kau mau tidur diluar ?"

"Gak, kau sama Tew ke hotel saja. Aku tidur disini."

"Kenapa bukan kau saja yang tidur di hotel ?"

"Aku takut.. di hotel banyak hantu." Knot memutar bola matanya, malas meladeni anak kecil seperti Arthit.

"Memangnya disini gak ada hantu ?" Kata Knot mencoba menakut-takuti Arthit.

"Tentu saja gak, hantunya kan takut sama kamu Knot."

Grrrrrhhh....

Tok...tok...tok....

"Itu pasti Tew, aku membuka pintu dulu." Knot berjalan menuju pintu dan benar saja yang datang adalah sang kekasih Tew. Tapi bukan hanya Tew, orang yang menyebabkan Arthit ngambekpun datang dibelakang Tew.

"P, aku bawa durian. Ini lagi diskon jadi aku membeli satu untukmu." Kata Tew seraya masuk kedalam rumah yang diikuti Kongpop.

Arthit membuang muka begitu melihat Tew dan Kongpop. Entah kenapa Arthit merasa mual mencium bau durian padahal dulu dia suka sekali dengan durian.

Arthit tak tahan lagi menuju ke kamar mandi, dan memuntah semua isi perutnya.

HOEKKKK...

Knot dan Tew bingung dan berpikir apa Arthit salah makan sampai muntah seperti itu. Semua kebingungan kecuali Kongpop yang menunduk dan tersenyum simpul.

HOEKKK....

Kongpop melebarkan senyumannya.

HOEKKKK...

Mendengar Arthit muntah membuat Kongpop tersenyum semakin lebar.

Yes, akhirnya.....

3. MARRIAGE LIFE ( PRIVATE BODYGUARD SEASON 2 ) - COMPLETEWhere stories live. Discover now