Negen

1K 151 14
                                    

Telling the truth and making someone cry is better than telling a lie and making someone smile.
In the end you will make herself more hurt by your lies...

*

Amsterdam Airport Schiphol, Netherlands

Iman sedang berbicara dengan pihak imigrasi bandara Schiphol terkait masalah visa tinggal milik Sayang yang bermasalah. Karena terburu-buru menyebabkan ia dan Sayang belum mendaftarkan pernikahan mereka di negara asal Iman yaitu Belanda. Sehingga menyebabkan Sayang tidak memiliki izin tinggal sementara atau MVV.

MVV (Machtiging tot Voorlopig Verblijf) adalah izin tinggal lebih dari 90 hari di Belanda, maka harus mengajukan permohonan Izin Tinggal Sementara (MVV) terlebih dahulu dan melalui Ujian Integrasi MVV Visa Belanda. Nah untuk kasus Sayang karena baru saja sakit dan tidak sempat mengajukan visa tinggal sehingga Martin malah membuatkan Sayang visa turis yang hanya berlaku kurang dari 90 hari, jadilah Iman pusing karena saat ini ia tidak bisa mengandalkan Martin untuk mengurusnya.
Sebab Martin harus kembali ke Singapura untuk mengurus cabang perusahaan ayahnya di sana.

Suasana bandara Schiphol terlihat sangat ramai. Bandara ini adalah bandara utama di Belanda yang terletak di selatan Amsterdam, persisnya di gemeente Haarlemmermeer.
Bandara Schiphol tidak hanya merupakan pintu masuk ke Belanda, namun juga salah satu pintu masuk utama ke benua Eropa.
Pada tahun 2013, Bandara Schiphol tercatat menempati urutan kelima bandara dengan lalu lintas penumpang terbanyak di Eropa setelah Bandara Heathrow di London, Inggris; Bandara Internasional Frankfurt di Frankfurt am Main, Jerman; Bandara Internasional Charles de Gaulle di Paris, Perancis; dan Bandara Internasional Madrid–Barajas di Madrid, Spanyol.

Dengan gelisah Iman menghubungi Jeroen, salah satu asisten kepercayaan ayahnya dengan tujuan untuk meminta bantuan agar ia terbebas dari jeratan birokrasi pihak imigrasi Belanda yang super ribet. Setelah menyampaikan keluh kesahnya akhirnya Jeroen yang sudah dekat dibkawasan bandara mengatakan bahwa akan segera datang untuk mengahandle masalah visa tinggal Sayang dan keribetan yang terjadi.

"Gimana hasilnya...? Aku bakal dideportasi balik ke Indo ya Im?" Tanya Sayang khawatir karena menyaksikan perdebatan antara Iman dan orang-orang imigrasi itu.

Iman menggenggam jemari Sayang lalu berkata dengan tenang. "Tenang aja Ay... Jeroen akan kesini sebentar lagi dan membereskan semuanya."
Padahal sejak tadi Iman nampak gelisah dan terus saja berdecak kesal namun di hadapan Sayang ia bisa bersikap tenang.

Sayang tidak puas dengan jawaban Iman karena para petugas imigrasi itu menatapnya tajam.

"Kamu tadi marah-marah gitu. Kalau tiba-tiba pihak imigrasi menyeretku untuk di kembalikan ke Indo gimana?" Kata Sayang dengan suara takut karena orang-orang imigrasi memandangnya dengan garang sejak tadi.

"Kamu dan segala keparnoanmu itu memang tidak pernah berubah bahkan setelah amnesia begini." kata Iman terkekeh dan dibalas Sayang dengan wajah manyun.
"Ay... Setelah ini aku akan mendaftarkan pernikahan kita di sini lalu memperbarui izin tinggalmu secepatnya agar kamu bebas masuk ke Belanda."

Sayang masih nampak was-was.
"Kita pulang ke Singapura aja yuk daripada dideportasi secara tidak hormat. Mbak-mbak imigrasinya wajahnya judes padahal tau aku pakai kursi roda begini." Rengek Sayang dengan manja. Entah bagaimana caranya ia bisa membuat rengekan manja seperti itu.

Seingat Sayang ini adalah pertama kalinya ia datang ke Belanda. Ia memang pernah datang ke Eropa namun ia hanya mendatangi Swiss, Perancis dan Inggris saja. Untuk datang ke Belanda sendiri sepertinya Sayang tidak memiliki alasan yang berarti. Dan saat ini ia menikahi pria Belanda berdarah separuh Indonesia yang memiliki kewarganegaraan Belanda. Seketika kepala Sayang berdenyut nyeri memikirkan kerumitan hidupnya saat ini.

Rasa Sayang Where stories live. Discover now