Bab 6 : Dangerous

3.9K 340 4
                                    

Jimin mencengkeram kuat revolver di tangannya, seraya matanya menatap beberapa lembar foto yang baru saja diterimanya. Matanya berkabut, kala menyaksikan satu per satu foto di meja itu. Auranya menggelap, tatkala fokus matanya tertuju pada salah satu foto yang menampilkan sepasang insan itu berciuman.

"Apakah kalian sudah menemukan keberadaan istriku?" tanya Jimin. Sosok rupawan ini berujar datar, ia sama sekali tidak menunjukkan suatu emosi apapun.

"Sudah, tuan." ucap salah satu lelaki berjas di sana. Pengawal itu pun membungkuk singkat, seraya kepalanya menunduk. Enggan untuk bertatap-muka dengan Jimin, yang kini terlihat mengerikan dengan wajah setenang air dalam kolam.

"Bagus," ucap Jimin. Pemuda tampan ini menyeringai lebar, pandangannya tertuju kembali pada revolver yang ada digenggamannya. "Siapkan mobil dan yang lainnya! Aku ingin berangkat untuk menemui istriku sekarang juga!" perintahnya.

"Baik, Tuan." Seluruh pengawal yang ada di ruangan itu membungkukkan badan hormat, lalu bergegas pergi meninggalkan ruangan Jimin. Segera mempersiapkan segalanya, untuk menjemput pujaan hati Jimin.
**

Jungkook tersenyum lebar, sesosok rupawan itu memandangi punggung sempit kekasihnya yang tengah sibuk berkutat di dapur. Pemuda tampan ini melangkahkan kakinya lebar-lebar, berjalan menghampiri Hyeon Na yang belum menyadari kehadiran sosoknya. Ia melingkarkan sepasang lengan kekarnya di perut Hyeon Na, membuat gadis itu tersentak.

"Good morning," sapa Jungkook. Sang pangeran tampan ini menyapa, dengan suaranya yang masih serak khas orang baru bangun dari tidurnya. Jungkook meletakkan dagu lancipnya di bahu sempit Hyeon Na, mengeratkan pelukannya di perut sang pujaan hati.

"Kau lapar?" tanya Hyeon Na. Gadis ini tersenyum, kala merasakan kepala di bahunya mengangguk. Gadis cantik ini pun membalikkan badannya cepat, menghadapkan tubuh bagian depannya pada Jungkook yang masih memeluk tubuhnya dari belakang. "Kalau begitu, lepaskan pelukanmu dulu! Aku akan membawakan makananmu ke meja makan, Jungie."

"Tidak mau," jawab Jungkook dengan nada manjanya. Pemuda tampan ini menarik pinggang Hyeon Na, membawa tubuh mungil kekasihnya agar lebih mendekat padanya. "Aku masih ingin memelukmu, Kimmy."

Hyeon Na tersenyum lebar, tatkala ia mendengar Jungkook memanggilnya dengan sebutan itu. Tangannya pun memegangi wajah rupawan itu, jemari lentiknya membelai rahang tegas Jungkook dengan lembut. Jika ia boleh jujur sekarang, Hyeon Na pun sangat merindukan Jungkook.

"Jungie," Hyeon Na memanggil nama pemuda itu lirih. Matanya berkaca-kaca, kala tangannya menyentuh kedua pipi Jungkook yang menirus. Ia mengulum bibirnya sendiri, seraya sepasang matanya memandang lekat sosok tampan di hadapannya. "Maafkan aku. Maafkan aku karena telah meninggalkanmu, Jungie."

"Tidak, sayang." sahut Jungkook. Ia menggeleng, seraya mengeratkan pelukannya pada Hyeon Na. Pemuda ini mengecup sekilas kening gadis itu, lalu menatap Hyeon Na dalam. "Ini bukan salahmu. Semuanya terjadi begitu saja, sayang. Ini bukan salahmu. Jangan meminta maaf!"

"Aku mencintaimu," ujar Hyeon Na. Ia meremat kaos putih yang dikenakan oleh Jungkook, seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang pemuda itu. "Aku terlalu mencintaimu, hingga rasanya sulit bagiku untuk mencintai lelaki lain."

"Aku juga mencintaimu," sahut sang pemuda tampan. Jungkook menunduk, mendekatkan wajahnya pada gadis itu. Membiarkan hidung keduanya saling bersentuhan, seraya ia tersenyum lebar pada sesosok cantik itu. "Jangan berpaling dariku! Jangan pernah mencintai lelaki lain, selain aku! Tetap jaga hatimu untuk aku, Hyeon Na!"

"Jangan biarkan lelaki lain menggantikan posisiku di hatimu!" lanjut Jungkook. Pemuda tampan ini pun menempelkan bibirnya pada bibir tipis Hyeon Na, melumatnya dengan lembut. Seakan-akan, Hyeon Na adalah kaca yang akan pecah bila ia tidak berhati-hati.

The Devil [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang