✨ Dua Puluh Tujuh - New Place✨

814 152 3
                                    

Karena aku nggak PD sama grammarku sendiri, jadi walopun ini di LA aku tetep pake bahasa indonesia ya? Anggap aja mereka ngomong bahasa inggris 😁
Kalo kata-kata yang cuma 'thank u', 'sorry', etc. Mungkin tetep bahasa inggris, yang kalimat percakapan lain aku pake bahasa indonesia, thanks for ur attention

Big luvv 💕








Gedung-gedung pencakar langit dan keramaian di tengah kota Los Angles yang khas sekarang resmi menjadi pemandangan baru bagi Arum. Arum menopang dagunya sambil memandanginya kagum dari dalam taksi, sesekali mulutnya terbuka untuk sekedar mengapresiasikan kekagumannya terhadap apa yang dia lihat. Maklum baru kali ini Arum pergi ke luar negeri seperti ini.

Kesibukan lalu lintas, ramainya toko-toko barang branded, dan juga kafe-kafe itu sama sekali belum pernah dia lihat di Jakarta. Karena seratus persen pemandangan itu sangat berbeda dari kota kelahirannya.

Sampai akhirnya taksi yang ditumpanginya memasuki sebuah kawasan elit, kawasan rumah sakit St. Maria yang akan menaungi kegiatan magangnya selama tiga bulan ke depan. Dia tidak pernah menyangka bahwa Rumah Sakit yang berdiri megah dan mewah itu adalah milik dari neneknya sendiri.

Rumah sakit itu dilengkapi dengan segala fasilitas yang sangat mumpuni untuk para pasiennya ada lapangan basket, lapangan sepak bola, kolam renang, dan bahkan lapangan olahraga lainnya di peruntukkan bagi pasien yang membutuhkan perawatan dan pelatihan khusus untuk pemulihan kesehatannya.

Di sebelah kiri agak ke belakang ada sebuah asrama bertingkat yang cukup mewah yang dikhususkan untuk para perawat, pekerja rumah sakit bahkan juga dokter yang ingin tinggal di sana tentunya para dokter muda yang belum berkeluarga dan jauh dari keluarga mereka semua bisa dengan gratis tinggal disana. Arum juga akan menjadi salah satu dari mereka yang akan tinggal di sana tentunya. Rumah sakit St. Maria ini memang sangat terkenal dengan kebaikannya dalam mensejahterakan para pekerjanya demi kenyamanan pasien mereka juga.

Sebelum sampai ke asrama itu, mereka akan melewati kolam renang dan beberapa lapangan olahraga. Salah satunya adalah lapangan basket, di sana terlihat seorang pasien perempuan yang mungkin usianya masih belasan tahun dengan di dampingi seorang dokter dan perawat untuk berlatih memasukkan bola ke dalam ring. Gadis itu terlihat sangat kesulitan dalam melompat karena tubuhnya yang terlalu pendek. Persis seperti dirinya dulu.

























"Kak, janji kan tadi habis ngelatih aku basket. Kak Leon bakal mau belajar fisika lagi?" ucap Arum setelah menenggak habis air di dalam botol minum yang dia bawa dari rumah.

"Iya, tapi kamu daritadi belum masukin bola satupun ke dalam ring. Aku nggak mau lah!"

"Ihh kok gitu sih? Aku udah jago tekniknya tau! Masuk apa nggak mah nggak dinilai sama pak guru." Sahut Arum kesal dengan melipat kedua tangannya di dada dan mengalihkan pandangannya dari Leon.

"Ngambek nih? Masukin sekaliii aja aku yang ajarin, habis itu aku janji bakal lanjut belajar fisika lagi."

Lalu Arum menatap Leon tajam, "Janji ya? Awas nggak!" Arum lalu merebut bola basket yang berada dalam pelukan Leon dan memantulkannya beberapa kali sebelum mencoba memasukkannya ke dalam ring.

Leon terkesiap menatap bola yang dilempar Arum ke dalam ring tapi hasilnya tetap sama. Bolanya enggan masuk. Arum menghembuskan nafas kasar dan mengerucutkan bibirnya. Imut. Leon yang melihat itu langsung terkekeh dan segera mengejar bola itu lalu gilirannya yang memasukkannya ke dalam ring.

 Leon yang melihat itu langsung terkekeh dan segera mengejar bola itu lalu gilirannya yang memasukkannya ke dalam ring

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
A.R.U.M | JUNGRIWhere stories live. Discover now