PLM 18 ~ Olivia's Change

1.3K 66 2
                                    

"Kedatangan Olivia membuatku heran. Tapi lebih heran lagi saat menyadari perubahan sikapnya terhadapku. Ada apa dengannya?"

-Joanna Carey-

❤️❤️❤️

Pagi itu tanpa sengaja Joanna berpapasan dengan Oliver ketika ia hendak menuju dapur untuk membuat sarapan. Keduanya sempat bertatap diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Terlihat raut wajah kacau Joanna akibat acara nangisnya semalam. Itu tidak luput dari pandangan Oliver.

Pria itu membuang muka dan berjalan melewati Joanna begitu saja. Membuat hati wanita itu mencelos merasa hampa. Sedetik kemudian, bibirnya terangkat mencoba tersenyum walau hatinya tidak.

Sedangkan di sisi lain, Oliver memandang punggung Joanna dengan nanar. Entah mengapa ia merasa punggung wanita itu begitu rapuh. Seperti membutuhkan sandaran seseorang untuk menumpahkan segala keluh kesahnya. Namun, lamunannya terhenti ketika telinganya mendengar suara seseorang.

"OLIVER!!!"

Seseorang memeluknya dari belakang. Membuat Oliver yang sedang duduk terantuk ke meja makan. Ia kaget mendapat pelukan tiba-tiba dari adiknya itu.

Olivia terkekeh. "Aku kangen sama kamu, Kak."

"Olivia!" tegur Oliver sembari melepaskan pelukan adiknya itu.

Olivia duduk disamping Oliver dengan senyum yang masih mengembang di bibir cantiknya.

"Ngapain kamu di rumahku?" tanya Oliver masih dalam ekspresi terkejutnya.

Olivia menatap Oliver heran. "Lho? Memangnya kenapa? Aku adikmu... jadi sah-sah saja jika aku mengunjungi rumahmu. Lagian dulu aku pernah tinggal di sini, kan? Dan sekarang aku mau tinggal di sini lagi."

Oliver membesarkan matanya tak percaya. Olivia mau tinggal di sini? Lagi?! Apa telinganya nggak salah? Mana bisa gadis itu tinggal di rumah kakaknya, terlebih Oliver telah menikah.

Joanna yang mendengar percakapan kakak beradik itu hanya bisa menghela nafas sedikit kaget atas ucapan Olivia. Setelah selesai menyiapkan sarapan untuk suaminya dan adik iparnya itu, ia menghampiri mereka dengan kepala yang menunduk.

"Liv, kamu..."

Ucapan Oliver terhenti ketika Joanna datang menginterupsi. Ia mendesah marah.

"Maaf." Joanna meletakkan sarapan buatannya di meja makan. "Saya sudah membuat sarapan untuk kalian. Silahkan di makan, Olivia. Saya tahu kau belum sempat sarapan ketika hendak kemari." Joanna mencoba mengakrabkan diri dengan Olivia. Walau ia tahu adik iparnya itu tidak suka padanya.

Olivia menatap Joanna datar. Dalam hatinya ia bertanya-tanya, ada apa dengan Joanna yang berpenampilan buruk seperti ini? Ada apa dengan rumah tangga mereka?

"Heh! Aku tahu kakakku tidak akan pernah jatuh cinta padamu. Tapi setidaknya kau berpenampilan layaknya Nyonya Leinster di rumah ini. Bukan berpenampilan seperti 'pembantu' seperti ini! Gimana sih!?" geram Olivia sambil menekankan kata 'pembantu'.

Joanna terkejut, dan merasakan rasa sakit itu lagi. Haruskah ia terus merasakan rasa sakit itu setiap hari, bahkan setiap detik? Tidak bisakah hidupnya tenang dalam sekejap saja. Sungguh Joanna yang malang.

Dengan tegas mencoba tegar Joanna menjawab, "Maaf, saya memang salah. Tidak seharusnya saya mempermalukan keluarga Leinster. Saya akan berusaha beradaptasi dan menyadari siapa saya, serta begaimana saya harus bersikap."

Olivia mendengus tak suka. "Bagus kalau kamu sadar! Sekarang, tinggalkan kami! Karena aku mau bicara empat mata dengan kakakku."

Joanna melirik sekilas kepada Oliver yang sejak kedatangannya hanya diam tanpa bersuara. Lalu, kembali pada Olivia, dan berkata, "Baik. Saya permisi ke kamar."

Please, Love Me!Where stories live. Discover now