Part 29 - Someone with a Higher Position

1.4K 269 175
                                    

"Dimana Park Bomi?"

Irene menatap namja itu sinis. Tidak ada niat sedikit pun untuk menjawab. Tangannya terkepal. Bersiap-siap melayangkan pukulan apabila namja di depannya melakukan tindakan yang mencurigakan. Ia memberi kode pada Chorong untuk mengirim pesan pada Bomi agar tidak datang. Chorong yang memang kelewat peka pun segera menghubungi Bomi.

Astaga, mengapa di saat genting seperti ini Xiumin tidak ada di kafe? Waktu ada Bomi saja ia selalu stand by di sini walau diusir. Tapi di saat Irene membutuhkannya, kakak ipar bodohnya itu malah hilang entah kemana.

"Kutanya sekali lagi, dimana Park Bomi?!"

Brak ... Prang ...

Meja di depan Irene dibanting kasar, benda yang ada di atasnya pecah berantakan. Seluruh perhatian pengunjung tertuju pada mereka. Irene memejamkan matanya menahan emosi.

"Mengapa aku harus menjawab pertanyaanmu?"

"Wanita jalang ini!" Kris mendengus, "Apa susahnya menjawab pertanyaanku?"

"Tolong jangan membuat keributan disini," Luhan menengahi. Sebagai wali kelas dari Chen, ia jelas mengenali Kris yang merupakan mantan suami Bomi, "Atau aku akan menelpon polisi."

Kris tertawa kencang, "Polisi katamu? Seperti aku takut saja! Lebih baik kau tidak suka ikut campur kalau tidak ingin wajahmu yang seperti perempuan itu kuhancurkan." ia mengacungkan telunjuknya tepat ke wajah Luhan.

Luhan mengernyit. Wajahnya mirip wajah perempuan katanya? Jika saja Luhan tidak lupa untuk menjaga sikap di depan Irene, Kris pasti sudah tergantung di atap kafe dengan posisi kaki di atas kepala di bawah.

"Apa ia satu dari laki-laki yang sedang kau permainkan? Seleramu sepertinya benar-benar menurun ke tingkat yang paling rendah setelah kematian suami bodohmu." ejek Kris.

Irene melayangkan pukulan ke wajah Kris, namun namja menangkap tangannya.

"Jangan pernah menghina mendiang suamiku!" marah Irene.

"Kau masih berani membelanya walau kau dulu selingkuh darinya?" Kris tertawa meremehkan, "Ah, kau pasti membelanya karena merasa bersalah. Apa kau tahu? Sepertinya Bomi berhasil menggoda Kim Suho dan menghasutnya agar membuat hidupku hancur. Lebih baik kau jaga namja itu, sebelum Bomi merebutnya kembali seperti kau merebut ia dari tangan Park Bomi dulu."

Mengapa nama adiknya disebut-sebut? Jadi ini alasan mengapa Suho jadi lebih banyak mengurung diri di ruang kerjanya? Ia menatap wajah Irene yang memucat. Mengapa kata-kata Kris tadi mempengaruhi Irene sebesar itu?

"Hei Bung, sebaiknya kau melepaskan tanganmu," pinta Luhan. Ia maju dan memegang tangan Kris yang memerangkap tangan Irene.

"Mau jadi sok pahlawan kau namja cantik? Bukankah sudah kukatakan jangan ikut campur?"

"Kau yakin berani mengatakan itu padanya?" Irene tersenyum miring, "Kim Suho mungkin hanya menghancurkan perusahaanmu. Tapi namja yang kau ejek itu bahkan bisa menghancurkan seluruh perusahaan keluargamu."

"Hah, jangan bercanda." Kris tertawa lagi.

Irene ikut tertawa, "Aku tidak bercanda, dia kakaknya Kim Suho."

"..."

***

"Chanyeol-ah, uang jajanmu eomma kurangi!"

Wajah Chanyeol memucat. Bomi marah sekali karena insiden tadi. Uang jajan Chanyeol pun jadi korban. Padahal ia benar-benar tidak sengaja. Ciuman tadi di luar rencananya.

D'Jandas [Exo Fanfiction]Where stories live. Discover now