far away

[ K ]

/ Tidak Bisa /

Sudah satu minggu ini Ara memang benar-benar ingin Azraq pergi dari kehidupannya. Ara menghindari laki-laki itu dengan berbagai cara apapun. Seperti sekarang, ia harus membaca novelnya di bawah salah satu meja yang berada di perpustakaan saking takutnya bertemu dengan Azraq. Kalau tidak begini, ia sangat susah untuk move on dari Azraq.

"Astagfirullah!"

Ara menaruh jari telunjuknya di depan bibirnya sembari menatap tajam Vino. Ia menarik lengan laki-laki itu agar ikut bersembunyi dengannya.

"Jangan berisik, bego. Nanti gue ketauan Azraq."

"Emangnya lo kenapa sama Azraq?"

"Gitu deh."

Satu jam berlalu, mereka berdua masih berada di bawah meja. Karena perpustakaan dingin, jadi mereka nyaman-nyaman saja berada di sana. Seharusnya, Vino sudah bisa keluar dari bawah meja itu dari 50 menit yang lalu, tetapi laki-laki itu masih nyaman pada posisinya karna bisa menatap wajah Ara sepuasnya.

"Astaga!" kini giliran Ara yang kaget karena Vino, "kok lo masih di sini?"

"Takut ketauan Azraq."

"Kenapa jadi lo yang takut?"

"Lah, iya juga."

Ara dibantu oleh Vino keluar dari tempat persembunyian mereka. Suara deheman keras terdengar dari belakang tubuh mereka, membuat keduanya berbalik menatap orang itu. Ara meringgis kecil sedangkan Vino tersenyum tipis.

"Ngapain lo berduaan sama cewek gue?"

Laki-laki itu menarik kerah baju Vino. "Gue tanya, ngapain?"

Ara sempat memutar bola matanya kesal sebelum menarik lengan laki-laki itu. "Azraq."

Azraq menghempaskan kerah baju Vino, membuat laki-laki itu terhuyung ke belakang. "Pergi lo."

Ara menatap Azraq yang berada di sampingnya. "Gue udah bilang, pergi dari hidup gue."

"Nggak segampang itu lo bisa ngusir gue dari hidup lo," Azraq mengusap pipi Ara lembut, "karna lo, nggak bisa berenti cinta sama gue."

Air mata Ara mengalir. Ia benci. Ia benci dengan perasaannya pada Azraq tidak mau hilang. Mengapa ia harus mencintai laki-laki yang selalu membuatnya sakit?

Ia benci karna tidak bisa berhenti mencintai Azraq.

17/5/18