🍁 Prolog

3.6K 177 3
                                    

Lelaki itu menghela napas panjang ketika gadis di depannya menangis pilu. Kakinya mendadak kaku seperti ada perekat yang menempel.

Tak ada rasa lain yang ia rasakan saat ini selain kecewa. Ingin sekali merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya. Namun apa daya, hati nya terlampau kecewa sehingga yang bisa ia lakukan hanyalah beristigfar.

Sayup-sayup terdengar suara ngaji dari masjid, lelaki itu akhirnya berbalik untuk mengganti pakaiannya. Shubuh sepuluh menit lagi dan seperti biasa ia akan melaksanakannya di masjid.

Selesai berganti pakaian, lelaki itu menatap gadis yang masih meringkuk seraya terisak pelan. Ia melangkah mendekati gadis itu lalu mengusap lengan gadis itu perlahan.

"Dek, Mas ke Masjid dulu. Jernihkan pikiranmu dan jangan lupa shalat," ucap lelaki itu dengan suara bergetar.

Setelahnya lelaki itu langsung pergi menyisakan tangisan memilukan dari gadis yang sedang meringkuk.

Gadis itu tak habis pikir mengapa Allah begitu baik keadanya. Begitu mengasihinya ketika ia tidak bersyukur.

Memberikan seorang suami yang sabar dan begitu baik padanya. Memuliakan apa yang agama ajarkan kepada seorang wanita dan seorang istri.

Gadis itu merasa hina ...

Hati yang telah lama ia sakiti kini telah lelah dan rapuh. Gadis itu yakin, kini hati suaminya pasti sangatlah sakit.

Penantian panjang lelaki itu untuk mendapatkannya berujung sia-sia. Dan itu semua karena dirinya yang tak mampu mencintai lelaki shaleh, ladang pahalanya.

🌷🌷🌷

TBC

1 April 2018

Menanti dalam DoaOnde histórias criam vida. Descubra agora