Satu

143 15 2
                                    

Hujan malam ini seolah menjadi saksi tangisankku malam ini.

Sunyi adalah teman terbaikku.
Hening dan kebisuan yang tercipta diruang pribadikku saat ini.

Aku benci karena terlalu berharap padamu.

Kasih sayang dan cinta yang kau sia-siakan ini.

Akankah kau dapatkan dari hati yang lain?

Malaikat yang ku pikir akan membawaku pada sebuah kebahagian.

Malah membuatku mati.
Bukan jantungku yang kau bunuh tapi hatiku.

Kenapa?
Kau membunuh hatiku dengan sangat kejam?

Kenapa?
Kau membuat cintaku yang tulus ini menjadi benci?

***

"Ishani"Terdengar suara ibu Ishani yang mengetuk kamar ishani namun tak juga ada jawaban dari ishani ibunya hanya tersenyum membayangkan Ishani hari ini pasti lelah karena sudah diner dengan Chirag kekasihnya makanya ia langsung tidur dikamarnya

" Ibu, andaikan kau tahu bahwa chirag menghiantiku bu, seperti ayah yang menghianati ibu. Maaf ibu aku tak memberi tahu ibu aku tidak ingin membuat ibu kecewa" Ucap Ishani dalam hatinya karena tak ingin isak tangisnya terdengar oleh ibunya

Flashback on

Teringat dimana hari saat Chirag akan mengajaknya diner. Ishani sedang mengacak-ngacak bajunya, kamarnya yang tadinya sangat rapih kini terlihat seperti kapal pecah.

"Ibu aku harus memakai gaun yang mana?" Ucap Ishani yang kebingungan memilih gaun yang mana untuk ia kenakan untuk diner bersama chirag

"Kamu cantik menggunakan gaun yang manapun, percaya pada ibu putri ibu ini sangat cantik" Ucap ibu pada ishani

"Ibu bisa saja, tapi ibu chirag itu suka warna merah. Aku ingin memakai gaun warna merah tapi masalahnya aku tidak punya gaun warna merah. "ucap Ishani sedih

"hemm yang putih ini cocok tidak" Ucap ishani sambil mencocokan pada tubuhnya

"Tunggu nak, Ibu sepertinya punya gaun warna merah"Ucap Ibu sambil pergi meninggalkan Ishani untuk membawa gaun merahnya

"Ini sayang gaun ibu"Ucap ibu sambil memantaskan gaunnya kepada tubuh Ishani

"Indah sekali bu gaunnya" Ucap Ishani takjub melihat gaun ibunya karena gaunnya simple,tidak terlalu terbuka dan terlihat elegan bagi yang memakainnya tentu saja ini adalah gaun kesukaan ishani

Kau tau ini adalah gaun pemberian ayah mu, ayah mu dulu memberikannya pada ibu untuk dipakai saat ibu akan pergi diner dengannya.
Setelah diner kami waktu itu cuacanya sangat tidak mendukung yang membuat kami diguyur hujan.

"Emm... memangnya kalian pergi tidak menggunakan mobil atau motor?"

"Kata ayahmu jika pergi menggunakan mobil atau motor itu cepat sampainya jadi kami jalan kaki biar kami bisa lebih berlama-lama gituh katanya"

"Ayah romantis juga yah bu"

"Romantis tapi dia orang yang tidak setia, dan ibu berharap Chirag kekasihmu itu orang yang romantis, bisa mencintaimu dengan sepenuh hatimu dan juga dia orang yang setia, menjadikanmu satu-satu nya bukan salah satunya tidak separti ayahmu" Ucap Ibu

Putri TidurWhere stories live. Discover now