prolog

6.5K 154 1
                                    

"Arya... Anya... sini turun nak.. ada tamu," teriak seorang wanita.

Kedua remaja yang dipanggil pun turun dari kamarnya dengan ogah ogahan.

"Kenapa??" tanya Gadis kecil berkulit pucat yang bernama Anya tersebut.

"Sini ada sahabat mama pengen ketemu kamu," jawab Mamanya.

Kedua remaja itu menghampiri mamanya dan duduk di pangkuannya.

"Ini anak kamu Ken??" tanya seorang wanita dengan seorang remaja laki laki di pangkuannya.

Kenya mengangguk.

"Arsha, kenalan yuk sama anak tante Kenya," ajak mamanya.

"Nanti," jawab anak itu sambi terus melirik anak yang bernama Anya itu.

"Maaf ya Ken, Gra anakku emang irit banget ngomongnya," kata pria yang ada di sebelah wanita itu.

"Iya Ka. Sama kayak Anya," jawab papa Anya sambil mengelus kepala Anya.

"Masa sih Gra??" tanya wanita tadi.

Agra mengangguk.

"Shen masak yuk.. kangen masak sama kamu," kata Kenya.
Shenya hanya tersenyum.

"Jangan dong ma. Aku masih mau tidur di pangkuan mama," rengek Arya yang mempunyai mata sipit itu.

"Apaan sih?" tanya Anya yang sekarang sudah berdiri dan menggandeng tangan kembarannya. Mereka sudah berdiri dan akan keluar rumah.

"Anya.. Arsha diajak dong," kata Kenya.

Anya memberhentikan langkahnya sehingga Arya menabrak pungungnya.

"Mata lo mana??" sarkas Anya pada kakak kembarnya tanpa menoleh belakang.

"Lo kali kalo berhenti gak bilang," jawab Arya tak mau kalah.

Semuanya tertawa melihat itu. Anya melirik Arsha yang masih menatapnya dengan menggunakan sudut matanya.

"Ikut gak?" tanya Anya datar.

Arsha tidak menjawab, dia langsung saja mendekat ke Anya.

"Ma, taman belakang," pamit Anya.

Mereka bertiga melangkah keluar rumah.

Sesampainya di taman belakang, Anya mengambil bola basket yang ada dan mulai mendriblenya. Sedangkan Arya duduk di gazebo sambil memainkan robotnya. Arsha? Dia duduk di kursi besi sambil terus memerhatikan Anya.

Anya yang melihat itu menjadi heran. Anya mengahampiri Arsha dan duduk di sampingnya.

"Ngapain lo?" tanya Anya datar, dingin, cuek tanpa melihat ke arah Arsha.

Arsha memperpendek jaraknya dengan Anya.

"Rambut lo," kata Arsha sambil mengarahkan tangannya kebelakang, menata rambut Anya yang berantakan sehabis bangun tidur.

"Parfum strawberi," batin Anya.

"Modus lo," kata Anya kemudian pergi bermain basket sendiri.

"Gak tau terima kasih," gumam Arsha.

Arsha mendekati Anya dan merebut bola itu dari Anya kemudian memainkannya.

"Kembalikan!" pinta Anya sedatar mungkin.

"Gak," keukeh Arsha.

"Kembalikan!"

"Gak."

"Kembalikan!"

"Gak."

"Kembalikan."

ALL ABOUT USDonde viven las historias. Descúbrelo ahora