Ch. 3 #Yellow

235 39 6
                                    

KUNING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KUNING.

Gelang di pergelangan tangan Irene-noona beradu dengan meja bar dan menghasilkan dentingan indah.

Well, sepertinya ia tidak paham masudku.

"Maksudku, bekerjalah denganku. Aku janji akan membayarmu dengan baik."

Ia tertawa sejenak. "Tidak perlu, Junmyeon-ah," tolaknya. "Pekerjaan ini punya waktu yang cukup fleksibel untuk jadwal kuliahku. Meskipun yah, harus ku akui kalau aku tidak menyukainya. Lagipula, memangnya kau mampu membayarku?"

Aku tersentak.

Mulutku terkadang memang sok sesumbar. Harusnya aku sadar tanpa Mom dan Dad, aku mungkin sudah tidur di emperan toko, menjadi gelandangan. Irene-noona mungkin juga sudah menyadari, dari perilakuku saja sudah terlihat kalau aku ini punya ketergantungan yang amat sangat pada orang tuaku.

"Sejujurnya uang bulananku memang tidak banyak, sih," desahku dengan canggung. "Tapi aku bisa mencarikan Noona pekerjaan di tempat Dad-ku. Dad pasti akan menggaji Noona lebih tinggi dari pada pekerjaan Noona sekarang."

Aku mulai berpikir untuk memasukkan Irene-noona ke perusahaan melalui Aunt Tiff, adik Mom yang bekerja di perusahaan advertising milik Dad. Karena aku ragu kalau aku memohon pada Dad sendiri, ia akan mengabulkannya. Itu terdengar mustahil.

Dad pasti akan mulai mencari tahu dan bisa saja ia mengotak-atik hidupku yang sudah nyaman beberapa bulan ini. Serius, hidup jauh dari kedua orang tuaku setelah sekian lama membuatku antusias dan agak nyaman. Aku tidak ingin kehidupanku dicampuri mereka lagi.

Irene-noona kembali meracik minuman untuk pelanggan sembari melirikku. "Alasan kenapa aku bertahan di sini bukan karena gajinya, Junmyeon-ah. Kalau kau tanya gajinya, yah itu jelas lebih besar dari gaji pekerjaanku sebelumnya. Tapi pekerjaan ini membuatku bisa mengatur time management-ku lebih baik."

Yeah, itu benar.

Pekerjaan di bar si Seungri ini sepuluh kali lebih ringan dari pada bekerja di restoran si Sehun. Di sini Irene-noona tidak perlu menghitung uang, membuat laporan keuangan, menghadapi Nyonya besar yang selalu sinis. Ditambah masalah gaji yang lumayan. Orang normal  yang membutuhkan uang wajar kalau lebih memilih bekerja di sini.

Kalau kau tanya akupun, aku akan lebih memilih bekerja di sini dari pada di tempat si Sehun.

Lagipula aku tidak terlalu suka bocah Oh itu. Terlalu kasar dan sangat mengganggu.

[]

Tidak bisa diharapkan, cih.

Tugas kelompok tapi aku seperti mengerjakan tugas individu. Teman sekelompokku malah asyik membahas hal-hal yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan tugas kami sekarang.

"Wow, Ballad O' Fest ada lagi tahun ini," ujar salah satu anggota kelompokku yang berambut merah.

Sok keren. Dia pikir dia itu anggota boygroup apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Noona Next Door [SuRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang