Two

6.9K 758 31
                                    


HAPPY READING


Kyungsoo mendengus kesal pada dirinya sendiri dan ingin sekali menghancurkan seisi mobil yang ia tumpangi ini. Pria itu, Kim Jong-in, sukses menyeretnya masuk kedalam mobil, entah bagaimana bisa dia selemah ini hingga dengan mudahnya diseret oleh pria itu dan kalimat terakhir pria itu yang membuatnya berpikir keras karna sangat tidak dia pahami sama sekali. Jadi miliknya? apa dia barang?

"apa maksudmu tadi?" ujar Kyungsoo tanpa basa-basi membuka pembicaraan setelah lewat setengah jam saling berdiam diri.

"hm?" gumamnya yang masih sok fokus ke jalan dengan wajah datar yang terlihat sedang menahan sesuatu dan hal itu makin membuat Kyungsoo kesal.

"Jelaskan semuanya. Kenapa kau menyeretku dan sebenarnya apa maksud kata-katamu?" sungut Kyungsoo yang hilang kesabaran. Pria itu hanya menyeringai dan menurunkan kecepatan mobilnya.

"Sesuai dugaanku. Kau tak sabaran, kasar, kekanakan dan yang paling parah adalah, kau bodoh!" Ujar pria itu sarkas membaut Kyungsoo menggeram kesal, setidaknya pria itu beruntung tengah menyetir atau dia yang akan mengacak-acak wajah pria itu sekarang juga.

"lalu apa yang kau inginkan dari orangnya yang tidak sabaran, kasar, kekanakan dan bodoh sepertiku?"tanya Kyungsoo tajam. Tahu bahwa Pria itu bukan tipe orang yang suka berbelit-belit

"Kau." Jawabnya singkat.

"Jangan konyol tuan" ujar Kyungsoo tersenyum sinis, pria utu sudah gila ternyata.

"yang ku inginkan itu kau, jadi bisa kita menikah saja?" ujar Jong-in yang kali ini membuat Kyungsoo tersedak nafasnya sendiri walaupun detik berikutnya dia bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Namun tanpa sadar ingatanan kembali berputar kejadian beberapa tahun yang lalu saat ibunya masih hidup. Gadis itu diam dan tampak dingin sambil menatap kearah luar jendela. Ingatan tentang ibunya membuat menyeringai meratapi kebodohan ibunya.

"kekuatanku ya? Apa sampai sebegitu relanya kah melepas masa lajangmu denganku hanya karna menginginkan kekuatanku berada dalam kendalimu? Maaf tuan muda, tapi aku tidak suka dikendalikan." Ujar Kyungsoo

"ini memang sedikit menyebalkan, tapi ada istilah moíra dikaum kami dan kurasa kau juga merasakan ketertarikan yang sama." Ujar Jong-in enggan.

" Aku tak membual, dan kau harus tahu. Beberapa detik saja menyentuhmu seperti tadi, aku butuh pengendalian diri ekstra agar tidak melakukan hal yang lebih dari sekedar menyentuh dan jika aku lepas kendali maka tidak ada yang tidak mungkin bahwa kau akan berakhir telanjang didepanku " Lanjutnya saat melihat ekspresi Kyungsoo yang meremehkannya walaupun detik berikutnya terlihat semburat merah dipipi gadis itu. Hoho. . . Jong-in pikir hanya yang terpengaruh ternyata gadis itu juga merasakan hal sama. Setidaknya dia hanya perlu menghancurkan tembok yang sepertinya memang setipis kaca dan mengurungnya di dalam tembaoknya sendiri.

"Brengsek!" umpat Kyungsoo yang berusaha menelan ludahnya dengan susah payah. Jong-in tidak membalas pria itu hanya menyeringai tampak merasa menang.

"Lalu sekarang kau mau membawaku kemana?"

"Rumahku."

"YAK!" seru Kyungsoo

"satu lagi tambahan untukmu, otakmu itu parah sekali. Apa kau benar-benar ingin bergulat panas diranjangku, nona Do? kurasa tidak buruk untuk perkenalan" Kekeh Jong-in

"Diam tuan! " ujar Kyungsoo sengit dengan bibir terkatup rapat, terdengar juga suara gemletuk gigi yang saling beradi membuat Jong-in menoleh meperlihatkan seringainya pada gadis itu.

" Kau bisa memerah seperti itu ternyata, menggemaskan."

Belum sempat membalas ucapan Jong-in, tiba-tiba ponsel gadis berdering memekakan telinga dan dengan kesal menyusupkan tangannya kedalam backpack yang ia kenakan dan lansung tersenyum melihat nama yang tertera, hal itu cukup membuat Jong-in penasaran siapa yang membuat gadis ini terseyum hanya karna menerima telphone darinya.

Lacrymosa [Kaisoo GS] ✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora