Ch. 2 #Orange

240 34 6
                                    

ORANYE

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ORANYE.

Matahari pagi itu terlihat cerah. Warnanya oranye, sangat indah. Aku bahkan tidak tahan untuk tidak mengabadikannya di kamera smartphone-ku.

Aku mulai bertingkah seperti anak-anak jaman now. Cekrek cekrek, mengambil selca tanpa henti. Irene-noona yang sibuk memasak bahkan sampai memandangku dengan heran.

Ya ampun, memalukan sekali Kim Junmyeon!

Aku menghampiri Irene-noona. Aroma makanan yang dimasaknya menarikku hingga ke meja makan. Jayuk bokum dan japchae, kebetulan sekali itu makanan favoritku.

"Kau masih hangover, Junmyeon-ah?" tanyanya.

Aku menggelengkan kepala. "Tidak terlalu."

"Kau sering minum?"

Aku menggeleng lagi. "Yang semalam itu pertama."

Ia kelihatan terkejut.

"Apa kau belum legal?"

Aku tertawa kecil. "Aku seratus persen legal, Noona. Kau bisa lihat KTP-ku. Aku hanya belum pernah minum sebelumnya," jawabku.

Ia ber-oh ria setelah mendengar perkataanku.

Aku paham aku ini baby-face, maafkan ke-narsisanku, tapi aku tidak semuda itu. Alasan aku tidak meminum alkohol sebelumnya bukan karena aku masih belum legal, tapi karena tidak ingin saja. Dan tentu saja, Mom dan Dad akan murka kalau melihatku minum-minum. Untung saja aku sekarang sedang jauh dari jangkauan mereka. Aku tidak bisa membayangkan betapa marahnya mereka kalau mereka tahu aku telah mencoba untuk minum.

Aku hanya penasaran, Mom, Dad. Oke, maafkan anakmu yang masih labil ini. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Lagian rasa alkohol itu tidak enak kok. Aku sampai bingung sendiri kenapa orang-orang begitu menggilainya.

Irene-noona menghentikan suapan japchae-nya. "Terima kasih telah menemaniku semalam."

"Anytime," balasku yang masih sibuk mengunyah daging pada jayuk.

Pagi itu dihabiskan dengan kami yang saling bertukar cerita. Lebih banyak dia yang bercerita sih sebenarnya. Tentang bagaimana kuliahnya, pekerjaannya. Ia tidak banyak membahas tentang kehidupan asmaranya, terlebih kejadian malam itu. Padahal aku penasaran sekali.

Setelah kami selesai makan dan aku hendak beranjak keluar untuk bersiap ke kampus, Irene-noona mengorek isi tasnya. Ia lalu menyerahkan sebuah kartu nama padaku. Bukan kartu namanya, tapi tempat kerjanya. Ia bilang ia bisa ditemukan di sana kalau aku mencarinya.

Darxxxnite Club, itu yang tertera di dalamnya.

Jadi semalam itu aku memang tidak salah dengar. Ia memang bekerja di club. Salah satu club paling populer seantero Kangwon. Kalau seperti ini, mungkin Irene-noona benar-benar sedang mengalami masalah finansial. Jadi ia dengan suka rela menerima tawaran pekerjaan di sana.

Noona Next Door [SuRene]Where stories live. Discover now