Marriage Scenario - 3

6K 1K 52
                                    

Sehun membawa Nara ke The Evenue Park. Mereka menyantap hidangan mahal di sudut ruangan―menghadap langsung cermin besar yang bingkainya terdapat ukiran sulur-sulur bunga. Nara sangat menikmati hal-hal yang ada di sana, hatinya langsung saja gembira mendengarkan permainan piano yang melatar berlakangi restoran mewah itu. Semua hal yang berada di sana merupakan favoritnya.

“Pelayan wanita itu berkata padaku, jika restoran ini didesain oleh calon istrimu … yang artinya itu kakakku,” gumam Ahra, tangannya sibuk memotong daging panggang.

Sehun mengangguk. “Ahra suka sekali melukis, The Evenue Park adalah salah satu karyanya yang kujadikan nyata.”

Nara berdecak, “Dasar orang kaya, kau membuatkan restoran sebesar ini untuk kekasihmu. Aku iri sekali. Saudaraku memang sangat beruntung.”

Sehun menatap Nara. “Aku yang sangat beruntung karena sempat bertemu dengannya. Walaupun, dia sudah tidak ada … aku masih bisa merasakan sebagian dari dirinya berada di dekatku.”

Nara membalas tatapan Sehun. Ia menyelami pupil cokelat tersebut, kemudian muncul senyum tulus dari si gadis. “Dia sangat beruntung sebab mendapatkan cinta yang begitu besar darimu,” Nara diam sejenak. “Jantung kakakku berdetak dalam tubuhku. Tidak banyak orang yang tahu mengenai hal ini, tapi aku rasa―kau perlu mengetahuinya karena dirimu mencintainya.”

“Aku sudah mengetahuinya,” Sehun membalas. Ia menarik napas, berusaha mengendalikan diri agar ekspresi dukanya tak mudah terbaca oleh lawan bicaranya. “Dia menyalahkan dirinya sendiri karena masih bertahan hidup, sementara kematiannya sangat dinantikan oleh keluarganya. Satu-satunya yang dapat mendonorkan jantungnya untukmu adalah Ahra.”

“Apa kau membenciku karena itu, Oh Sehun?” tanya Nara. Ia mengigit bibir, merasa sangat bersalah.

“Ya, tentu saja dan juga perjanjian yang masih mengikat keluarga kita berdua.” Sehun sengaja memberikan jeda agar Nara dapat berpikir jernih. “Kau akan menggantikan posisi Ahra. Kita akan menikah. Pertemuan kita sudah didengar oleh mereka. Keluargaku akan segera bergerak untuk meminta perjanjian yang diberikan.”

“Apa?” Nara membolakan mata. Ia menulusuri paras Sehun melalui netranya. Nara tak menemukan raut bercanda di sana. “Aku punya kehidupan sendiri. Aku tidak bisa memenuhi―”

“Bukankah kau ingin bertemu ibumu?’ potong Sehun. “Ibumu mungkin akan datang untuk pernikahanmu.”

“Aku tidak butuh itu. Aku bisa menemui ibu sendiri―”

“―Dengan pergi ke Tokyo? Kau bahkan tak bisa naik pesawat.” Sehun tertawa mencemooh, nadanya penuh ejekan yang menyidir si gadis.

Gadis itu diam. Ia tidak dapat menimpali karena Sehun memang telah menyebutkan kelemahannya.

“Bukankah sangat menarik membuat Jung Nara mengobrol dengan Han Haera setelah empat belas tahun lamanya? Kira-kira apa yang akan dikatakan Han Haera ketika bertemu dengamu? Penyesalan teramat dalam karena lebih memilihmu, lalu membunuh Ahra? Aku sangat tertarik mendengarnya.” Sehun berucap, nada sinis melekat tajam pada intonasinya.

-oOo-

[Sehun Fanfiction] Dear Husband - ENDWhere stories live. Discover now