Bab 3 | Senyum = Sayang

49.1K 2.6K 20
                                    

Greta sedang duduk di ruang tengah saat dia perhatikan Arlan yang nampak mondar mandir di dapur. Hari ini ART omanya libur, jadi memang tidak ada makanan di meja makan. Dan tadi oma berpesan untuk mengajak Arlan makan malam di luar.

"Astaga gue lupa," celetuk Greta sambil memukul dahinya.

"Om mau makan? Laper, ya!?" tanya Greta sedikit berteriak.

"Kamu pikir?"

Greta menggigit bibirnya. "Ayo Om, kita cari makan di luar," cengir Greta tanpa dosa.

"Kenapa gak dari tadi, si?" ketus Arlan dengan wajah super nyebelin, tapi tetep ganteng.

"Ya Om juga diem aja. Mana aku tahu Om laper."

Greta pun menyambar dompet dan sweater-nya, lalu mencepol rambut panjangnya asal-asalan.
Arlan sempat menahan napas saat melihat pemandangan itu.
Tidak dapat dipungkiri, keponakannya yang dulu masih ingusan ini sekarang tampak berbeda. Dia sangat cantik dan terlihat lebih dewasa. Jujur, sejak pertemuan mereka di bandara tadi, ada sesuatu yang menggelitik hati Arlan saat melihat wajah manis Greta.

***

"Mau makan apa, Om?" tanya Greta saat mereka berjalan ke luar komplek. Tempat di mana penjaja makanan berkumpul setiap sore sampai malam hari.

"Ketoprak aja, udah lama gak makan itu."

"Wah kayaknya kita sehati, aku juga lagi pengin makan itu, Om," cengir Greta dengan wajah yang super manis. Dengan susah payah Arlan menahan gejolak di hatinya untuk tidak ikut tersenyum. Sungguh, gadis ini sangat menggemaskan dengan penampilan acak-acakan seperti ini.

"Di sini ketopraknya paling enak tahu, Om. Aku sering banget makan di sini."

"Hmm," hanya itu tanggapan Arlan.

Greta mencebik kesal dalam hati, selanjutnya dia memilih diam karena Arlan tampak sibuk dengan ponselnya. Sungguh keterlaluan omnya yang satu ini, mengabaikannya hanya karena sebuah benda pipih itu. Padahal kan menarikan Greta kemana-mana.

"Pasti lagi chatingan sama pacar, ya?" celetuk Greta.

Arlan menaikan satu alisnya. "Kalau iya, kenapa?"

"Serah deh Om, aku laper," kesal Greta sambil memainkan sedotan di gelasnya.

Tanpa dia sadari satu sudut bibir Arlan terangkat. Dan tanpa Greta sadari pula kalau dari tadi omnya mencuri gambar lewat kamera ponselnya. Entahlah, Arlan sepertinya sedikit gila. Karena tertarik pada keponakannya sendiri.

Tidak lama kemudian ketoprak pesanan mereka datang juga. Arlan memasukan ponselnya ke dalam saku lalu menikmati hidangan di depannya.

"Enak kan, Om? Gak salah kan selera aku? "

"Lumayan."

"Mahal amat si itu suara," gerutu Greta

Lagi-lagi Arlan tersenyum. Menampakkan lesung pipinya. Tentu saja tanpa sepengetahuan Greta.

***

Tidak berapa lama mereka beranjak dari tempat makan itu, setelah selesai menandaskan makanan di piring masing-masing. Tapi Greta belum mau pulang, tiba-tiba saja dia kepengin makan es krim. Bukan tiba-tiba si sebenarnya, setiap kali makan diluar Greta pasti mampir di kedai eskrim yang tidak jauh dari tempat mereka makan tadi.

"Om, kita beli es krim dulu yuk! Dideket sini ada kedai es krim yang ramai banget kalau malam minggu begini."

"Kamu belum kenyang?" Arlan mengerutkan keningnya. Badan si boleh kecil, tapi kalau soal makan Greta jagoannya, apalagi ini cuma sekedar es krim.

