✨ Sebelas ✨

1.4K 294 4
                                    

Long looong time ago setelah update terakhir kali, mianhae :)
Happy reading ya :)







"Sampai di sini dulu ya kak. Gue mau pamit, udah malem." Ucap Arum sambil menutup buku paket Fisikanya dan membereskan alat-alat tulisnya lalu memasukkannya ke dalam tasnya satu-persatu.

Wajah Leon berubah seketika, seakan tidak suka dengan ucapan Arum. Dia menahan tangan Arum yang sibuk membereskan alat tulisnya. Sehingga membuat Arum menoleh ke arah Leon yang masih memegangi tangannya.

"Hm..tapi aku eh gue ada yang belum ngerti." Leon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, jelas saja dia tidak mengerti. Daritadi Leon hanya fokus memperhatikan wajah Arum yang menurutnya sangat tidak boleh di sia-siakan sekarang ini. Selama satu jam Arum mengoceh menjelaskan rumus padanya, yang Leon hafal justru berapa jumlah tahi lalat di wajah Arum dan juga hafal berapa kali Arum bicara sambil tersenyum walaupun hanya senyum miring.

"Tadi kan gue udah tanya ke kak Leon mana yang nggak ngerti, tapi lo bilang udah ngerti semua?" Arum mengangkat sebelah alisnya. Menelisik kebohongan di wajah Leon.

"Hmm..habisnya lo jelasinnya cepet banget, gue jadi jawab 'ya..ya..' doang." kini Leon menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Oh..gue jelasinnya kecepetan ya? Sorry ya, next time gue bakal nggak cepet-cepet lagi deh. Tapi sekarang gue harus pulang." Arum perlahan melepas tangannya dari genggaman Leon.

Leon mengangguk dan tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya, "Oke"

Leon lalu mengantar Arum ke depan untuk bertemu mama dan papanya.

"Wahh udah selesai ya? Gimana? Leon pasti susah diajarin ya?" pak Aditama menyambut keduanya dengan ucapan yang biasa menyudutkan anaknya sendiri.

"Hmm, nggak kok om. Cuma yaa sedikit agak-" Arum tersenyum sambil menunduk, tidak enak untuk meneruskan kata-katanya.

"Agak lemot, pa! Iya kan? Lo mau ngomong gitu kan, rum?" sahut Leon sambil menyipitkan matanya menatap Arum.

Arum justru tekekeh mendengar ucapan Leon.

"Tolong di maklumin ya? Leon emang gitu anaknya." Ucap istri pak Aditama sambil mengusap punggung Arum pelan.

Arum mengulum senyumnya, "Iya tante, yaudah kalau gitu saya pamit pulang dulu ya tante? Om?"

"Ini kan udah malem, Arum. Biar Leon yang antar kamu ya?" Tawar pak Aditama pada Arum, tapi jelas Arum menolak karena dia sudah membawa motor sendiri.

"Nggak usah, om. Saya bawa motor kok."

"Iya nggak papa, biar nanti Leon naik ojek online pulangnya. Nggak enak anak perempuan pulang sendirian malem-malem, kalau ada apa-apa di jalan gimana?"

Arum menggigit bibir bawahnya, menimang-nimang tawaran pak Aditama padanya.

"Udah ah kelamaan, bener kata papa bahaya pulang sendirian malem-malem. Yuk!" Sahut Leon sambil merebut kunci motor yang daritadi sudah Arum gantungkan di jari kelingkingnya.

Arum terkejut melihat Leon yang bersemangat sudah mengambil kunci motor dan mengambil helmnya di belakang pintu.

Karena Arum masih diam saja tanpa menjawab ajakan Leon. Tiba-tiba Leon membuyarkan lamunannya,  "Apa kamu mau nginep aja di sini?" Ucap Leon sedikit berteriak karena dia sudah memakai helmnya.

"Ha? Ng-nggak..hmm yaudah om, tante saya pamit dulu ya?" Lalu Arum menyalami tangan mama dan papanya Leon.

"Hati-hati ya.."





A.R.U.M | JUNGRIOnde histórias criam vida. Descubra agora