Bab 4 Terima Kasih, Thomas

2.3K 88 12
                                    

"Robert?! Apa yang kau lakukan disini?!" Dominic langsung masuk dan Thomas menutup pintu kamar lalu berjaga di luar.

"Hanya mencuri waktu, Dome.... well, Chris.... kurasa sudah saatnya aku kembali dan membiarkanmu istirahat." Robert memakai sepatunya lagi dan bersiap.

"Jadi ini yang akan kita lakukan selama beberapa waktu kedepan? Mencuri waktu disana sini?" Tanya Chris yang jelas kecewa, namun dia berusaha keras untuk tidak menunjukannya.

"Aku harap aku memiliki jawaban yang kau inginkan, tapi aku harus adil. Selama acara perjodohan, aku juga harus menghabiskan waktu yang sama dengan calon jodohku yang lain. Percayalah kalau aku lebih baik menghabiskan semomen bersamamu daripada beribu momen bersama mereka."

"Tidak juga, Chris disini bahkan tidak memiliki kesempatan untuk berdansa di pesta tadi." Kritik Dominic yang tentu saja tidak bermaksud jelek.

"Dominic..." Chris merasa canggung, tapi kedua pria itu terlihat kasual dengan ucapan yang terdengar jelek ditelinga orang lain.

"Chris, aku datang kemari untuk bicara tentang strategi di acara selanjutnya bersamamu, tapi kurasa itu bisa menunggu. Hal yang paling penting sekarang adalah kalian!" Dominic tersenyum licik.

"Uh oh! Aku mulai takut kalau kau mulai tersenyum seperti itu, Dome." Robert bercanda.

"Aku bisa mengatur momen untuk kalian habiskan sedikit lebih lama lagi saat tengah malam." Dominic mengusulkan.

"Baiklah.... katakan kami tertarik.... hal apa yang kau jual kali ini Dome?" Robert berkata seperti pebisnis.

"Kau ingat taman labirin kerajaan dimana kau, aku, dan Thomas sering bermain? Well, teknisnya kau dan Thomas yang bermain karena aku lebih suka membaca buku daripada berkeringat seperti kalian. Intinya, setiap tahun mereka selalu mengganti layoutnya, tapi kita sama-sama tahu jalan pintas ke taman kecil di tengah labirin." Mata Robert terlihat jauh meski bibirnya tersenyum penuh kenangan.

"Kau ingin kami pergi kesana berdua saja? Kau sadar kalau pengawal pribadiku akan histeris dan membongkar istana ini jika perlu ketika mereka sadar kalau sebenarnya aku tidaklah berada dalam kamarku, bukan?"

"Oh ayolah.... aku sudah mendapatkan master hukum dan lisensi pengacara. Membujuk para pengawal barumu itu akan lebih mudah daripada mengambil permen dari bayi." Bangga Dominic yang entah kenapa membuat Chris merasa tidak nyaman. (Karena sejujurnya Chris merasa seperti korban agen perjalanan Second Travel yang termakan bujuk rayu iklan.)

Robert terlihat setengah tersenyum, jelas tertarik dengan ide menyenangkan itu. Malam masih panjang dan meski kakinya sakit, dia tidak ingin segera kembali ke kamarnya dan menutup kenahagiaan malam ini. "Chris? Apakah.... apakah kau mau? Menghabiskan waktu malammu dan kemungkinan besar sebagian waktu tidurmu untuk bersamaku di taman kecil tengah labirin?" Robert bertanya, rona merah di pipinya membuat dia terlihat semakin manis dan tampan.

"Kukira kau tidak akan bertanya Robert." Chris mengiyakan.

.

.

.

.

.

"Sangat indah dan tenang disini. Entah kenapa aku jadi ingin berpetualang dan berkhayal." Chris berkata ketika mereka mulai memasuki labirin. Karena kondisi kakinya, Chris harus setengah memapah Robert yang terlihat pincang di dekatnya. Bukannya Chris tidak suka tentu saja.

"Labirin ini terbilang baru karena ini didisain oleh Ayah Dominic untuk hadiah pernikahan orang tuaku. Jika urusan taman dan tanaman, House of Montiliyet selalu yang terbaik di kerajaan." Robert menjelaskan dan Chris membuat sebuah pengingat untuk mempelajari House of Montiliyet lebih rinci lain kali.

Royal Romance Side MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang