23. "Nikah ama gue, ya?"

334 27 3
                                    

Anggap mereka semua pada udah selesai kuliah dan udah punya pekerjaan yang proper, about 5 years later.

Jaehwan's POV

Di suatu sore yang cerah di Bogor.

Hari ini gue, ayah dan ibu lagi berkegiatan di teras rumah. Ayah lagi baca koran, ibu lagi nyiram tanaman, gue benerin selang. Sedih gue.

"Kamu masih sama yang lama kan a'?"

"Apanya bu?"

"Masih sama roje kan? Yang suka main kesini."

"Oh.. masih."

"Terus?"

"Apanya bu?"

"Lahhhh..... ga niat dinafkahin?"

Ya gue tau omongan ini ujung-ujungnya bakal kesini. Gue bukannya ga mau nikahin chaeng, mau banget malah. Tapi gue berniat nabung dulu seenggaknya 2 tahun lagi, gue mau finansial gue settle dulu, gue bisa lanjutin KPR gue, nyicil nabung buat beli kendaraan pribadi juga, nabung buat biaya nikah ama pasca nikah yang gue yakin bakal mengikis saldo gue dengan semena-mena.

"Iya, bu. Doain."

"Ibu sama ayah doain ga putus-putus. Kan kalian udah sama-sama kerja. Kamu malah udah mau 5 tahun kerjanya. Udah pas lah kalau menikah."

Gue ngangguk-ngangguk aja abis gue bingung mau jawab pertanyaan lebaran yang extended ini.

"Kalau kamu mikirnya mau banyak duit dulu, ya tertunda terus nikahnya. Kalau udah punya banyak duit pasti pingin punya pencapaian baru lagi. Pingin lanjut sekolah lah, pingin naik jabatan dulu lah, pingin rumah yang ini lah, kendaraan yang itu lah."

Ibu gue Roy Kiyoshi.

"Tinggal dulu tempat mertua atau tempat ibu gapapa. Itu masa-masa yang baik untuk mendekatkan diri dengan keluarga masing-masing. Roje bisa kenal ayah ibu, kamu juga bisa kenal dengan mertua mu. Kalian bisa lebih mengenal masing-masing pribadi dari orang yang paling terpecaya. Menikah itu ga hanya menyatukan kalian berdua, tapi menyatukan dua keluarga."

Garuk kepala padahal ga gatel.

"Ibu tau kamu pacaran ama dia juga ga macem-macem. Sekarang udah saatnya kamu membuktikan kalau kamu pantas ngimamin dia. Nanti kalau keduluan dikhitbah ama yang lain gimana?" Gue tertunduk lemas, meratapi kelengahan gue selama ini.

 Nanti kalau keduluan dikhitbah ama yang lain gimana?" Gue tertunduk lemas, meratapi kelengahan gue selama ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ketegasan itu mempersingkat waktu." Ayah gue menyela dan mengakhiri permainan ini dengan hasil akhir 1 - 0, dimana gue tentu saja menjadi pihak yang kalah. Apa iya ya gue ini udah dibutakan sama materi dan goals-goals rumah tangga yang biasa dipamerin masyarakat instagram? Chaeng sih belom ada ngode-ngode buat gue nikahin cepet, tapi apa iya itu artinya dia ga pingin cepet? Jangan-jangan dia nangis darah curhat sama Allah supaya gue peka?? Jangan-jangan orangtuanya udah kehilangan muka sama laki-laki baik yang izin meminta melamar dia dan mereka tolak karena chaeng nunggu gue? Kedzaliman apa lagi yang gue lakukan dan gue ga tau? Tengah malam nanti gue mau cium perut bumi.

Teman Tapi Menikah || Kim Jaehwan🌹RoseWhere stories live. Discover now