One day In Oxford

3.7K 246 6
                                    

YANG BACA KALAU GAK MAU KOMEN  VOTE DONG JANGAN JADI SIDER DOANG :'V
SAYA PENGEN JUMLAH VOTE SAMA JUMLAH READER SELISIHNYA GAK BEDA JAUH. :V
SAYA NGGAK MEWAJIBKAN KALIAN KOK CUMA MAKSA AJA :P

JADILAH SIDER YANG BERMANFAAT !
😝

Disclaimer :
Kuroko no Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Genre : Famiy, Romance, fluff

Rating : T

Original story by Miichan
Apabila terdapat kesamaan semua hanya kebetulan dan ketidaksengajaan semata.

Warning :
Shounen ai
Out of Character
Future / AU
Mpreg

.

.

.

Angka menunjukkan pukul 06.00. Jam digital diatas nakas berbunyi dengan keras, membuat seseorang yang masih bergelung di bawah selimut tempat tidur yang ada di samping benda itu bergerak dengan gelisah. Tangan putih terulur memencet tanda off pada benda yang telah membangunkannya. Setelah yakin nyawanya terkumpul pemuda berambut merah itu bangkit dari tidurnya. Terlihat rambutnya masih mencuat ke berbagai arah akibat bergesekan dengan bantal ketika dia tidur. Satu kuapan lolos dari bibirnya. Kemudian merenggangkan otot-otot tubuhnya.

Terdengar suara ketukan dari luar kamar. Kemudian suara lembut dan menentramkan jiwa menyapa indra pendengarannya.

"Sayang, Bangunlah. Sudah waktunya sarapan."

"Ha'i, aku akan segera keluar." Jawab si pemuda itu kepada orang yang memanggilnya.

Setelah merasa langkah kaki mulai menjauh. Diapun turun dari ranjang besarnya untuk mandi sebelum sarapan.

Tak butuh waktu lama bagi seorang laki-laki untuk mandi. Hanya butuh 20 menit termasuk berpakain. Rambut ajaibnya kini juga sudah tertata dengan rapi tidak seperti saat dia baru bangun tadi. Si pemuda tampan itu sudah keluar dari kamarnya untuk menuju ruang makan.

Kebetulan letak meja makan berada persis di sebelah dapur, dilihatnya orang yang sangat dia sayangi masih sibuk dengan masakan, apron masih setia membalut tubuh mungilnya .

Seseorang dengan berambut biru muda yang terlihat sangat indah dimatanya. Dengan langkah agak dipercepat dia menuju orang itu. Setelah sampai, dipeluknya tubuh mungil itu dari belakang. Dagunya di sandarkan pada pundak. Merasakan kehangatan tubuh yang selalu memberikan ketenangan dalam pelukannya. Menghirup aroma manis vanilla yang menguar menentramkan hatinya.

Dapat dirasakan belaian kasih di kepalanya. Dan kecupan sayang di pipinya. Lalu di sambut dengan ucapan selamat pagi. Senyum malaikat menyempurnakan paginya.

"Ohayou."

"Ohayou." Ucapnya. Kemudian kecupan di pipi sebagai balasan kecupan sebelumnya.

"Duduklah, ayahmu sebentar lagi akan menyusul." Nada lembut dan penuh kasih mengalun dengan merdu.

"Tapi aku masih ingin seperti ini, aku rindu dengan Okaa-san." Tukasnya dengan manja dan semakin mempererat pelukannya. Wajahnya semakin dibenamkan di perpotongan leher orang yang sudah sembilan belas tahun ini menjadi ibunya.

Mendengar rengekan manja dari sang putra membuatnya maklum, mereka memang jarang sekali bertemu. Pasti anaknya ini sangat kesepian. Apalagi dia anak tunggal.

Red Life Where stories live. Discover now