"Kalau cuma es krim mah kuat, Om! Lagian baru jam delapan, mau ngapain juga di rumah, kan?"

Arlan hanya menggerdikkan bahu, tanda kalau dia ikut saja ke mana Greta pergi.

Mereka berjalan ke arah kedai es krim yang terlihat cukup padat. Bahkan Arlan tidak yakin kalau mereka akan mendapatkan tempat duduk.

"Itu ramai banget, Gre! Yakin mau ke sana?"

"Kita gak usah duduk di dalam, Om. Kita duduk di bangku sana. Om kesana aja, nanti aku nyusul."

"Oke."

"Om mau es krim apa?" tanya Greta sebelum melanjutkan langkahnya.

"Gak usah, kamu aja," jawab Arlan tanpa berbalik. Dia berjalan ke arah bangku yang tadi Greta tunjuk.

Setelah mengantre beberapa saat, akhirnya Greta mendapat es krim yang dia mau. Dia pun melangkah ke arah Arlan yang lagi-lagi sedang asik dengan ponselnya.

"Om mau ngapelin pacar, ya?" tanya Greta sambil menyendok es krim cokelat dalam cup yang baru saja ia beli.

"Sok tau kamu," jawab Arlan datar sambil memasukan ponselnya ke dalam saku.

"Ya secara gak mungkin orang kaya Om ini nggak punya pacar, kan?"

"Maksudnya kaya om gimana?" tanya Arlan dengan tatapan mengintimidasi. Sampai Greta harus bersusah payah menelan eskrimnya.

"Em-ya gitu, Om itu kan ke-ren. Gak mungkinlah kalau masih jomblo?"

"Kalau kamu?"

Greta mengernyit mendapat pertanyaan balik itu. "Aku? Maksudnya? Aku udah punya pacar belum, gitu?"

Arlan mengangguk.

"Om kaya gak kenal bunda sama oma. Mana boleh aku pacaran sebelum lulus kuliah?"

"Dan kamu ikutin larangan mereka?" tanya Arlan seolah tak percaya.

"Iya, aku kan anak dan cucu berbakti, Om," cengir Greta.

Entah kenapa Arlan bersyukur dalam hati mendengar pernyataan itu. Dia sepertinya benar-benar melupakan fakta kalau Greta ini adalah keponakannya.

Greta yang merasa ditatap begitu intens oleh Arlan merasa agak risi. Apalagi tatapan itu datar dan tanpa ekspresi.

"Om!"

Arlan tersentak mendengar suara itu. Dia sampai tidak sadar kalau dari tadi terpesona dengan wajah manis milik Greta. Sepertinya Arlan bisa diabetes kalau berdekatan lama dengan keponakan cantiknya ini.

"Pulang yuk! Aku capek," kata Arlan yang melihat es krim di tangan Greta sudah habis. Tapi Greta malah hanya mematung.

"Udah ayo pulang," kata Arlan lagi karena Greta tak juga berdiri.

"Iya, iya."

Keduanya pun berjalan ke rumah sambil mengobrol ringan. Walaupun tetap saja wajah Arlan tampak datar. Kadang terlihat ingin tersenyum tapi entah kenapa sekuat hati ia tahan. Sampai Greta kesal sendiri melihatnya.

***

"Om itu kalau mau senyum ya senyum aja. Pelit amat si sama senyum Doang?"

"Senyumku itu mahal, Gre. Hanya orang-orang yang aku sayang aja yang bakalan aku beri senyum."

"Berarti, aku harus bikin Om sayang sama aku dulu, baru Om bisa tersenyum? "

Arlan menghentikan langkahnya dan menatap tajam ke arah Greta.

"Loh bener, kan?"

"Iya," jawab Arlan datar, lalu memilih masuk ke dalam rumah terlebih dahulu.

Greta hanya menghentakan kakinya sebal. Dasar om ganteng yang kaku!

©©©

Yang suka bisa tinggalkan bintang. 😘😘

Happy reading ....

I LOVE YOU, OM! (COMPLETED)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin