Unexpected-07

85 5 0
                                    

Happy Reading 💙

Zafran menatap foto didalam frame yang sudah dipenuhi debu disana, matanya kini mulai berkaca-kaca, ia terus menatap foto wanita cantik yang sedang tersenyum disana. "Andai kejadian itu tidak terjadi, disini aku yang bersalah Dah" ucapnya kini mulai sesenggukan, kejadian itu sangat menyakitkan baginya, kejadian yang membuatnya kehilangan seseorang yang paling ia cintai.

"Maafkan aku Indah..." Ucapnya kini memeluk erat frame itu.

Naya yang tak sengaja melihat kejadian ini, berniat menghampiri Zafran, hatinya tak tega jika melihat Zafran seperti ini, namun apakah dengan datangnya ia akan memperbaik keadaan atau justru sebaliknya, namun tidak salahnya bagi Naya untuk mencoba.

Ia menghela sejenak, merapikan seragamnya yang sedikit berantakan. "A..ayahh.." Sahutnya pelan.

Zafran mendengarnya, namun tak sedikit pun terbesit niatnya untuk membalas ucapan gadis itu, ia hanya diam mempererat pelukannya pada frame itu. "Naya minta maaf yah..." Ucap Naya kini mulai berkaca-kaca.

Zafran terdiam, baginya diam lebih baik daripada melakukan hal yang akan ia sesali nantinya. "Gara-gara Naya ibu meninggal..." Naya kini tak dapat menahan air matanya lagi.

Dalam lubuk hati Zafran terdalam ingin sekali ia memeluk Naya, bagaimanapun ia masih manusia, dan ia juga seorang ayah yang tak bisa dipungkiri bahwa ia sangat amat menyanyangi anaknya, ia sadar kepergian indah bukan sepenuhnya kesalahan Naya.

"Naya minta sama ayah, jangan pernah benci Naya yah, Naya masih hidup, Naya masih ada di dunia ini, Naya butuh ayah, Naya butuh kasih sayang ayah, Naya gak bisa hidup tanpa semua itu yah" Air matanya kini telah membanjiri seluruh sudut wajahnya.

"Diam!!!" Ucap Zafran akhirnya, ia tak tau lagi harus berkata apa saat ini, egonya kini telah menguasai dirinya.

Naya terdiam sambil menahan tangisnya. "Jangan bicara lagi" ucap Zafran melemah.

Naya menggigit bibirnya tak kuasa menahan tangisnya yang semakin menjadi-jadi. "Ma..maaf..yah"

"Tapi Naya ingin Ayah anggap Naya ada, Naya masih bernafas sampai saat ini yah, Yaudah yah Naya pamit sekolah, Assalamualaikum...."

"Naya masih bernafas sampai saat ini yah"

Zafran memukul meja didepannya, memukulnya lagi dan lagi, mengapa egonya selalu menguasai dirinya, tidak bisakah hatinya kini yang mulai bekerja?.

***

Naya berjalan dengan langkah gontai, kakinya mendadak melemas setelah kejadian tadi, matanya yang sudah sembab tadi membuat penglihatannya mulai tak jelas lagi, ia membuka tasnya mencari-cari benda menyerupai bentuk mata disana, ia pun memakainya. "Keliatan lagi deh ehe" ucapnya dengan cengiran khasnya.

"Tumben kacamata dipake, biasanya Lo paling males pake Kacamata" sindir Rahma sambil tertawa.

Naya tersenyum. "Tadi tiba-tiba mata gue blur, gue takut gue salah masuk kelas tadi" ucapnya jujur.

Rahma mengernyit tiba-tiba matanya menangkap mata Naya yang sembab disana. "Eh mata Lo kenapa sembab gitu Nay? Lo abis nangis?Lo kenapa lagi?" Kini Rahma mendekat dan melihat keadaan Naya.

Naya tersenyum lagi, berusaha menyembunyikan sesuatu dari Rahma, ia takut jika Rahma akan khawatir padanya. "Sembab? Biasalah semalem kakak gue curhat lagi dan itu bikin gue sedih ehe" ucapnya berbohong, yaa! Berbohong demi kebaikan?.

Rahma mengernyit lagi, bisa-bisanya Naya membohonginya, ia sudah hapal dengan Naya, ketika berbohong atau berkata jujur ia tau itu, Naya tidak bisa menutup-nutupi darinya. "Gue bukan bocah, gue gak bisa Lo bohongi" ucapnya mengingatkan.

Unexpected (New)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora